Chereads / Rumitnya Cinta / Chapter 17 - Jengkel

Chapter 17 - Jengkel

Yasmin berjalan menyusuri halaman Kampus dan panjangnya lorong untuk bisa sampai ke kelasnya, Yasmin berjalan sendirian tanpa ada Cessillya bersamanya sekarang.

Yasmin sempat ke rumah Cessillya, tapi sepertinya Cessillya sedang tidak enak badan, karena masih saja ada dalam balutan selimut hangatnya

Yasmin memasuki kelas, dan melihat 8 orang yang menjengkelkan itu, Yasmin berjalan santai ke kursinya.

Bukan tak mendengar, tapi memang Yasmin enggan mendengarkan celotehan mereka semua, Yasmin juga enggan memperdulikan tatapan mengejek yang terarah padanya.

"Sendirian saja tuh cupu satu."

Yasmin mendengarnya, Yasmin melihat dirinya sendiri, mengeluarkan cermin dari tasnya dan melihat wajahnya disana.

Ada apa dengan Yasmin, kenapa mereka terus saja mengatainya seperti itu, penampilan dan wajah Yasmin tidak terlalu buruk.

Yasmin menyimpan kembali cerminnya ketika Dosen memasuki ruangan, Yasmin memperhatikan materi yang diberikan.

Yasmin sebenarnya suka dengan Kampus ini, tapi Yasmin menyayangkan saja kenapa pihak Kampus tidak memperhatikan anak didiknya dengan baik.

Mereka membiarkan 8 orang itu bertingkah semauanya, menindas anak-anak lainnya.

Sangat tidak mungkin kalau mereka tidak mengetahui semua itu.

Yasmin melirik Kevin, entah kenapa sejak tadi Kevin terus saja memperhatikannya.

Meski Yasmin tidak melihatnya, tapi Yasmin merasakannya.

Yasmin menggeleng, masa bodo dengan semua itu, mereka tidak ada bedanya, sama saja hanya bisa membuat orang lain susah.

"Fokus Yas."

Ucap Yasmin pada dirinya sendiri, Yasmin merasa tak perlu memikirkan mereka semua.

Bukankah mereka juga tidak pernah memikirkan Yasmin.

Mereka hanya mengingat Yasmin kalau mereka sedang ingin bersenang-senang, kesenangan mereka adalah membully orang lain.

"Ada yang mau kalian tanyakan ?"

Ucap Dosen, semuanya terdiam tak menjawab apa pun juga.

"Yasmin, kemana teman kamu itu."

"Sisi sakit pak, jadi gak bisa masuk hari ini."

"Sakit atau malas."

Sahut Geovani, Yasmin menoleh dan terdiam menatapnya.

"Jangan dibela kalau memang salah."

Ucapnya lagi, Yasmin tak merespon, Yasmin kembali melihat Dosennya.

"Sakit apa dia ?"

"Cuma demam biasa pak."

"Sakit biasa kok sampai gak masuk."

Tambah Cleo, Yasmin tak peduli dengan itu, mungkin memang itu hobby mereka sejak lahir.

"Sudah sudah, kalau memang tidak ada yang mau ditanya, kita akhiri pertemuan hari ini."

Dosen lantas pergi meninggalkan ruangan, Yasmin juga turut bangkit dan meninggalkan ruangan.

"Pak Beni."

Panggil Yasmin, Dosen itu berbalik dan terdiam menunggu Yasmin sampai di hadapannya.

"Ada apa ?"

"Pak, Sisi sakit bukan sekedar bolos."

"Iya saya percaya, kamu jangan dengarkan ucapan mereka tadi."

"Bapak kenapa hanya diam saja, bapak tahu kelakuan mereka di Kampus ini seperti apa ?"

"Semua sudah mengetahuinya."

"Lalu kenapa ?"

"Karena prestasi mereka juga sangat membanggakan, sikap mereka tergantikan dengan prestasi yang ditunjukannya."

"Apa semua itu wajar, menindas sesama anak disini dianggap kewajaran."

"Simple saja Yasmin, jangan mencari masalah dengan mereka."

Yasmin terdiam, sebatas itu alasan yang didapat Yasmin sekarang.

Yasmin juga pernah mengenal orang yang prestasinya membanggakan, tapi tidak seangkuh mereka semua.

"Ada lagi Yasmin ?"

"Tidak pak, terimakasih."

Dosen mengangguk dan berlalu meninggalkan Yasmin, Yasmin menggeleng, tak mengerti dengan aturan Kampus.

Hanya karena prestasi mereka bebas berulah seperti apa pun itu.

"Yasmin."

Yasmin tersentak karena sentuhkan di pundaknya, Yasmin menoleh dan bergeser menjauh.

"Yas aku mau ...."

"Aku gak mau bicara apa pun, untuk apa kesini, tinggal saja sama teman-teman kamu."

"Kenapa kamu jadi marah sama aku, aku salah apa ?"

"Udahlah Kevin, gak usah menyibukan diri untuk mengurusi aku lagi."

Yasmin berlalu begitu saja, sekarang Yasmin benar-benar malas harus berurusan dengan mereka semua, termasuk juga Kevin.

Sampai kuliah selesai, kekesalan Yasmin tak juga menghilang.

Kevin juga terus saja mengganggunya, Yasmin sudah mengatakan kalau tak mau lagi berurusan dengan mereka semua.

"Jalan pak."

Ucap Yasmin tak peduli dengan gedoran Kevin di kaca sana, Yasmin ingin menemui Cessillya sekarang.

Taxi pun melaju untuk mengantarkan Yasmin kealamat tujuannya.

"Temannya gak diajak neng ?"

"Gak usah pak, dia bawa mobil sendiri."

Yasmin membuka ponselnya dan menghubungi Cessillya disana, berulang kali tapi tak mendapat jawaban.

"Apa Sisi tidur ya."

Ucap Yasmin pelan, ponsel itu kembali masuk tas Yasmin.

"Pak, di depan sana ada warung makan, tolong berhenti sebentar ya."

"Baik."

Yasmin mengangguk, perutnya terasa lapar sekali, Yasmin akan mampir untuk membeli makan disana.

"Silahkan."

Taxi terhenti di tempat yang Yasmin sebutkan tadi, Yasmin lantas keluar dan memesan makanan disana, fokus pada menu disana sampai Yasmin tak sadar kalau taxinya sudah pergi meninggalkannya.

"Ini mbak, ambil saja kembaliannya."

"Terimakasih."

"Kembali kasih."

Yasmin tersenyum dan berlalu setelah membayar tagihannya, Yasmin mengernyit melihat sekitar.

"Mana taxinya, kok gak ada."

Yasmin bingung sendiri sekarang, padahal Yasmin belum membayar ongkosnya, apa tidak jelas kalau Yasmin berkata hanya mampir sebentar.

"Ih .... gimana sih, kok diturunin ditengah jalan kaya gini, rumah Sisi kan masih jauh"

Yasmin menggaruk kepalanya yang tak gatal, aneh sekali taxi itu, apa dia tidak butuh uang.

"Pulang sama aku ya."

Yasmin menoleh, terdiam beberapa saat lantas menghembuskan nafasnya kesal.

Yasmin yakin, taxi itu pergi karena Kevin yang memintanya.

"Tagihannya aku bayar tadi, jadi kamu gak ada hutang."

Yasmin merogoh uang didompetnya dan memberikannya pada Kevin.

"Biar gak berhutang kan."

"Apaan sih Yas, aku maunya kamu pulang sama aku."

"Tapi aku gak mau, gimana dong, dari kemarin juga naik taxi, kenapa sekarang jadi harus sama kamu ?"

Kevin memejamkan matanya sesaat, kenapa Yasmin tidak mau mengerti dengan Kevin.

"Yas, yang bermasalah itu Leon, bukan aku."

"Terserah .... Leon atau pun kamu, sama saja"

Yasmin menghentikan taxi yang lewat, sebelum pergi Yasmin memberikan paksa uang itu pada Kevin.

"Terimakasih, ini gantinya.

Yasmin lantas pergi dengan dibawa taxi itu, Kevin meremas uang tersebut dan melemparnya begitu saja.

Kevin kesal dengan hal itu, Yasmin begitu menjengkelkan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri.

"Kamu fikir aku bakal nyerah Yas, tidak akan, lihat saja tak lama lagi kamu akan jatuh dalam genggaman ku"

Ucap Kevin penuh keyakinan, Kevin lantas kembali memasuki mobilnya.

Taxi yang ditumpangi Yasmin telah berhenti, Yasmin keluar setelah membayarnya, berjalan memasuki gang rumah Cessillya.

Yasmin memasuki rumah itu tanpa permisi, mencari keberadaan Cessillya saat ini.

"Sisi, aku beli makan, ayo makan bareng."

Ucap Yasmin, pintu kamar terbuka dan ternyata Cessillya baru siuman dari tidurnya.

"Naaah, ayo makan, aku beli dua porsi, soalnya buat kamu satu."

Cessillya tersenyum dan mengangguk, keduanya lantas duduk dan mulai menikmati makanan yang dibawa Yasmin.

Cessillya bertanya soal materi hari ini, dan juga bertanya tentang apa yang terjadi disana.