Chereads / My Other Self Desire / Chapter 3 - Who Is The Killer?

Chapter 3 - Who Is The Killer?

Sohwa menutup pintu apartemen, berbalik badan dan melihat Johan menuju ke arah dapur dan mengambil bir yang ada di kulkas seperti yang biasa dia lakukan.

"Jo, apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat sangat gelisah?" Tanya Sohwa terheran-heran melihat tingkah laku Johan. Tidak biasanya dia gelisah begitu.

"Kau tau yang belakangan ini terjadi?"

"Apa yang kau maksud Johan?"

"Berita soal penguasa malam telah kembali"

"Oh itu.. aku baru saja tahu itu kemarin"

Sohwa tak tahu apa yang dimaksud Johan menanyakan hal itu padanya karena selama ini memang banyak desas-desus soal vampir namun tidak ada yang bisa membuktikan keberadaan mereka didunia. Kenapa sekarang hal ini dipermasalahkan?.

"Kau tau apa yang terjadi kemarin malam?" Tanya Johan kepada Sohwa.

"Apa yang terjadi?" Sohwa mendekati Johan yang duduk di sofa sambil meneguk bir nya seakan gugup dengan apa yang akan dia ungkapkan.

"Kau tahu semalam ada 2 mayat yang ditemukan di gang utara?" Tanya Johan.

"Itu bukan urusan kita kan? Harusnya yang mengurus ini adalah polisi setempat kan? Kenapa kita yang harus mengkhawatirkan itu sekarang?" Tanya Sohwa heran seakan tidak mengerti poin dari pembicaraan ini.

"Memang benar polisi yang harus mengurusnya. Tapi kau tahu apa yang terjadi? Ditemukan bekas taring pada kedua mayat itu. Tidak biasanya vampir membunuh mangsanya, yang biasa mereka lakukan hanya membuat mereka pingsan saja lalu meminum darah mereka. Namun sekarang terjadi pembunuhan seperti ini. Dewan tertinggi vampir sedang kebingungan sekarang karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi." Johan menjelaskan pada Sohwa seadanya seperti yang dia tahu

"Hal segawat ini terjadi? Bukannya vampir tidak boleh membunuh manusia? Bukankan itu seperti yang pernah kita janjikan ke kedutaan manusia bahwa kita tidak akan membunuh manusia?"

"Entahlah. Semuanya sedang tegang sejak kemarin malam dan aku belum memejamkan mata sama sekali. Kau tahu kan aku sebagai kepolisian vampir sangat sibuk sekarang?" Johan terdengar sangat kelelahan seperti orang yang tidak tidur beberapa malam. Walau vampir tidak perlu tidur namun mereka tetap akan kecapean secara mental jika mereka banyak pikiran.

"Ya sudah istirahatlah dulu. Lagian ini tidak ada urusannya denganku" Sohwa tidak terlalu peduli dengan urusan kepolisian karena sudah lama dia lepas tangan dari urusan kepolisian dan palingan kasus ini akan ditutup oleh dewan tertinggi vampir sebagai kasus penyerangan hewan liar.

"Hal ini lebih serius daripada dugaan kita. Kalau ini merupakan kasus pembunuhan vampir biasa, maka akan ditutup dengan tenang. Namun…" Johan terdiam sebentar sebelum melanjutkan katanya "Terdapat tulisan di dinding "Aku kembali" kau tahu kan maksudnya apa?" Sohwa mengkerutkan dahinya mendengar apa yang dikatakan Johan. Sohwa memang terlihat tidak peduli, namun jika ini menyangkut hal yang serius maka Sohwa tidak akan tinggal diam.

"Kau masih ingat kasus 10 tahun lalu? Saat kau menyelidiki kasus pasangan Bohemin? Kasus dimana satu keluarga dibantai? Suami-istri yang baru menikah di serang oleh vampir di jalanan gelap? Suami dan istri itu dihisap habis darahnya sampai kering dan diikat terbalik di tiang?" tanya Johan pada Sohwa, mengingatkannya pada kejadian 10 tahun lalu di mana Sohwa masih bekerja di kepolisian dan membantu menyelidi kasus ini. Kasus yang membawa Showa menemukan fakta menarik di dunia ini karena ternyata dunia tidak hanya ada vampir dan manusia saja. Selama 200 tahun Sohwa hidup, disekelilingnya hanya ada vampir dan manusia. bukan berarti tetua vampir tidak tahu keberadaan makhluk supernatural lain mengingat mereka hidup lebih lama dan bisa dibilang Sohwa hanya wanita dewasa di umur vampir. Di dunia ini ternyata banyak sekali makhluk supernatural seperti werewolf, penyihir, shapeshifter, monster dan demon. Walaupun mereka tidak ada di planet ini, namun tidak ada yang akan menduga jika mereka akan menembus portal yang dijaga kaum vampir selama berabad-abad.

"Apa yang belum kau sampaikan padaku? Kamu pasti menyembunyikan sesuatu kan?" Tanya Sohwa pada Johan.

"Hmm..Tapi aku mau kamu menahan emosimu. Jika kau melakukannya, aku akan mengatakannya padamu" Johan tahu jika Sohwa sangat emosian dan selalu bertindak gegabah makanya dia harus mengingatkannya terlebih dahulu.

"Tenang saja Johan, aku tidak seperti diriku yang lalu lagi.." Rasanya menyebutkan itu membuat hatiku merasakan kepedihan yang tidak terduga. 10 tahun yang lalu mengubah semuanya. Dunia tidak lagi terlihat sama.

"Baiklah, jadi mayat kedua pasangan itu mirip sekali dengan korban kasus pasangan Bohemin dan kasus-kasus lainnya. Korbannya diikat ditiang dan ada lingkaran sihir dibawahnya. Kau mengenal pola itu kan? Dan lagi ada tulisan ditembok yang menyatakan bahwa "Aku Kembali" apa kau tidak berpikir itu menandakan sesuatu?"

Johan perlahan menjelaskan teorinya pada Sohwa sambil mengecek ekspresinya. Sohwa mengerutkan dahinya, namun tidak ada yang terbaca dari raut mukanya. Itu membuatnya menjadi lebih seram karena orang yang emosian seperti dia bisa setenang itu. Apakah ini yang dinamakan tenang sebelum badai?.

"Hmm..mungkin saja ini hanya copycat" Jawab Sohwa tenang, namun Johan tidak percaya Sohwa tidak berpikir kalau ini dilakukan orang yang sama selama 10 tahun lalu.

"Bisa jadi, namun sepertinya kita harus hati-hati sekarang dan lagi takutnya akan ada korban berjatuhan selanjutnya. Belum lagi jika benar kita tidak tahu siapa vampir yang berani bekerja sama dengan penyihir gelap untuk melakukan hal tersebut. Apalagi ada dewan penguasa vampir yang biasanya mengawasi aktivitas vampir" Johan jelas khawatir jika Sohwa akan bertindak gegabah mengingat dia yang paling terobsesi dengan kasus ini.

"Seperti kau tidak tahu saja Jo, sistem bisa saja kebobolan, apalagi kalau kita tidak tahu musuh kita siapa. Dia di gelap dan kita di terang" Apa yang dikatakan Sohwa sangat masuk akal. Walau vampir populasinya tidak banyak, namun mereka cukup licik untuk menyembunyikan kejahatan mereka perbuat. Tidak ada yang tahu berapa banyak korban yang terkubur di dalam tanah oleh tangan mereka sendiri. Bagaimanapun vampir tetaplah makhluk kegelapan.

"Jika mereka ingin membuka portal dan masuk ke dimensi ini maka dunia akan semakin kacau. Dan bisa saja sistem kita akan berubah jika seperti ini" Johan sangat mengkhawatirkan nasib dunia ini, hal itu karena dia sendiri merupakan orang yang benci kerusuhan dan perkelahian. Sebisa mungkin dia akan menutup mata untuk kejahatan sepele hanya untuk cepat menyelesaikan masalah. Bukan berarti Johan tidak baik namun dia terlalu malas mengurusi urusan yang rumit. Pantas saja dia terlihat gelisah ketika datang ke rumah Sohwa.

"Kau mau kemana? kenapa kau mengemas bajumu? kamu mau pindah?" Tanya Johan bertubi-tubi pada Sohwa, membuat wanita itu kesal dengannya.

"Pertanyaanmu terlalu banyak Jo. Harus jawab yang mana dulu?" Canda Sohwa pada Johan. Mengejutkan sekali bahwa laki-laki berbadan kekar dan tinggi ini sangatlah cerewet dan menyebalkan. Tidak seperti tampangnya yang sangat macho.

"Aku ketahuan.." Jawaban singkat Sohwa membuat Johan terkejut karena temannya tersebut merupakan orang yang paling berhati-hati dalam menyembunyikan identitasnya. Bagaimana dia bisa ketahuan?.

"Apa yang terjadi? Heii!! ceritakan padaku" Johan langsung mendekati Sohwa yang duduk agak jauh dan siap untuk mendengarkan ceritanya.

"Ehhh!!! huhh..jadi begini…"