Chereads / My Other Self Desire / Chapter 7 - The Inn

Chapter 7 - The Inn

Malam menjelang menggantikan pagi. Seperti biasa keadaan langit kota tidak terlihat adanya bintang seakan tertutup oleh terangnya menara-menara tinggi menjulang ke atas langit. Klakson mobil pun terdengar dimana-mana menghiasi sepanjang jalan. Sohwa yang duduk di samping He Bin yang sedang menyetir terlihat melihat ke arah jendela dan memandang mobil-mobil yang lewat dengan sangat cepat.

Seiring berjalannya waktu pemandangan perkotaan pun berubah menjadi pemandangan pepohonan cemara yang tinggi mengelilingi sepanjang jalan. Entah sudah berapa lama perjalanan ditempuh oleh mereka berdua. Keduanya diam sepanjang jalan hingga salah satu dari mereka memulai pembicaraan karena sudah tidak tahan dengan keheningan ini.

"Sayang apa kau lapar?" Tanya He Bin. He Bin memutuskan untuk tetap memanggil sohwa 'sayang' karena nantinya dia akan terbiasa juga dengan panggilan itu.

"Sudah kukatakan jangan panggil aku sayang!! Ahh sudahlah aku capek" Jawab Sohwa kesal. Sohwa yang sedari tadi menatap ke arah jendela berbalik menatap He Bin yang sedang fokus mengemudi. Sohwa sudah capek mengingatkan He Bin jangan memanggilnya sayang namun sudah dibilang berulang kali pun He Bin tetap memanggilnya begitu.

"Aku ada kapsul darah.." Jawab Sohwa.

"Apa kau ingin ke toilet?" Tanyanya lagi khawatir jika Sohwa ingin ke kamar kecil.

"Tidak" Jawab Sohwa singkat membuat laki-laki itu kembali terdiam dan tidak tau apa yang ingin ditanyakan lagi. Sudah berjam-jam keadaan mereka begini. Diam sepanjang jalan. Sohwa terlalu fokus memandang ke jendela dan He Bin sesekali menatap ke arah Sohwa.

"Sepertinya kita harus menginap di penginapan sekitar. Sudah menjelang pagi dan pasti tidak nyaman bagimu. Bagaimana jika kita istirahat dulu?" Tanya He Bin yang cemas akan kondisi Sohwa. Karena vampir memang sensitif dengan cahaya matahari maka He Bin memutuskan untuk pergi di malam hari.

"Matahari tidak masalah bagiku. Aku ada kacamata hitam dan aku memakai sweaterku" Jawab Sohwa dengan penuh percaya diri bahwa dia bisa melanjutkan perjalanan. Memang benar jika vampir sensitif dengan sinar matahari namun itu tidak menghalangi mereka untuk beraktivitas. Kebanyakan vampir keluar di pagi hari untuk bekerja. Mereka kebanyakan memakai baju lengan panjang untuk menghindari sinar matahari yang dapat membuat kulit mereka iritasi dan memakai kacamata untuk menghindari silaunya matahari.

"Sepertinya kau sudah persiapan yah?" Tanya He Bin.

"Tentu saja aku selalu siap. Kau yang mengingatkanku kan?" Goda Sohwa.

"Iya..iya..itu semua karena aku..." Dengan bangganya He Bin memuji dirinya.

"Dasar tidak tau malu. Kau senang aku puji?" Canda Sohwa.

"Tentu saja aku senang sayang. Lagian kau tidak pernah memujiku"

"Aku hanya memuji orang yang pantas saja"

"Oucchh!! Kau menyakiti hatiku!!" He Bin memperagakan dramatisnya perkataanya dengan memegang dadanya seakan kesakitan.

"Dasar dramatis!" Ejek Sohwa memalingkan wajahnya menghadap ke jendela mobil, He Bin bisa melihat senyum kecilnya dibalik kaca jendela mobil. Senang karena sudah dapat membuat sayangnya senang He Bin pun kembali bersemangat untuk mencari mereka penginapan.

Setelah hampir 2 jam menempuh perjalanan, matahari terbit pun terlihat muncul dari timur. Jejak pepohonan tinggi pun sudah tidak kelihatan dan pemandangan baru muncul di depan mereka. Walaupun tidak seramai kota namun daerah ini memiliki penginapan, pom bensin dan juga restoran rumahan yang cukup banyak didatangi orang yang berhenti untuk beristirahat dan berlibur. Sesampai di penginapan yang ramai akan aktivitas itu He Bin dan Sohwa bergegas untuk masuk, takut jika penginapan akan penuh dan benar saja kamar yang tersisa sudah tidak ada lagi.

"Bagaimana sekarang? penginapan selanjutnya sekitar 2 jam lagi kalau ke sana. Apa kita akan terus melanjutkan perjalanan?" He Bin yang melihat kondisi Sohwa setelah turun dari mobil pun khawatir. Muka nya yang pucat tambah pucat. Melihat itu He Bin merasa bahwa Sohwa pasti merasa tidak nyaman. Namun apa yang bisa mereka buat sekarang.

"Permisi.. Jika kalian tidak keberatan sebenarnya kami masih punya 1 kamar lagi karena kamar itu belum direnovasi jadi kami belum menggunakannya dan juga kamar tersebut agak kecil dan sedikit kotor namun karena kalian berdua kelihatannya pasangan sepertinya tidak apa-apa dan nanti akan kusuruh orang untuk membersihkannya. Apa kalian mau kamar itu?" Manajer Hotel terus melihat ke arah mereka berdua. 'Kelihatannya kedua orang ini sangat membutuhkan kamar. Pasti karena perjalanan jauh mereka terlihat sangat capek apalagi wanita itu' Manajer hotel yang salah paham karena wajah Sohwa yang pucat pun akhirnya berani memberikan mereka kamar terakhir yang ada di penginapan tersebut.

"Baiklah..Akan kami ambil kamar itu. Ah!! jangan lupa untuk mengganti gordennya dengan warna yang gelap dan jangan lupa siapkan air hangat untuk kami. Terima kasih" Perintah He Bin tidak menghiraukan perkataan manajer itu kalau mereka pasangan. He Bin memerintahkan manajer untuk mengganti gorden dengan warna yang lebih gelap untuk tidak mengganggu tidur Sohwa. Walaupun vampir bisa tanpa tidur selama beberapa hari namun He Bin tau bahwa Sohwa mempunyai kebiasaan tidur di pagi hari. He Bin tidak sadar bahwa dia memerintah manajer seperti pelayan. Sang manajer hanya bisa menurutinya karena aura He Bin yang kuat membuatnya terlihat seperti seorang bangsawan.

"Baiklah tuan" Hampir saja manajer itu ingin memanggil He Bin dengan sebutan raja namun ditahannya karena itu kelihatan sangat aneh.

"Sepertinya manajer itu takut denganmu?" Ejek Sohwa.

He Bin yang tidak mengerti maksud Sohwa pun terlihat bingung karena dia sudah biasa memerintah orang. Oleh karena itu, hal yang barusan merupakan hal lazim yang dia lakukan.

"Maksudku kau memerintah manajer seperti seorang pelayan, kau tau kan jika kita tidak sedang di kerajaanmu?" Jelas Sohwa.

"Ah! yang kamu maksud itu. Maafkan aku tapi kebiasaan itu tidak bisa hilang dengan gampang" He Bin menjelaskan bahwa dia sudah terbiasa memimpin dan memerintah bawahannya untuk melakukan hal-hal penting ataupun kecil untuknya.

"Tapi lihat-lihat juga dong kita dimana. Lihat tu semua orang memandangi kita tau. Lihat wanita itu melihatmu seperti mangsanya" Sohwa tidak tau kenapa dia kesal melihat wanita-wanita yang menatap He Bin seperti akan menerkamnya.

"Apa kamu cemburu sayang?" Goda He Bin

"Aku cemburu?! mimpi kamu!!" Mendengar godaan He Bin-Sohwa langsung berteriak ke laki-laki itu membuat semua orang melihat ke arah mereka dan mendapatkan tatapan sinis wanita-wanita yang sedari tadi melihat ke arah mereka.

"Ya~~Ya~~ Aku akan senang dimimpi jika kamu ada disana" He Bin berbisik di telinga Sohwa membuatnya merasa geli dan memerah karena perkataannya. Dasar playboy. Tidak menghiraukan nya lagi Sohwa pun mengikuti sang manajer ke kanar mereka. Melihat hal itu He Bin pun menyerah untuk mengoda Sohwa dan ikut dengan manajer ke tempat kamar mereka berada.