Disela waktu kosong Cessillya dan Yasmin pergi ke kantin untuk sekedar membeli minuman, keduanya duduk tenang sambil melihat banyaknya orang yang juga berkegiatan di kantin itu.
"Sisi, aku gak mau ya kamu melakukan hal seperti kemarin lagi, aku takut tahu gak ?"
"Takut kenapa sih Yas, itu udah paling benar biar mereka tahu mereka itu bukan untuk ditakuti tapi untuk dilawan."
"Sisi, kita itu baru disini dan kita belum tahu seperti apa orang-orang disini."
Cessillya mendelik kesal pada Yasmin, sejak dulu Yasmin memang selalu begitu segala sesuatu selalu dibikin takut yang jadinya malah ribet.
"Yasmin dengar, kita baru dan kita gak tahu seperti apa orang-orang disini kecuali .... ya mereka, anak-anak blagu itu."
"Sisi aku ...."
"Cukup Yasmin, semakin kamu terlihat lemah semakin kamu ditindas nantinya."
"Dengan melawan juga gak menjamin kita bakalan bebas."
Cessillya diam enggan untuk menjawab kalimat Yasmin, Yasmin melihat kedatangan 8 sekawan memasuki kantin.
Yasmin tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya saat ini bersama Cessillya setelah kedatangan Leon dan kawannya.
"Sisi, kita ke kelas yuk."
"Kok ke kelas sih, minumnya juga masih banyak Yas."
"Ke kelas aja yuk, aku udah kenyang."
"Kamu kenapa sih ?"
Cessillya melihat arah pandang Yasmin dan melihat kedatangan kawanan sombong disana.
"Kamu takut sama mereka Yas ?"
"Aku khawatir Si, aku takut kita malah terancam kuliah disini."
"Semua bisa lihat kali seperti apa mereka."
Cessillya menyeruput minumannya dengan tenang, sedikit banyak Cessillya tahu apa yang akan terjadi tapi Cessillya tak ingin memperdulikan itu semua.
Ditengah ketenangan Cessillya, tangan Zian dengan kasar menggebrak meja yang ditempati Cessillya.
Yasmin yang sejak tadi panik pun langsung terlonjak dari tempatnya.
"Duduk Yas, kamu mau kemana."
Yasmin melirik bergantian orang yang mengelilingi dirinya dan Cessillya, dengan takut-takut Yasmin pun kembali duduk ditempatnya.
"Lo mau kemana ?"
Radit merangkul Yasmin tanpa permisi membuat Yasmin menunduk dan menutup matanya, Cessillya mengernyit dan menarik tangan Radit agar lepas dari Yasmin.
"Oh dibelain, lo juga pengen .... sini sama gue aja jangan khawatir."
Satria mengikuti Radit dan merangkul Cessillya, Cessillya tak mau ambil pusing dengan hal itu, tanpa berbicara Cessillya melepaskan tangan Satria dari pundaknya.
"Udahlah, banyak lama."
Leon yang tak sabar langsung menarik tangan Cessillya tapi Cessillya menahan dirinya untuk tidak bangkit dari duduknya.
"Kamu mau apa ?"
"Ikut gue sekarang."
"Gak mau, minuman aku belum abis."
"Jangan main-main."
"Apa sih, lepas ah."
Cessillya menarik paksa tangannya dari genggaman Leon, tentu saja hal itu cukup membuat 8 sekawan itu heran pada Cessillya.
"Kalau lo gak mau ikut gue, biar teman lo yang gue bawa."
Sambung Geovani sambil menarik Yasmin dari duduknya.
"Berhenti .... lepaskan."
Perintah Cessillya dengan santai, jauh di dalam hati sebenarnya Cessillya juga khawatir dengan keadaannya saat ini tapi itu bukan alasan untuk terlihat lemah di depan orang angkuh itu.
"Jangan sentuh Yasmin, dia gak ada hubungannya dengan kekesalan kalian."
"kalau lo tahu terus kenapa lo ngeyel ?"
Cessillya menggaruk alisnya yang tak gatal, otaknya berputar memikirkan bagaimana cara agar bisa lepas dari mereka semua.
"Masih mau duduk ?"
"Ya udah .... ok .... mau bawa aku kemana memangnya ?"
Tanpa menjawab, Leon kembali menarik Cessillya.
Tanpa perlawanan lagi, Cessillya mengikuti langkah Leon dan diikuti oleh yang lain.
"Sisi."
"Tunggu."
Ucap Cessillya menghentikan langkah semuanya.
"Jangan ganggu Yasmin, biar dia disana jangan diganggu."
Leon melirik Radit yang masih bersama Yasmin dan mengisyaratkan untuk ikut bersamanya, setelah Radit menyusul, langkahnya pun dilanjutkan.
"Ya ampun Sisi, gimana ini."
Yasmin bangkit dari duduknya dan panik entah harus melakukan apa dia saat ini setelah melihat Cessillya dibawa pergi.
"Yas, makanya jangan bertingkah didepan mereka, mereka itu bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan."
Ucap salah seorang Mahasiswi yang menghampiri Yasmin.
"Lalu bagaimana .... aku harus giamana .... Sisi gimana itu."
Kepanikan Yasmin semakin bertambah saat matanya tak lagi melihat sosok-sosok itu.
Jauh disana, Cessillya dibawa masuk ke lapangan basket dibelakang Kampus.
Leon lantas mendorongnya hingga terjatuh, Cessillya memejamkan matanya sesaat setelah dirinya dikelilingi 8 orang itu.
"Bagaimana lo mau bertingkah disini, gak ada yang akan bantu lo disini."
Kalimat Geovani membuat Cessillya mengedarkan pandangannya dan benar saja tak ada satu orang pun disana yang melihat keadaan dirinya.
"Mau apa kalian sebenarnya, untuk apa aku disini ?"
"Dasar bodoh, lo fikir untuk apa."
Geovani melangkah dan berjongkok dihadapan Cessillya, mencengram kedua pipi Cessillya dengan kuat dan menatapnya penuh kemarahan.
"Lo lupa dengan yang lo lakuin kemarin ?"
Cessillya menggeleng, bibirnya tak mampu berucap akibat cengkraman kuat dikedua pipinya.
"Lo berani kurang ajar, sekarang lo akan rasakan balasannya."
Geovani mengangkat tangannya untuk menampar Cessillya tapi seketika itu Cessillya menahannya.
"Jangan pernah berani tampar aku, kamu fikir kamu siapa."
Cessillya bangkit dan menarik Geovani untuk ikut bangkit, ringisan Geovani membuat Leon melangkah dari tempatnya.
"Jangan maju .... diam disana jangan ada yang mendekat."
Bentak Cessillya menghentikan langkah Leon dan niatan semuanya.
"Lepasin gue."
"Kalau gitu biarkan aku pergi dari sini dan berhenti mengganggu aku atau pun Yasmin."
"Gue bilang lepas."
"Lepasin, lo gak dengar."
Cleo mendorong Cessillya sekuatnya hingga membuat Cessillya limbung dan kembali terjatuh.
Tanpa membuang waktu Zian menarik Cessillya dan menahannya dengan kuat.
"Lepas."
Geovani melangkah dan langsung menampar Cessillya dikedua pipinya berulang kali, setelahnya Zian kembali menjatuhnya Cessillya begitu saja.
"Lo yang harus fikir, siapa lo disini, jangan pernah bertingkah lagi atau lo akan dapat lebih dari ini."
Bentak Geovani yang kemudian menarik pergi Leon, senyuman dan tatapan mengejek, Cessillya dapat dari 6 orang yang masih berdiri dihadapannya.
Cessillya tak lagi menjawab, telinganya terasa berdengung akibat tamparan Geovani di pipinya.
"Pergi, semua udah selesai."
Ucap Radit lantas melangkah pergi dan diikuti temannya yang lain, Cessillya menatap kepergian para pecundang itu dari hadapannya.
"Manusia memuakan, pengecut beraninya keroyokan, belaga jadi pemberani padahal lemah."
Teriak Cessillya penuh amarah, langkah Kevin terhenti dan berbalik menatap Cessillya.
"Apa, mau tampar lagi, balik lagi sini."
Kevin menuruti permintaannya untuk kembali, Kevin berjongkok dan menyentuh dagu Cessillya.
"Berhenti berulah, lo akan aman kuliah disini, ini bukan main-main, wanita seperti lo dan Yasmin hanya akan jadi lelucon disini."
Kevin bangkit dan menepuk-nepuk tangannya seolah membersihkan debu karena telah menyentuh Cessillya.
"Balik ke kelas sekarang."
Ucap Kevin sambil melenggang pergi meninggalkan Cessillya, Cessillya sangat muak dengan semuanya.
"Kalian akan menyesal dengan semuanya, tunggu saja kalian akan merasakan hal yang sama."