Azka mungkin tidak sadar, perkataannya yang tanpa maksud apa-apa itu justru membuat Yumna semakin merasa dirinya special bagi laki-laki satu itu.
Sementara ekor mata Azka, masih saja melirik-lirik Candy dan Devano yang tampak tertawa bersama. Azka merasa hangun di sana, tapi entah kenapa ia juga merasa berat jika harus menutup matanya apalagi jika harus meninggalkan lokasi itu.
"Eh, cacing!" Candy spontan berseru saat menemukan cacing tanah dari tanah yang digali oleh Devano.
"Kamu takut cacing?" tanya Devano pada Candy.
"Enggak, sih. Cuman rada geli aja kalau ngelihat banyak gitu."
"Cacing ini bagus buat nyuburin tanah lho," ucap Devano. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari satu-satu. Akhirnya ia melihat tanaman bunga di pinggir lapangan. "Can, ambilin bunga itu dong. Cabut dari akarnya ya," pinta Devano. Kedua belah tangannya tampak mengungkung cacing yang tadi.
"Buat apa?" tanya Candy.
"udah ambilin aja dulu. Entar cacingnya lari nih."