"Eudrie! Apa-apaan kamu! Meskipun nggak suka dengan Sea kamu seharusnya tampar-tampar dia!"
"Kenich! Kamu belum tahu saja siapa dia. Dia adalah perempuan ular. Yang bisa membius laki-laki dengan sikap sok polosnya. Apa kamu tahu siapa wanita itu? Dialah yang mengambil Banin dari aku. Banin membatalkan pernikahan kami karena dia!"
Lengkingan Eudrie tadi malam masih begitu terniang di telinga Kenich. Bukan karena dia kasihan dan simpati dengan air mata Eudrie tapi merasa nggak suka mana kala mendengar bahwa Sea gadis misterius itu sudah punya pendamping.
Entah perasaan apa yang tiba-tiba menghantui hatinya saat ini. Rasa seperti kecewa dan terluka. Seperti terkhianati tapi sama siapa.
Drtt ... drrtt
[Ya, Kek]
[Kenich, datang ke rumah sakit. Bawa baju ganti Kakek. Karena Kakek nggak pulang.]
[Kakek sudah di sini? Kok baru ngabarin?]
[Cepat ke sini anak tengik! Kakek tunggu!]
Klik!
Huft! Kenich menghembuskan napas dalam-dalam lantas segera membereskan keperluan Kakeknya.