Chereads / My Other Self Desire / Chapter 6 - Darling!

Chapter 6 - Darling!

Keheningan menghinggap seketika di ruang tamu apartemen Sohwa. Suara detak jantung dua makhluk bisa terdengar namun kecanggungan di dalam ruang tamu tersebut sangatlah kental, bisa terlihat dari muka He Bin dan Sohwa. Mereka sekarang terdiam sudah cukup lama tenggelam dalam dunia mereka masing-masing. Melihat bahwa pembicaraan mereka sepertinya sampai disini saja karena Sohwa pun butuh waktu untuk mencernanya He Bin pun bangkit dari duduknya.

"Aku akan mengenalkan mu kepada ke-5 warrior ku tapi itu lain kali saja. Senang bekerja sama denganmu" He Bin tidak ingin mengenalkan Sohwa pada warriornya karena mereka pasti akan menggodanya dan membuat Sohwa tidak nyaman.

"Bekerja sama apa? aku tidak mengatakan akan membantumu" Lagi-lagi Sohwa berpura-pura tidak tahu. Walaupun begitu sulit untuk tidak terlibat mengingat ini adalah kejadian 10 tahun lalu.

"Tapi kau ingin aku cepat pergi dari sini kan? kau harus membantuku" Goda He Bin, dia tau bahwa Sohwa tidak mungkin tidak tertarik untuk bekerja sama.

Melihat Sohwa yang terdiam membuat He Bin ingin menggodanya. "Atau kau tidak ingin aku pergi?" Mendekatkan wajahnya pada Sohwa-He Bin bisa melihat mata Sohwa yang membesar, warna amber kemerahan matanya sangatlah indah, hidungnya yang mungil dan juga bibirnya yang merah seperti ceri. He Bin menatap matanya sohwa seakan terhipnotis dengannya. Bibirnya yang terbuka dan tertutup kembali seakan ada yang ingin wanita itu katakan. Detak jantung mereka terdengar satu sama lain. Kelihatannya bukan He Bin saja yang terhipnotis namun juga Sohwa melihat mukanya memerah dan serangkaian kata yang ingin terucap telah dilupakan. Sayangnya keadaan ini harus berhenti setelah dering telepon berbunyi, He Bin mengutuk siapapun yang mengganggu momen nya bersama Sohwa dan tidak menyadari bahwa telepon tersebut berasal dari sakunya.

"Hei! tuan serigala! sepertinya telepon mu berbunyi" Sohwa tertawa kecil melihat raut muka He Bin yang berubah semakin menghitam seperti habis memakan sesuatu yang asam.

Menyadari itu He Bin pun segera mengangkat teleponnya dan berharap bahwa ini sesuatu yang penting, jika tidak lihat saja konsekuensinya.

~~~

"Okay, aku mengerti" Setelah berbicara beberapa menit ekspresi wajah He Bin terlihat suram. Melihat ekspresi gelap He Bin-Sohwa pun mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi.

"Mereka mendapatkan kabar bahwa ada aktivitas mencurigakan di Death Forest, saat ini kita belum tahu apa yang terjadi. Bisa aja itu hanya jebakan" He Bin terlihat khawatir karena selama berhadapan dengan penyihir gelap mereka adalah makhluk yang sangat licik.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Sohwa

"Sepertinya aku harus pergi ke sana sendiri untuk memastikan apa yang terjadi. Apalagi penyihir gelap itu agak licik, aku takut jika ini hanya jebakan" Kata He Bin

"Apa aku boleh ikut?" Tanya Sohwa

"Kamu ikut? tidak boleh" He Bin langsung menolak Sohwa untuk ikut karena dia tau bahwa ini akan sangat berbahaya.

"Apa!!?? Apa hakmu melarangku? aku akan ikut saja diam-diam. Boleh atau tidak aku akan ikut dibelakangmu" Sohwa mengancam He Bin jika dia tidak diperbolehkan ikut maka dia akan pergi diam-diam.

"Haisshhh!! Dasar keras kepala. Aku tak tahu harus berbuat apa kepadamu" He Bin terlihat pasrah dengan Sohwa yang keras kepala dan tidak menghiraukan peringatannya.

"Biarkan aku ikut!!" Tegas Sohwa

"Ya sudah kalau itu maumu. Tapi harus kamu ingat bahwa kamu tidak boleh jauh dariku apalagi Death Forest merupakan hutan yang paling berbahaya" He Bin memastikan bahwa Sohwa akan terus di sisinya.

"Baiklah!!!" Sohwa hampir saja memeluk He Bin saking bersemangatnya dia untuk pergi berpetualang. Siapa tau saja dia dapat memburu penyihir-penyihir itu. Entah sejak kapan mereka mengirim para penyihir-penyihir gelap itu ke berbagai dimensi. Bisa saja berabad-abad yang lalu mereka sudah menetap dan telah merencanakan ini. Sohwa punya firasat bahwa ini semua adalah benar.

"Jadi kapan kita akan berangkat? Lagian Death Forest perjalanannya cukup jauh kan sekitar 3 hari?" Tanya Sohwa.

"kita akan berangkat nanti malam. Jangan lupa untuk bersiap" Jawab He Bin mengingatkan Sohwa untuk bersiap. Apalagi wanita pasti butuh banyak persiapan. He Bin tau itu dari sang adik perempuan yang selalu membawa lebih banyak barang dari mereka.

"Baiklah, tapi ingat yah jangan bohong padaku. Awas saja jika kau pergi duluan!" Ancam Sohwa.

"Ok..Ok gadis nakal..Aku tidak akan mengingkari janjiku" Goda He Bin membuat wajah wanita itu memerah.

"Jangan panggil aku begitu!!..hmmm..Aku punya nama tau" Jawab Sohwa kesal.

"Okk..ok..aku panggil kamu sayang saja" He Bin tersenyum licik melihat ada kesempatan untuk menggoda wanita ini.

"Si..siapa yang bernama sayang? a..aku bukan sa...yang" Jawab Sohwa gugup.

"Itu kamu sayangku. Terima saja karena aku tidak akan memanggilmu dengan panggilan lain" Goda He Bin.

"Apa katamu?! A..aku bukan sayangmu dasar tidak tau malu. Hmm..Panggil aku Noona saja kalau kau mau. Kau sebelumnya memanggilku begitu bukan?" Sohwa balik menggoda He Bin.

"Apa kau tau aku lebih tua darimu? kau panggil aku Oppa saja? kalau tidak, kau bisa panggil aku sayang saja" He Bin tertawa kecil melihat muka merah Sohwa. Dia sangat lucu.

"Kau gila yahhh!! siapa juga yang akan memanggilmu sayang? hmm"

"Kalau tidak mau panggil aku sayang bagaimana dengan panggil aku suamimu? aku akan memanggil kamu istriku" Godanya lagi.

"Ihhh kau sudah gila rupanya!!! Siapa juga yang istri dan suami? berkhayal saja sana" Wajah Sohwa sudah makin memerah dan wanita itu sepertinya sebentar lagi akan meledak jika He Bin terus menggodanya. Tau batasnya He Bin pun berhenti sementara untuk menggoda Sohwa.

"Baiklah...baiklah... Aku tidak akan menggodamu lagi, sebaiknya kamu segera berkemas dan jangan lupa bawa perlengkapan keselamatan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi" He Bin mengingatkan Sohwa untuk menjaga keselamatannya karena itu merupakan hal yang paling penting.

Dengan tidak menjawab He Bin karena kesal, Sohwa pun bergegas masuk ke kamarnya namun keluar lagi dan menanyakan He Bin "Kamu tidak pergi?" He Bin bingung dengan pertanyaan Sohwa dan baru sadar jika dia sendiri harus segera bersiap-siap. Dengan berat hati dia pun bangkit dan keluar dari apartemen Sohwa meninggalkan wanita itu sendiri.

"Ahh!! Sepertinya masih butuh waktu lama untuk mendapatkan sayangku" He Bin menghela nafas panjang karena perjalanan nya mendapatkan sang istri masih sangat panjang dan dengan Sohwa yang tidak begitu peka itu. Aishh!! memikirkannya saja sudah memusingkan.