Mbok Lastri mencari bapak ke kamarnya, seperti biasa dia masuk tanpa mengucap salam dan membuka pintu kamar dengan paksa.
"Dimana kuncinya?!" cetus mbok Lastri ke bapak sembari menyodorkan tangannya.
Bapak sedang dalam kondisi kurang sehat, badannya menggigil kedinginan. Kakinya yang terluka tak kunjung sembuh, bahkan semakin hari semakin bertambah lebar saja lukanya. Bapak harus rutin minum obat kalau tidak lukanya tidak akan kering dan terus meluas.
Dengan keadaan bapak yang seperti itu, mbok Lastri masih saja tidak perduli dan hanya mementingkan makanan.
"Dimana kunci lemarinya?! kamu tidak lihat anak-anakmu sudah kelaparan ingin makan?!" ketus mbok Lastri.
Dengan susah payah bapak melihat ke arah mbok Lastri.
"Kamu tidak lihat aku sakit?" tanya bapak dengan suara lemah.
"Apa urusanku? kamu minta saja urus sama anak-anak dan istri pertamamu! kamu kan tidak adil pada kami!" tukas mbok Lastri.
