Leon dan Kevin berada dalam satu mobil yang sama, saat di Kampus beberapa hari lalu, Leon dan Kevin memiliki niatan yang sama terhadap Yasmin dan Cessillya.
Meski pada awalnya, Kevin tidak setuju tapi karena sama ingin berjuang untuk perasaannya sendiri, akhirnya Kevin pun setuju dengan Leon.
Malam ini, Leon dan Kevin akan pergi ke rumah Cessillya setelah sebelumnya Kevin menghubungi Yasmin agar mau menunggu mereka di rumah Cessillya dan tentu saja tanpa memberitahu apa pun pada Cessillya.
Setelah melewati beberapa kegiatan dalam perjalanan, Kevin memarkir mobilnya dan keduanya pun berjalan kaki menuju ke rumah Cessillya.
"Awas kalau lo gagalin rencana pendekatan gue ke Yasmin."
"Aman, lo gak percaya banget sama gue, kapan gue bohong ?"
"Ya kali saja sekarang lo mau bohong demi kesenangan lo sendiri, siapa yang tahu ?"
"Terserah lo, sudah mana rumahnya ?"
"Itu tuh, lo gak lihat itu Yasmin lagi duduk ?"
Leon melirik arah pandang Kevin dan benar saja, Yasmin tengah duduk santai di teras rumah Cessillya.
"Sendirian saja tuh ?"
"Kali mangsa lo gak di tempatnya."
"Gak beres, gimana sih."
"Mana gue tahu."
Keduanya berjalan menghampiri Yasmin yang tampak bangkit dan menyambut keduanya dengan hangat.
"Sisi mana ?"
Tanya Leon tanpa basa-basi, Kevin dan Yasmin saling lempar pandangan setelah mendengar pertanyaan Leon.
"Sisi mana .... gue tanya."
"Ada di dalam, panggil saja dia lagi makan."
"Lo saja yang panggil."
Yasmin berlalu tanpa sempat menjawab, Kevin dan Leon sama-sama tersenyum dan duduk diteras dimana Yasmin tadi menunggu mereka.
"Lo banyak amat belanja, Sisi pasti gak butuh kaya gini, dia bukan geovani."
"Sudah ah berisik, lihat nanti saja, lo juga itu belanja banyak."
"Banyak apa, cuma segini kok dibilang banyak, tuh lihat punya lo."
Ditengah percakapan Leon dan Kevin, Yasmin kembali dengan membawa Cessillya.
Cessillya mengernyit melihat Leon dan Kevin yang bangkit bersamaan.
"Apa sih Yas, gak penting ah, apaan sih, malas ah gak jelas."
Cessillya menghentakan kakinya kesal, kenapa bisa makhluk menyebalkan itu sampai ke rumahnya malam ini.
"Si, gue ...."
"Berisik, malas banget."
Cessillya memotong kalimat Leon dan pergi begitu saja meninggalkan ketiganya, Yasmin dan Kevin sama-sama terkikik melihat Leon diacuhkan oleh Cessillya.
"Apa lo berdua ketawa ?"
"Nasib lo malang bro."
"Berisik lo."
"Sudah ah diam berisik, gimana dong aku gak berani bawa kalian masuk kalau Cessillya gak kasih izin masuk."
"Ya sudah disini sajalah gak apa-apa."
Jawab Kevin kembali duduk diteras, Leon menggaruk kepalanya dengan kesal karena keadaannya.
"Lo duduk ngapain disitu."
"Nanti juga pasti keluar, tenang saja Sisi masih punya perasaan."
Leon turut duduk disamping Kevin, Yasmin berlalu untuk membawakan minuman dan beberapa cemilan.
"So baik banget bawain kaya gitu."
"Ini tamu Sisi, kamu lupa sama kesopanan .... mereka gak disuruh masuk ya sudah seenggaknya aku siapkan minum saja."
"Berisik ah ganggu selera makan saja."
Yasmin mengangkat kedua bahunya dan kembali ke luar.
"Nih minum saja dulu."
"Makasih."
Kevin tersenyum dan langsung meneguk minumannya, Yasmin mengangguk dan ikut duduk bersama dua orang tersebut.
"kalian betah tinggal di rumah kaya gini ?"
Yasmin tersenyum acuh dengan pertanyaan Leon.
"Maksud gue, kenapa gak cari yang lebih bagus."
"Sama saja gimana sih, Sisi bukan kamu, masih bisa tinggal disini juga untung dari pada jadi gembel."
"Sudahlah, lo diam berisik jangan bikin suasana keruh, mending lo baik-baikin tuh si Sisi biar lo dapat hasil."
"Bener tuh, jangan ngawur gak jelas."
Leon tak menjawab, langsung saja ngeloyor memasuki rumah tanpa permisi.
Yasmin sempat akan menyusulnya tapi Kevin dengan cepat menahannya.
"Biarkan saja, kita juga punya urusan sendiri."
"Urusan apa ?"
"Urusan hati, kenapa tanya lagi."
Yasmin menggeleng dan memakan cemilan yang tadi dibawanya.
Leon celingukan mencari keberadaan Cessillya, di rumah serba sempit seperti ini pastilah Leon tak akan kesulitan mencari Cessillya.
"Lo makan apa ?"
"Uhuk .... uhuk .... uhuk."
Cessillya seketika tersendak saat mendengar suara Leon, bagaimana bisa dia tiba-tiba ada dibelakangnya.
"Minum minum."
Leon memberikan segelas minum kemudian langsung diambil Cessillya dan langsung meneguknya habis.
"Lo gak apa-apa ?"
Tanpa menjawab, Cessillya memukul Leon dengan kerasnya.
Leon mengernyit dan menatap Cessillya kesal.
"Apa .... ngapain disini .... gak ada yang suruh masuk."
Leon tersenyum dan duduk di samping Cessillya tanpa permisi, Leon membuka makanan yang dibawanya dan mengajak Cessillya makan bersamanya.
Cessillya menggeleng melihat tingkah Leon, bertingkah sekonyol itu apa benar itu adalah Leon.
"Mau gue suapin ?"
"Makan saja sendiri."
Cessillya menyalakan TV dan fokus menontonnya.
Leon memperhatikan Cessillya yang tak peduli dengan kehadirannya.
"Ayo makan Si."
"Makan sendiri."
"Mana enak makan sendiri."
"Ya sudah makan sana diluar, ada Yasmin sama Kevin kan."
"Aku maunya sama kamu."
"Apaan sih, aku kamu aku kamu, gak jelas."
"Ya sudah kita perjelas sekarang."
Cessillya tak menjawab, mata dan perhatiannya fokus pada sinetron kesayangannya yang sedang tayang.
"Sisi."
"Hemmm."
"Suka sinetron ?"
"Hemmm."
"Apa serunya."
"Euuh."
Cessillya memukul Leon tanpa meliriknya, karena Leon duduk tepat disampingnya jadi Cessillya tak kesulitan untuk memukul Leon.
"Galak banget."
"Aku bunuh juga kamu."
"Memangnya berani ?"
"Kenapa harus takut."
"Mau gimana caranya."
"Aku kasih racun tikus."
"Hahahah ...."
Leon tertawa mendengar jawaban Cessillya, setiap kalimat yang diucapkan Cessillya terasa begitu menggelitik ditelinga Leon.
"Sisi."
"Hemmm."
"Besok jalan yu."
Cessillya mengernyit dan melirik Leon bingung.
"Kan gak ada jadwal kampus, aku juga gak ada acara jadi gak ada salahnya kita jalan."
Cessillya menyentuh kening Leon, memastikan jika Leon dalam keadaan sehat dan sadar atau bahkan waras.
"Apa sih ahh."
Leon menepis tangan Cessillya, Cessillya terkikik sendiri karena tingkahnya.
"Gimana mau ?"
Cessillya mendelik dan kembali menonton TV didepannya.
"Sisi."
"Diam ah, pusing nih nontonnya."
"Ya sudah matiin."
"Enak saja, pergi sana ngobrol sama Yasmin sama Kevin."
Leon diam dan kembali melahap makanannya, Leon ikut menonton tayangan dihadapannya dengan malas.
Berharap agar acaranya cepat selesai dan mereka bisa berbicara dengan benar tanpa harus terganggu oleh tayangan TV.
Cessillya terlihat begitu mendalami cerita TVnya, saking serius Cessillya seperti sampai lupa jika Leon berada disana.
"Nah aku bilang apa, ah bertahan mulu, tinggalin kenapa."
Cessillya ngomel karena alur ceritanya tak sesuai dengan yang diharapkannya.
"Jahat itu dia jahat, bodoh banget jadi cewek, maunya dibegoin."
Leon mengernyit melihat kekesalan Cessillya yang seolah dirinya adalah korban dalam sinetronnya.
"Ih amit-amit, kasar gitu sama cewe, euuh pecundang."
Omel Cessillya lagi, Leon semakin heran dengan sosok disampingnya, kenapa harus sampai seperti itu.