Sesuai dengan kalimat yang disampaikan salah satu Mahasiswi pada Yasmin, Yasmin kini telah berada ditempat yang dimaksud.
Yasmin melihat sosok tegap dengan memakai jaket lengkap dipakai menutupi kepalanya, Yasmin mendekat perlahan dan menyapanya dengan tenang.
"Ada apa Kevin ?"
Sosok tersebut berbalik perlahan dan terdiam menatap Yasmin, Yasmin mengernyit saat tahu sosok tersebut bukanlah Kevin.
"Mana Kevin ?"
"Seperti yang lo lihat gak ada Kevin disini."
"Lalu ?"
"Gue memang yang panggil lo."
Yasmin menggeleng, tak mengerti dengan tujuan Leon, padahal Yasmin dengar jelas nama yang disebutkan tadi adalah nama Kevin bukan Leon.
"Kalau gitu aku permisi."
"Kalau lo pergi masalah lo gak akan selesai."
Yasmin mengurungkan niatnya untuk pergi dari Leon dan kembali menghadap padanya.
"Masalah apa, aku gak punya masalah."
"Masalah lo, Kevin dan teman-teman gue."
Yasmin mengernyit, Yasmin tidak memiliki masalah apa pun dengan orang-orang yang disebutkan Leon.
"Gue yakin, Kevin beneran suka sama lo."
"Aku gak mau tahu tentang itu."
"Tapi semua sudah tahu jadi lo juga harus peduli."
"Gak ada yang peduli juga sama aku."
"Ya memang lo siapa sampai semua orang harus peduli sama lo."
"Ya udah terus untuk apa aku disini, gak penting juga kan ?"
Yasmin berpaling dan melangkah pergi dari Leon, gak ada yang harus dia pedulikan dengan semua yang dikatakan Leon.
"Gue suka sama Sisi."
Ucap Leon dengan lantang, Yasmin membulatkan kedua matanya dan terdiam seketika di tempatnya.
"Lo bantuin gue dekat sama dia dan gue akan pastikan semua mulut-mulut rese itu akan diam selamanya."
Yasmin menggeleng, jika pun memang mulut rese itu berhenti mengejek dirinya, sudah pasti mereka akan berbalik mengejek Cessillya karena dekat dengan Leon.
"Gue janji sama lo Yas, asal lo mau bantu gue untuk keinginan gue."
Yasmin memang bisa sedikit percaya pada sisi baik Kevin tapi apa Leon juga memiliki sisi baik itu untuk dekat dengan Cessillya.
"Lo pegang kata-kata gue Yas, Sisi akan baik-baik aja sama gue."
"Gak ada yang bisa dipercaya."
"Kenapa lo bisa mencoba dekat sama Kevin, itu karena lo percaya kan Kevin baik."
"Ya itu beda."
Yasmin kembali berbalik dan menghadap Leon.
"Kevin memang beda, sejak aku dan Sisi masuk di Kampus ini dan masuk di kelas kalian, Kevin gak pernah aneh-aneh, sekali pun kamu dan yang lain rese tapi Kevin enggak, dia fine fine saja sama aku dan Sisi."
Leon menggaruk kepalanya yang tak gatal, memang benar Kevin adalah satu-satunya bagian dari Leon yang gak banyak tingkah kecuali memang ada yang sengaja mengganggunya.
"Benar kan, kamu pasti sadar dengan itu."
"Iya, gue sadar, tapi gue .... "
"Sudahlah, gak perlu dijelaskan semuanya sudah jelas, memang cuma permainan kan."
"Beri gue waktu 2 bulan, lo bisa nilai sendiri."
"Apaan sih ?"
"Kalau dalam 2 bulan gue bisa jaga Sisi, lo harus bolehin gue dekat sama dia."
"Lalu ?"
"Dan kalau dalam waktu itu terjadi hal buruk sama Sisi, lo boleh tuntut apa pun dari gue."
Yasmin menatap Leon bingung, gak mengerti dengan apa yang ada dalam fikirannya saat ini.
Jelas dia memiliki Geovani dan kenapa bisa dia bilang suka sama Cessillya.
"Gak masuk akal."
"Mulai besok lo akan aman dari semua ejekan terhadap lo tapi lo juga bantu gue agar dekat sama Sisi."
"Lalu wanita tercinta mu itu ?"
"Dia urusan gue, lo gak perlu ikut campur."
"Ya sudah sama saja, Sisi juga urusan aku jadi aku harus ikut campur."
"Euuuh lo tuh ya."
"Tahu ah berisik, gak bisa mikir aku, ini semua gak masuk akal."
"Kita lihat saja besok, lo akan tenang berada di Kampus ini."
"Terserah."
Yasmin berlalu meninggalkan Leon tanpa peduli lagi dengan kata-katanya.
Yasmin kembali ke kelas saat tahu jika Cessillya tak lagi berada di kantin.
Cessillya menatap kedatangan Yasmin ke kelas sampai duduk di sampingnya, Yasmin berusaha tenang karena sadar dengan segudang pertanyaan Cessillya.
"Itu siapa Yas yang pakai baju hitam ?"
Cessillya menunjuk ke arah Kevin yang sedang ngobrol asyik dengan kawannya.
"Kevin."
"Waktu kamu pergi, aku langsung ke kelas dan sejak saat itu juga Kevin ada disini, terus kamu kemana .... ketemu sama siapa ?"
Yasmin berpaling dan memejamkan matanya sesaat, benar saja pertanyaan itu keluar dari mulut Cessillya.
"Yasmin ?"
"Iya .... apa .... kenapa ?"
"Gak jelas banget."
"Iya itu tadi aku cariin ruangan basket tapi gak ketemu jadi aku lama karena harus keliling gak jelas."
"Apa sih, omongan kamu yang gak jelas."
Yasmin melirik Leon yang memasuki kelas beberapa saat setelah dirinya, Leon tampak tersenyum padanya.
Dan malang, Cessillya ternyata menyadari hal itu dan langsung mencubit kasar pinggang Yasmin.
"Aww .... ssss ish sakit ...."
"Rasakan, apa itu maksudnya ?"
"Maksudnya apa ?"
"Jangan pura-pura o'on."
"Ya aku gak tahu, tanya saja sama dia."
"Awas kamu ya, masuk lagi jebakan dia, udah cukup Kevin saja satu."
"Apa sih ahh."
Yasmin mendelik kesal pada Cessillya yang juga tampak kesal padanya, Yasmin melirik pada 8 orang disana dan melihat Leon juga Kevin tengah berbincang berdua.
Yasmin teringat dengan setiap kalimat yang Leon ucapkan padanya saat di lapang basket tadi, apa benar dengan yang dikatakannya itu.
Yasmin mengernyit melihat Kevin yang tersenyum dan mengangguk pada Yasmin, seolah menyetujui apa yang menjadi pembahasannya dengan Leon.
Yasmin menggeleng dan berpaling dari keduanya, Yasmin tak ingin peduli dengan itu.
Lebih baik Yasmin tetap dalam keadaan sekarang dari pada bisa tenang tapi diganti oleh Cessillya yang diolok-olok banyak orang.
"Kamu kenapa Yas ?"
"Enggak, aku gak apa-apa cuma sedikit pusing saja."
"Jangan bohong."
"Benar Sisi, aku cuma sedikit pusing sebentar juga sembuh pasti, tenang saja."
"Kamu sembunyikan apa lagi dari aku, kenapa kamu jadi gini sih Yas ?"
"Kenapa lagi Sisi ?"
"Kamu jadi gak jujur sama aku, kenapa .... kamu bosan berteman sama aku. ?"
"Kok kamu tanya gitu, kenapa .... kamu mungkin yang bosan berteman sama aku, iya kan ?"
"Malah balik salahin aku, ya habis .... kamu jadi sering aneh tahu gak sekarang ini."
"Aneh apanya Sisi, dari dulu juga gini."
"Tuh .... terus saja seperti itu."
Yasmin menggeleng dan terdiam tanpa menjawab lagi, Yasmin juga gak tahu harus bagaimana
Jika menceritakan semuanya juga akhir-akhirnya pasti Cessillya akan ngomel juga padanya jadi lebih baik untuk sekarang Yasmin diam saja dan kuat-kuatkan telinga untuk mendengar setiap ocehan Cessillya terhadapnya.
"Baiklah."
"Apa yang baiklah ?"
Yasmin tersenyum konyol mendengar pertanyaan Cessillya, karena tak tahu lagi harus bicara apa.