Sesampai di depan kamar, manajer membukakan pintu untuk mereka dan yang mereka dapati adalah ruangan berdebu yang sudah lama tidak ditinggali. Melihat itu sang manajer sedikit malu karena kamar ini memang sudah lama tidak dibersihkan karena ingin mereka renovasi.
"Aku akan menyuruh pelayan membersihkan kamar ini. Selagi menunggu bagaimana jika kalian ke pemandian air panas kami. Disini terkenal dengan pemandian air panasnya" Jelas manajer dengan antusias. Selagi menunggu kamar dibersihkan lebih baik menghilangkan rasa capek mereka terlebih dahulu di pemandian air panas.
"Baiklah! terima kasih infonya. Kami akan ke sana nanti" Ucap He Bin, setuju dengan saran manajer untuk pergi ke pamandian air panas. Kondisi mereka yang lelah cocok sekali berendam di onsen yang hangat untuk menghilangkan efek capek, dan melihat kondisi kamar mereka yang berdebu membuat He Bin menghela nafas panjang. Sepertinya mereka butuh waktu lama membersihkannya.
~~~
Sepanjang tapak jalan menuju pemandian air panas terlihat taman artificial yang lumayan indah dan terawat. Terlihat sejumlah orang yang memakai handuk kimono berjalan balik ke arah mereka-sepertinya mereka habis dari pemandian. Hotel ini sepertinya tempat penginapan paling banyak diminati didaerah sini terlebih lagi dengan fasilitas pemandian air panasnya. Terlepas dari daerah yang kecil namun daerah sini memang terkenal dengan tempat wisata yang sering didatangi orang untuk berlibur ataupun turis dari luar. Daerahnya memang jauh dari perkotaan yang terkenal dengan polusi udaranya. Disini jauh lebih tenang dan karena masih banyak pepohonan udaranya terasa lebih segar.
Sesampainya mereka di tempat pemandian, manajer menyuruh He Bin dan Sohwa berganti pakaian dan mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam onsen. Terdapat ruang mandi khusus untuk wanita dan laki-laki sehingga He Bin dan Sohwa pun harus berpisah.
~~~~
Sohwa yang masuk ke ruang mandi wanita melihat sekelilingnya dan disana ada beberapa wanita yang tidak memakai busana. Sepertinya ini adalah kamar mandi terbuka yang semua orang dapat menggunakannya. Tidak nyaman dengan keadaan ini, Sohwa pun segera bergegas untuk mandi. Sohwa tidak ingin melepas semua pakaiannya karena tidak terbiasa, jadi Sohwa hanya memakai pakaian dalamnya saja untuk mandi.
Beberapa dari wanita itu yang ada disini adalah wanita yang ada di lobby ketika pertama kali He Bin Dan Sohwa menginjakan kakinya di hotel ini. Termasuk wanita asing berambut pirang yang mandi di samping Sohwa.
Sedari Sohwa masuk ke ruang mandi, wanita itu terus menatapnya. Tidak mungkin Sohwa yang seorang vampir dengan indra perasa yang baik melewatkan rasa tatapan tajam wanita itu padanya. Jika dia tidak macam-macam maka Sohwa juga tidak akan menghiraukannya.
Namun sayangnya Sohwa yang tidak ingin berlama-lama disana harus mengurungkan niatnya karena sepertinya seseorang tidak pernah belajar bahwa jangan mengusik orang yang sedang tidak ingin diusik karena itu akan membangkitkan sisi gelap orang tersebut.
"Hei!! Aku Angel! Kau siapa?" Tanya wanita rambut pirang itu.
"Sohwa" Jawab Sohwa singkat seakan ingin wanita itu berhenti berbicara dengannya.
"Siapa laki-laki yang bersamamu? pacar? atau suami?" Tanpa basa-basi pun Angel menanyakan hal yang selama ini ingin dia tanyakan.
"Bukan urusanmu" Jawab Sohwa kesal.
Melihat wanita berambut pirang ini tidak berhentinya menanyakan hal pribadi kepada Sohwa, dia yang kesal pun langsung bergegas pergi tanpa menjawab. Melihat hal itu wanita berambut pirang itu langsung mengikuti Sohwa dari belakang dan tetap memaksa Sohwa untuk menjawab.
"Hei!! apa kau tidak mendangarkan ku? dia siapa mu?" Teriak wanita itu.
Sohwa yang sedang capek tambah kesal mendengar suara melengking wanita itu, dia pun berbalik dan tatapan matanya berubah menjadi berbahaya.
"Apa urusannya itu dengan mu?" Tanya Sohwa dengan nada yang kesal.
"Apa maksudmu? aku hanya penasaran saja" Jawab Angel seolah pertanyaan nya itu merupakan pertanyaan yang biasa ditanyakan ke teman.
"Penasaran? kenapa tidak kau tanyakan saja pada orangnya dia itu siapa bagiku" Jawab Sohwa ketus.
"A..apa yang kamu bicarakan?! Aku kan bertanya padamu?!" Teriak Angel.
"Berisik!! suara lantangmu itu terdengar seperti teriakan tikus terjepit tau!!" Sohwa yang sudah kehabisan kesabaran tidak lagi bisa mengontrol emosinya dan merasa sebentar lagi dia akan meledak seperti gunung berapi.
"T..tikus??!! kau menyamaiku dengan tikus?" Teriak Angel histeris.
"Iya tikus! kau adalah seekor tikus terjepit" Jawab Sohwa membuat Angel kesal
"Beraninya kamu!! kamu tau siapa aku?!" Wajah cantik Angel berubah menjadi sinis.
"Siapa kamu? Seekor tikus?" Tanya Sohwa mengejek Angel.
"Bi*ch!! beraninya kau memanggilku tikus!!" Angel yang tidak pernah seumur hidupnya dipanggil tikus dan diperlakukan dengan sangat tidak hormat pun sangatlah marah dengan perkataan Sohwa. Dia hendak menampar wajah cantik Sohwa, namun apa Sohwa akan membiarkannya melakukan itu? tentu saja tidak karena Sohwa dengan cepat menangkap tangan yang hendak menamparnya mukanya dan menghempaskannya hingga Angel terjatuh ke lantai.
"Dasar berandalan. Aku sebenarnya malas berhadapan dengan bocah sepertimu tapi beraninya kau mencoba menamparku!!" Kata Sohwa dengan nada marah. Sohwa pun perlahan mendekati Angel dan menunduk sedikit untuk menatap mukanya. Melihat hal itu Angel pun mulai merasa ketakutan karena aura Sohwa berubah.
"A..a..aku anak menteri tau!!! kau tidak bisa macam-macam denganku. Jika tidak akan aku laporkan pada ayahku nanti" Angel yang melihat dirinya di kondisi yang tidak menguntungkan pun mengancam Sohwa. Tapi apa Sohwa peduli? tentu saja tidak.
"Oh...Jika kau memang anak meteri, kau pasti tau tentang kami" Sohwa pun menunjukan mata merahnya dan 2 taring mulai muncul di kedua sisi giginya. Anggap saja untuk memberikan pelajaran ke wanita manja ini. Melihat mata dan taring Sohwa-Angel pun memucat.
"K..kk..kamuu..." Ucap wanita itu terbata-bata. Kata yang tabu untuk diucapkan pun tidak terucapkan. Angel tidak bisa berteriak kencang tentang keberadaan mereka takut Sohwa akan membunuhnya. Apalagi keberadaan mereka biasanya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja. Tentu saja dia tahu bahwa wanita yang ada didepannya adalah seorang vampir mengingat ayahnya yang walaupun jabatannya bukan presiden tapi ayahnya tau gosip-gosip yang beredar di parlemen. Ayahnya pernah berkata jika bertemu dengan vampir maka hindarilah mereka karena mereka jauh lebih berbahaya daripada binatang buas. Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat vampir sedekat ini dan seperti yang pernah dideskripsikan oleh ayahnya mereka terlihat indah namun berduri. Memang Sohwa membuat dia iri dengan kecantikannya yang bisa memikat banyak orang, terlebih laki-laki yang sudah diincarnya sejak dia memasuki lobby hotel namun sekarang keinginannya untuk hidup lebih besar daripada laki-laki itu. Dia tidak seharusnya membangunkan binatang buas dari tidurnya. Benar-benar hari yang sial.