Aaram terbangun dari tidurnya setelah merasakan sakit dibagian kepalanya tadi. Pada saat pria itu menggerakkan tangan kirinya yang terbebas dari infus,tiba-tiba tangannya seperti tertahan sesuatu dan ternyata tangan Sandra masih bertautan dengan tangannya. Sandra tertidur setelah Justin mengantarkan sarapan untuknya,karena rasa kantuk yang teramat menyerang mata Sandra. Akhirnya wanita itu terlelap sebelum memakan sarapan yang dibawakan oleh Justin. Saking ngantuknya sampai-sampai pergerakan dari tangan Aaram tidak dirasakan oleh Sandra. Wanita itu masih terlelap dalam tidurnya.
Aaram mengamati setiap inci wajah Sandra,wajah yang selalu datar dan dingin ketika menatap ke arahnya itu tanpa disadari oleh Aaram selalu dirindukan olehnya. Entah sejak kapan Sandra mampu mengisi hatinya kembali setelah beberapa bulan hatinya merasakan sakit karena sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh Sona. Ketika sedang asyik menatap dan mengelus kepala Sandra,tiba-tiba pintu ruang diketuk dan orang yang tidak disangka oleh Aaram datang menjenguknya.
"Dira" guman Aaram
Dira tersenyum melihat Aaram dan juga Sandra yang masih tertidur "Assalamualaikum" ucap salam Dira
"Waalaikumsalam" jawab Aaram
Tidak lama Dira masuk Kendra juga masuk dengan membawa sebuah parcel untuk Aaram.
"Assalamualaikum" salam Kendra
Aaram tersenyum "waalaikumsalam"
Kendra menaruh parcel di sofa karena di nakas sudah penuh dengan sarapan Aaram dan Sandra. Dira langsung mendekat kearah sahabatnya itu.
"Sandra" ujar Dira seraya membangunkan Sandra
"Eugh,Dira?" Serunya dengan suara serak khas bangun tidur.
Dira tersenyum menatap Sandra "hai,apa kabar sahabatku?" Tanya Dira sambil memeluk Sandra
"Alhamdulillah aku baik,kamu juga bagaimana kabarnya? Kenapa gak kasih kabar ke aku kalau kalian mau datang ke sini?" Tanya Sandra balik
"Kami sengaja tidak memberi kabar sama kamu atau siapapun,karena kami ingin memberi kejutan sama kalian semua." Kini bukan Dira yang menjawab melainkan Kendra
Sandra mencebikkan bibirnya,wanita itu merasa sangat diabaikan oleh sahabatnya ini.
"Setidaknya kasih bocoran gitu kalau kalian mau ke Jakarta." Ujar Sandra yang masih mengerucutkan bibirnya
"Hahaha,kamu kira kita ini sedang ujian dapet bocoran soal gitu?" Jawab Dira
Aaram dan Kendra pun tertawa karena ucapan Sandra. Di sela perbincangan mereka Sandra pamit untuk ke kamar mandi.
"Bagaimana keadaan kamu,Ar?" Tanya Dira
"Seperti yang kamu lihat,Ra. Kata dokter aku koma selama dua hari setelah melakukan operasi" jawab Aaram
"Kami doakan kamu cepat sembuh dan dapat berbulan madu bersama Sandra." Ujar Kendra dan mendapat cubitan dari Dira
"Aww,sakit mom." Rengek Kendra sambil terkekeh
"Lagian kamu sih,tapi ada benarnya juga ucapan kamu,dad. Kami ingin kalian berbulan madu setelah kamu sembuh total,Ar. Kami akan menyiapkan semuanya untuk kalian,benar kan sayang?" Ucap Dira yang disetujui anggukan dari Kendra
"Siapa yang akan berbulan madu? Kalian akan berbulan madu? Kapan?" Tanya Sandra yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tidak sengaja samar-samar wanita itu mendengar perbincangan mereka mengenai bulan madu.
"Bukan kami,tapi kalian berdua" jawab Dira santai
"What?" Sandra terkejut dengan ucapan sahabatnya itu,bagaimana dirinya dan Aaram akan berbulan madu,tidur saja mereka terpisah kamar.
"Sudah berapa bulan kehamilan kamu,Ra?" Tanya Aaram
"Sudah lima bulan" jawab Dira sambil mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit. Sandra pun ikutan mengusap perut Dira,tapi ditepis oleh Dira sendiri.
"Issh,dasar pelit" ujar Sandra
Dira masih saja tertawa melihat ekspresi dari sahabatnya itu. Wanita berhijab ini benar-benar terhibur karena keusilannya kepada Sandra. Suara pintu diketuk mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu masuk.
"Permisi,selamat pagi" seorang dokter dan seorang perawat masuk untuk pengecekan pagi ini
"Selamat pagi juga dokter" jawab Sandra
"Bagaimana tuan Aaram,apakah ada keluhan?" Tanya sang dokter
"Subuh tadi sempat mengalami sakit di kepalanya dokter." Bukan Aaram yang menjawab melainkan Sandra,Aaram hanya diam saja dan menjawab sekedarnya.
"Tensi darahnya normal,apakah anda berusaha mengingat sesuatu tuan?" Tanya dokter lagi
Semua mata menatap ke arah Aaram dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Aaram.
"Baiklah tuan,kalau bisa jangan terlalu memaksakan mengingat sesuatu karena pada saat kecelakaan anda mengalami benturan ringan di bagian kepala dan leher. Jadi,saya sarankan agar anda tidak berpikir terlalu keras supaya tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi. Biasanya pasien yang mengalami benturan ringan di bagian kepala dan leher pasien akan mengalami amnesia. Tapi,kami sangat bersyukur itu tidak terjadi pada anda tuan,kami doakan agar tuan Aaram lekas sembuh." Ucap dokter menjelaskan kembali keadaan Aaram saat ini.
"Baiklah dokter terima kasih atas penjelasannya." Jawab Sandra
"Apakah tuan Aaram sudah makan?" Tanya dokter lagi
"Belum,karena saya baru saja bangun dokter." Jawab Aaram
"Baiklah kalau begitu jangan lupa makan sarapannya dan diminum obatnya ya. Kami pamit dulu karena masih harus periksa pasien di ruangan lain." Ujar kembali sang dokter sambil berpamitan
Aaram dan Sandra pun menganggukkan kepalanya "terima kasih dokter."
Dokter dan suster pun tersenyum,lalu meninggalkan ruang rawat VVIP itu. Setelah dokter dan suster keluar,Sandra segera mengambil sarapan untuk Aaram.
"Kamu makan dulu setelah itu minum obatnya." Ucap Sandra sambil menyuapini Aaram.
"Kamu sudah makan?" Tanya Aaram pada Sandra
"Aku akan makan setelah kamu makan." Jawab Sandra
Tidak ada penolakan dari Aaram,pria itu menuruti semua perintah istrinya. Sedangkan Kendra dan Dira hanya memperhatikan mereka berdua. Kendra dan Dira saling menatap,lalu mereka sama-sama tersenyum dengan kedekatan Sandra dan Aaram.
"Kamu sudah beli makanan untukmu?" Tanya Aaram lagi
Sandra menggeleng "tadi setelah Richard pergi,Justin datang membawakan makanan untukku." Jawab Sandra yang masih menyuapi Aaram.
"Justin?" Tanya Aaram
"Richard?" Suara Kendra
Semua mata menatap ke arah Kendra,mereka menatap dengan rasa bingung dan penasaran. Dira tahu siapa yang dimaksud oleh suaminya itu,orang dari masa lalu Kendra.
"Apa yang kamu maksud Richard Alvaro,San?" Tanya Kendra lagi dan dijawab dengan anggukan oleh Sandra
Seketika wajah Kendra berubah,entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Tangan Dira terulur mengelus lengan Kendra,seketika Kendra tersadar dan menatap ke arah Dira. Dira tersenyum pada Kendra sambil mengusap lengan suaminya agar Kendra tetap tenang. Helaan nafas berat terdengar keluar dari bibir Kendra.
"Apakah orang itu yang menabrak Aaram,San?" Tanya Kendra lagi
Sandra menggeleng "bukan dia orangnya" jawab Sandra yang sudah selesai menyuapi suaminya.
"Lalu siapa yang menabrak Aaram?" Tanya Dira penasaran
"Richard masih menyelidikinya" ujar Sandra
"Apa hubungannya dengan Richard,jika bukan dia yang menabrak Aaram?" Kali ini Kendra benar-benar penasaran bahkan pria itu menatap Sandra dengan sangat tajam. Sandra mengernyitkan keningnya karena tidak biasanya Kendra menatap dirinya seperti itu dan berhasil membuat tubuh Sandra menjadi panas dingin karena tatapan yang diberikan oleh Kendra.
Sandra menundukkan kepalanya,wanita itu meremas celana yang dikenakannya. Sandra sangat bingung harus mengatakan apa pada mereka.
"Richard Alvaro… Pria itu adalah kakak tiriku." Ujar Sandra dengan pelan,tapi masih dapat terdengar oleh Dira dan Kendra