Perjalanan membawa Daniel ketempat terpencil di dalam otaknya, lampu jalan yang hanya menyinari di satu titik aja menjadi teman pikirannya yang sedang berkelana, ada sosok perempuan di sampingnya yang sedang tertidur pulas dan rasa yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan kini seperti sangat terasa nyata adanya.
Pikiran itu berjalan ke lorong waktu dimana Daniel mendapati sang ayah sedang bermain judi tanpa memikirkan istrinya, mungkin di pikirannya kala itu adalah berjudi bisa mengusir rasa sedihnya karena beberapa usahanya yang bangkrut akibat di tipu oleh teman dekatnya sendiri.
Meskipun begitu meninggalkan anak dan istrinya bukanlah hal yang patut untu diberi kewajaran, bundanya yang kala itu tidak tahu harus kemana dan berbuat apa hanya bisa menangis meraung-raung di dalam kamar.
