"What? Mecca yang ngerjain? Memangnya tingkat soal yang kalian kerjakan nggak sulit?" tanya Desi.
"Iya, sulit. Kembali gue dibuat merasa menjadi laki-laki yang nggak sebanding dengan Mecca," jawab Fathur.
"Saran gue lo jangan ngerasa kek gitu, semuanya itu sama kok, terutama lo dengan Mecca. Hanya saja lo harusnya lebih bisa menghargai diri lo sendiri," ucap Desi memberi semangat kepada Fathur.
Fathur hanya bisa mengangguk dan mau istirahat, karena memang tak baik jika dipaksakan untuk tetap mengerjakan soal fisika miliknya. Ia pun makan sambil mengecek hp nya yang tertera ada pesan dari Falisha.
Sembari ingin membuka pesan Falisha, Fathur minum dan saat melihat isi pesannya, matanya terbelalak hebat sampai tersedak air minumnya.
Desi langsung terkejut dan sontak membantu menepuk-nepuk bahu Fathur.
"Lo kenapa sih? Kek terkejut gitu?" tanya Desi.