Setelah sambungan Leon terputus, Kevin lantas menelpon kontak yang sempat dicatatnya waktu di bazar.
"Iya selamat malam."
Sambungan Kevin diterima oleh orang disebrang sana, Kevin tersenyum mendengar suaranya.
"Yasmin, benar kan spaghetti lo itu terima pesanan ?"
Kevin tak mendengar jawaban apa pun untuk pertanyaannya.
"Yas .... hallo .... Yasmin lo dengar gue ?"
"Siapa ?"
"Ini gue Kevin yang tadi beli di bazar, gue catat kontak lo tadi, oh iya Yas gue pesan dong 2 porsi tapi diantar sekarang ya."
Kevin kembali tak mendapat jawaban apa pun, Kevin mengernyit dan melihat layar ponselnya yang jelas masih dalam panggilan tapi tak ada suara dari sebrang sana.
"Yasmin, kenapa lo keberatan kalau harus antar .... ya udah biar gue yang jemput kesana, lo sharelock saja alamat lo."
Sambungan terputus tiba-tiba, Kevin bingung dengan Yasmin, padahal waktu di bazar dia sangat ramah.
"Apa ribut sama Sisi ya, jadi Yasmin dingin gitu sama gue."
Kevin terdiam entah kenapa ada sedikit rasa khawatir dalam hatinya tentang Yasmin.
Kevin menggelengkan kepalanya, menepis jauh apa yang dirasakannya.
Diperjalanan Yasmin menyalin kontak yang diberikan padanya dan mengirim pesan pada pemiliknya, sambil melangkah menuju jalan, Yamin menerima balasan pesannya.
"Gak terlalu jauh sih, 15 menit juga sampai, ya udahlah antar aja."
Yasmin langsung memesan taxi online dan harus menunggu beberapa saat sampai akhirnya taxi datang dan langsung meluncur mengantarkan pesanan.
Yasmin sebenarnya takut malam begini harus menemui Kevin sendirian, secara Yasmin memang tidak mengenal Kevin dengan baik, yang Yasmin tahu Kevin adalah kawanan dari orang yang tak punya hati.
"Silahkan bu."
Yasmin melihat sekitar dan melihat beberapa rumah mewah disana.
Setelah membayar tagihan, Yasmin keluar dan langsung mengirim pesan pada Kevin untuk segera keluar.
Yasmin ternganga melihat kemegahan rumah Kevin, rumah bertingkat 3 dengan cat dominan abu dan halaman yang begitu luas sangat membuatnya kagum.
"Besar sekali, pantas saja dia sombong rupanya seperti ini keadaannya."
Yasmin melihat Kevin keluar dari rumahnya dengan pakaian santainya, Yasmin tersenyum saat Kevin melambaikan tangan padanya.
Kevin lantas membuka gerbang rumahnya agar bisa membawa pesanannya.
"Diantar juga Yas, kirain gak bisa."
"Bisalah, kan memang terima pesanan."
Yasmin memberikan kantong ditangannya dan langsung diterima Kevin.
"Sendiri, pakai apa kesini ?"
"Taxi, sendirilah memang ada siapa lagi disini kan cuma aku."
"Iya juga sih, tadi nomor siapa yang kirim pesan ?"
"Nomor aku, yang tadi kamu telpon itu nomor Sisi."
Kevin mengernyit, pantas saja responnya sangat dingin rupanya Cessillya yang menjawab.
"Terus gimana, dia marah ?"
"Enggak, kesal dikit ga apa-apalah, ya udah pesanannya udah sampai kan kalau gitu aku minta tagihannya, aku juga harus pulang."
"Taxinya mana ?"
"Udah pergi, gak apa-apa aku bisa pesan lagi nanti didepan."
Kevin terdiam untuk beberapa saat, kemudian menatap Yasmin yang tampak gelisah ditempatnya.
"Lo tunggu disini ya, gue gak bawa uangnya."
"Oh ya udah, jangan lama ya soalnya udah malam juga."
Kevin mengangguk dan berlari meningglkan Yasmin, Selang berapa lama, mobil menghampiri Yasmin dan Kevin keluar dari sana.
"Ayo gue antar pulang."
"Gak usah, aku sendiri saja, aku minta tagihannya saja."
Tak menjawab, Kevin justru menarik Yasmin agar segera memasuki mobilnya begitu juga dengan Kevin.
"Aku pulang sendiri saja."
"Udah, gue antar pulang, lo temani gue dulu ke rumah Leon nanti baru gue antar pulang."
"Enggak .... enggak .... gak usah gak apa-apa, aku pulang sendiri saja, itu ambil saja gak usah bayar, makasih."
Yasmin buru-buru membuka pintu tapi Kevin menahannya saat akan keluar.
"Tenang lo aman sama gue."
"Aku ...."
"Gue antar lo ke rumah dengan selamat, tutup lagi pintunya."
Yasmin menutup kembali pintunya dan terdiam saat Kevin melajukan mobilnya.
Perjalanan ke rumah Leon tidak jauh, mereka hanya menghabiskan 5 menit perjalanan.
Sampai disana Kevin meminta Yasmin untuk diam di dalam mobil dan Kevin akan kembali setelah mengantar spaghetti pesanan Leon.
Leon heran melihat Kevin yang buru-buru pergi padahal waktu di telpon dia bilang gak ada teman di rumah, Leon melihat saat mobil Kevin melaju dan juga melihat sosok Yasmin dari kaca yang terbuka.
Leon mengernyit setelah beberapa saat terdiam, Leon kembali memasuki rumahnya.
"Kemana pulangnya Yas ?"
"Kebayoran lama."
"Lumayan juga, itu rumah lo ?"
"Itu rumah Sisi, tadi Sisi minta aku tidur di rumahnya jadi sekarang aku pulang kesana."
"Dia pasti mau marah-marah."
"Sisi gak pernah marah-marah sama aku. dia itu baik cuma memang orangnya keras aja kalau dikerasin."
"Tapi dia berani loh lawan Leon, dalam sejarah baru Sisi yang bisa melakukan itu."
Yasmin tersenyum dan terdiam, bergelut dengan pemikirannya sendiri.
Yasmin rasa Kevin gak seburuk seperti yang terlihat di Kampus, Yasmin bisa merasakan ketenangan dan kelembutan dalam diri Kevin.
"Yas, sejak kapan disini."
"Udah mau 2 bulan, kenapa ?"
"Kenapa pindah dari Medan ?"
"Aku mau temenin Sisi disini, dia minta aku untuk pindah kesini sama dia, ceritanya panjang, kapan-kapan aja ya."
Kevin tersenyum dan mengangguk, bukan masalah, itu juga bukan hal yang penting buat Kevin saat ini.
"Kamu disini cuma sama Sisi ?"
"Enggak, aku sama ibu."
"Oh sama ibu."
"Kevin, boleh aku tanya sesuatu ?"
"Tentu saja."
"Kamu .... eh enggak deh .... gak jadi."
"Kenapa, kok gak jadi."
Yasmin hanya menggeleng tanpa menjawab dengan pasti.
"Kenapa pergi gak minta antar cowoknya."
"Pertanyaan apa itu, cowoknya siapa, ngarang saja."
"Kok ngarang, memangnya lagi kosong ?"
"Apa sih, gak penting banget."
Yasmin menggeleng, pertanyaan Kevin sangatlah tidak penting.
"Besok ke Kampus ?"
"Iyalah, ada jadwal kan ?"
"Iya sih."
Kevin menghentikan mobilnya karena tidak bisa memasuki gang rumah Cessillya.
Kevin mengantar Yasmin menuju rumah Cessillya setelah berdebat beberapa saat karena Yasmin yang menolak diantar.
"Udah Kevin, itu rumahnya, kamu pulang aja takutnya Sisi malah tambah kesal kalau lihat kamu."
Kevin melirik rumah yang ditunjuk Yasmin kemudian mengangguk setuju.
"Ya udah, gue pulang kan lo udah aman kalau udah sampai."
"Iya."
"Ya udah, selamat beritirahat."
"Iya, makasih udah antar kesini, hati-hati."
"Ok, makasih juga spaghettinya."
"Sama-sama."
"Ya udah, bye"
Yasmin mengangguk, Kevin pun berlalu meninggalkan Yasmin dan sempat melirik Yasmin setelah berjalan cukup jauh.
Yasmin melambaikan tangan dengan senyuman dibibirnya, Kevin tampak membalas senyumannya tapi tidak lambaian tangannya.
Yasmin melangkah memasuki rumah Cessillya yang memang belum terkunci, hanya saja Cessillya sudah tertidur dan Yasmin tak ingin mengganggunya sekarang.
Yasmin terdiam, teringat Kevin yang terasa memang baik, sikapnya jauh berbeda dengan sewaktu di Kampus.
"Benarkah seperti itu kenyataannya ?."