Dengan berbekal foto dan alamat yang diberikan oleh sang daddy,Richard berjanji akan mempertemukan daddy nya itu dengan ibu dan adik tirinya itu. Richard juga melibatkan Justin yang saat itu masih menjadi teman satu kelasnya,Justin meminta sang ayah untuk membantu Richard. Karena ayah Justin adalah salah satu orang kepercayaan Ramon. Pencarian Amira dan Sandra dilakukan secara diam-diam,karena jika pencarian sampai Laura tahu. Wanita itu pasti akan melakukan apapun untuk menggagalkan semua rencana Richard. Richard juga meminta sang daddy untuk tidak ikut untuk bertemu dengan Amira dan Sandra terlebih dahulu karena pria itu tidak ingin timbul kecurigaan dari mommy nya.
Pada hari Sabtu Richard dan Justin beserta dua pengawal suruhan papanya mulai menjalankan rencana mereka,tujuan mereka adalah kota K. Mereka tiba di kota K pada siang hari,sebelum mereka menuju tempat tinggal Amira dan Sandra terlebih dahulu Richard dan yang lainnya beristirahat di hotel yang sudah direservasi oleh Ramon setelah itu mereka pergi untuk makan siang.
Sekitar pukul dua siang mereka menuju alamat yang sudah diberikan oleh Ramon. Ketika mereka sudah tiba di sana,dengan terpaksa mereka harus menelan kekecewaan terutama Richard,bukan ibu dan adik tirinya yang mereka temukan. Tapi,orang lain yang tinggal di rumah itu. Ternyata Amira sudah menjual rumah itu beberapa bulan lalu untuk menyambung hidupnya dengan anak satu-satunya di kota lain. Richard begitu merasakan kesedihan yang bercampur rasa kecewa saat ini. Tidak ada petunjuk satupun yang pria itu temukan,para tetangga pun tidak tahu kemana Sandra dan Amira saat ini tinggal. Dengan terpaksa Richard kembali ke hotel dimana mereka menginap. Setibanya Richard di kamar hotel,pria itu meluapkan kekesalannya pada bantal yang masih berada di atas kasur. Dengan rasa kesal yang membuncah,Richard memukul-mukul bantal tersebut dan berteriak sekencang-kencangnya. Untung saja kamar hotel yang mereka tempati kedap suara,jika tidak mungkin semua penghuni hotel bahkan Justin dan para pengawal pun sudah menerobos masuk ke kamar Richard karena mendengar teriakan itu.
"Aaarrrggg….." Richard masih saja terus berteriak dan memukul bantal dengan sangat kesal.
"Kenapa kalian pergi? Kenapa?" Lirih Richard
Akhirnya tangisan Richard pecah setelah meluapkan rasa kesal yang bercampur rasa penyesalan karena tidak menemukan Sandra dan ibunya dengan cepat.
"Seandainya aku mengetahui hal ini lebih dulu,pasti saat ini aku sudah bersama kalian." Ujar Richard di sela tangisnya
"Ibu… Sandra… Kalian dimana?"
Jika ada seseorang yang melihat Richard menangis,mungkin orang tersebut juga akan menangis karena tangisannya terdengar begitu memilukan hati bagi siapapun yang mendengarnya. Ponsel Richard terus berdering menandakan adanya panggilan masuk dari sang daddy. Ramon berkali-kali menghubungi putranya,tapi tidak ada jawaban dan akhirnya Ramon menghubungi Justin,da akhirnya Justin menceritakan semua yang terjadi. Dari situlah Ramon paham kalau saat ini Richard tidak ingin diganggu,sejujurnya Ramon juga kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mencari tahu keberadaan Amira dan Sandra terlebih dahulu.
Keesokan harinya Richard dan Justin serta dua pengawal yang selalu setia mengawal mereka pun kembali ke Jakarta. Sekitar dua jam perjalanan dari kota K menuju Jakarta,untung saja jalur udara tidak ada kemacetan jadi lancar-lancar saja,hahaha.
Ramon yang sedang berada di ruang keluarga menyambut kedatangan mereka dengan senyumannya,untung saja pada saat mereka tiba di mansion Laura sedang berkumpul dengan teman sosialitanya. Richard dan Justin segera mencium punggung telapak tangan Ramon.
"Maaf dad,aku tidak dapat menemukan mereka." Ujar sesal Richard
Ramon tersenyum menatap putranya itu "tidak apa-apa nak,mungkin belum berjodoh,daddy yakin suatu saat kita akan bertemu dengan mereka." Jawab Ramon sambil memukul pelan bahu Richard
"Lebih baik kalian istirahat,biar nanti daddy yang mencari keberadaan mereka." Lanjut Ramon
Richard dan Justin akhirnya menuruti apa yang diperintahkan oleh Ramon. Richard kembali ke kamarnya sedangkan Justin segera menuju paviliun yang ada di belakang mansion. Setelah Richard dan Justin meninggalkan Ramon sendiri di ruang keluarga,Ramon menatap lurus ke arah luar jendela dengan tatapan sendunya.
"Kalian dimana? Aku merindukan kalian,Mira… Sandra… Kalian dimana?" Lirih Ramon tanpa sadar air mata jatuh begitu saja.
Richard menatap langit-langit kamar nya,dalam pikirannya Richard selalu membayangkan jika dirinya bertemu dengan ibu dan adik tirinya. Richard juga sudah berjanji pada dirinya untuk tetap mencari keberadaan ibu dan adiknya itu,sebagai penerus tunggal dari keluarga Danuarta,Richard akan berusaha keras untuk menjadi seorang CEO. Dia juga ingin membangun sebuah perusahaannya sendiri yang bergerak di bidang IT. Jika nanti dia diangkat menjadi CEO di perusahaan kakeknya itu,pria itu berniat untuk menggabungkan perusahaan Danuarta dengan perusahaan miliknya. Richard berpikir pula kalau dirinya sudah menjadi seorang CEO maka akan mudah untuk melakukan suatu hal,bukan hanya itu Richard ingin membuat daddy nya itu bahagia jika dirinya berhasil menemukan istri dan putrinya yang entah berada dimana.
Semenjak kepulangan Richard dari kota K,pria itu terus berusaha menyibukkan dirinya untuk belajar dan mempelajari sedikit tentang perusahaan yang akan menjadi miliknya itu. Itu pun Richard lakukan supaya tidak larut dalam ingatannya ketika dirinya berada di kota K. Setelah Richard lulus sekolah pria itu pun melanjutkan sekolahnya di luar negeri demi pengembangan usaha yang sedang dijalankan oleh dirinya bersama Justin.
*Flashback Off*
Kendra menatap Richard yang masih menunduk menahan air matanya dan memberikan tisu pada Richard. Kendra menatap dengan tatapan sendu,pria itu tidak menyangka kalau temannya ini mengalami hal yang sangat berat dalam hidupnya bahkan pria itu tidak merasakan indahnya masa remaja di usianya Richard harus bekerja keras demi mewujudkan impian sang daddy,yaitu bertemu dan berkumpul dengan Amira dan Sandra.
"Lalu,bagaimana Anda menemukan Sandra dan ibunya?" Tanya Kendra
"Satu tahun setelah saya diangkat menjadi CEO di perusahaan kakek." Jawab Richard
"Apakah mereka sudah saling bertemu? Orang tua anda dengan tante Amira dan Sandra?" Pertanyaan Kendra membuat Richard kembali bungkam,karena memang mereka belum pernah bertemu.
Richard menggelengkan kepalanya "belum" jawab Richard.
Kendra mengerutkan keningnya "kenapa?" Tanya Kendra kembali.
"Ada alasan tertentu yang belum bisa saya ungkapkan" jawab Richard
Kendra melihat di wajah pria itu masih menampakkan kesedihan yang mendalam.
"Apakah ada yang sedang disembunyikan oleh Richard? Tapi,apa?" (Kendra bermonolog didalam hatinya)
"By the way,bisakah kita berbicara tidak seformal ini? Jujurly gue lebih nyaman bicara santai daripada harus bersikap formal." Tanya Kendra lagi sambil tertawa kecil
Richard menganggukkan kepala dan ikut tertawa "tentu" jawabnya
"Oke,lebih baik kita lupakan semuanya. Lalu,bagaimana hubungan lo sama Yura?"
Pertanyaan Kendra membuat Richard tersenyum getir,jika harus mengingat hubungannya dengan Yura.
"Semenjak gue lanjut sekolah di London,Yura hamil dengan pria lain. Karma is real,Ken" Jawab Richard dengan tawa yang terdengar getir.
Kendra terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Richard. Ternyata begitu banyak hal yang terjadi pada diri Richard. Sebuah karma atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Richard sudah didapatkan oleh temannya itu. Selalu akan ada hikmah dari semua pengalaman yang kita dapatkan. Selalu ada sisi positif dari semua hal yang kita lalui.
************************************************
Ugh,aku nulis part tentang Richard kok ikutan meng sedih ya…! Demi apa aku kaya ngerasain di posisi Richard gitu,ingin banget ngebahagiain daddy nya yang selama ini hanya diam diperlakukan tidak adil oleh mommy dan kakeknya. Orang yang egois tidak mampu mencintai orang lain, bahkan mereka juga tidak mampu mencintai diri mereka sendiri. (T_T)