Chereads / Jodoh Dadakan / Chapter 15 - tertangkap

Chapter 15 - tertangkap

"Diem! kenapa sih, lagian kenapa kamu ko ceroboh banget, Sampe dua tangan kaya gini coba?" Alex memberikan salep ke tangan Karin dengan hati-hati.

"Duh pelan-pelan, hiks hik perih," dengan menatap mata Alex, Karin ingin Alex merasakan bahwa dirinya kesakitan.

"Sakit? Iya sudah maaf iya, ini aku udah pelan pelan ko," sambil mengelus pucuk kepala Karin.

Di dalam hati alex

"Tak mungkin jika ini tertumpah dengan sendirinya, bekas lukanya jelas-jelas ini di siram oleh orang lain, aku harus menyelidiki siapa yang berani beraninya menyakiti kekasihku,"

"Sudah, Nanti kalo masih sakit kita ke rumah sakit iya, Biar lukanya di periksa sama dokter," Karin hanya menganggukkan kepalanya saja,

Sedari tadi Karin sudah terlihat tidak tenang, Karin terus saja meniup-niup kedua tangannya itu. Dan tentunya Alex selalu memantau Karin.

Alex diam-diam mengirim pesan kepada sekertarisnya yang ada di depan, Alex menugaskan Joy untuk menyelidiki siapa yang telah berbuat jahat terhadap Karin.

Sampai sesaat berikutnya, Sudah ada balasan dari sekertarisnya dan menerangkan bahwa benar ada yang berbuat jahat terhadap Karin, Dan Alex sudah mengantongi nama-nama tersebut. Dan menyuruh sekertarisnya itu untuk mengumpulkan semua kariawannya.

Alex berjalan menghampiri karin yang sedari tadi sudah menahan perih.

"Masih sakit iya, sambil mengambil tangan Karin,"

"Heeh sakit," dengan muka yang imut bercampur sedih

"Iya sudah kita pergi ke rumah sakit dulu iya, sambil membantu Karin berdiri,"

"Gak usah, kamu kan lagi banyak banget kerjaannya jadi gak perlu, Aku masih bisa tahan ko," dengan menunjukan senyumnya.

"Jangan bohong! sedari tadi aku perhatikan kamu, kamu udah gak tahan kan sama panas perihnya, iya kan?" Karin pun hanya mampu menundukan kepalanya.

"Jujur sama aku sayang, Siapa yang udah bikin tangan kamu begini?"

"Tidak ada ko Lex, Tangan aku tuh kena air kopi yang panas, Jadinya kaya gini,"

" Bohong, Kamu gak usah bohong Rin, ayo ikut aku kedepan sebentar," Alex menuntun Karin dari samping.

"Sayang, tapi janji iya, jangan apa apakan orangnya, Mungin mereka cuma salah paham,"

"Siapa? Tuh kan kamu tadi bohong sama aku, Cepat kasih tau aku, Siapa yang udah bikin kamu kaya gini?"

"Tapi janji dulu, jangan apa apakan mereka,"

"Iya, Aku janji!" Alex dan Karin berjalan ke arah aula kantor.

Semua kariawan yang ada di sana sudah bersatu dan berkumpul, Semua karyawan pada bisik bisik, kenapa ko mendadak mereka di kumpulkan di aula.

Sedangkan di barisan belakang, ada ayu dan putri yang wajahnya sudah pucat.

"Put bagai mana ini, Kalo sampe si Karin ngadu sama pak bos, bisa bisa kita di pecat."

"Aku juga gak tau yu, Kalo aku di pecat nanti adik adik ku bagai mana?" mereka berdua sudah terlihat panik.

Saatnya Alex dan Karin datang di aula, yang awalnya aula terdengar rame, Dengan kedatangan Alex aula berubah menjadi senyap.

"Baik, maaf sebelumnya karena saya sudah mengganggu waktu kerja kalian," Alex berbicara dengan tegas dan berwibawa.

"Eh ada apa iya, terus kenpa anak baru itu ada di samping pak Alex iya?" bisik bisik para keriawan.

"Berdirinya saya di sini, Saya ingin memberitahukan kepada kalian bahwa sannya saya tidak suka, Dan amat tidak suka dan tidak bisa menerima, jika di kantor saya ini ada yang namanya kekerasan pisik!"

Seketika para karyawan ribut, Terdengar suara bertanya tanya dari para karyawan.

Sedangkan putri dan ayu, mereka sudah tak tau harus bagaimana, Wajah mereka suda terlihat seperti mayat hidup.

"Mohon pengertiannya sebentar!" seketika semuanya langsung berhenti berbicara.

"Dan ada satu lagi yang harus saya beritahukan kepada kalian semua, Bahwasannya wanita yang ada di samping saya saat ini, Adalah calon istri saya," Alex merangkul pinggang Karin, dan Karin hanya bisa menunduk kepalanya, Karena malu.

"Wah, ternyata kariawan baru itu calon istrinya bos," ucap salah satu kariawan, dan tentunya membuat dua sejoli, putri dan ayu itu kalangkabut.

"Dan di sini juga, saya ingin memberikan pelajaran kepada seseorang yang telah berani menyakiti kekasih saya, Yang merasa silahkan maju kedepan!" Alex berbicara dengan tegas.

Seketika semua kariawan saling lirik ke kanan dan kekiri, mencari tau siapa orang yang sudah berani menyakiti kekasih atasannya itu.

Maya yang ada di pojok aula merasa terheran heran, Apakah Karin terluka, tapi bagianmana, dan kenapa bisa sampai di sakiti oleh orang lain.

Maya terus saja melihat dan memperhatikan adik angkatnya itu dari jauh

"Baik, Jika tidak ada yang mau maju, Semua yang ada di sini akan saya pecat!"

Kariawan seketika ricuh, Dan kalang kabut.

"Tolong pak, Jangan pecat kami, kami tak tau apa yang terjadi, Dan kenapa Harus kami yang kena imbasnya pak?" Ucap kariawan yang sudah berumur tersebut.

"Itu sudah keputusan saya, Jika di antara kalian tidak ada yang mengaku, jangan salahkan saya, Saya akan memecat kalian semua!"

Wajah para karyawan pada tegang dan pucat, Pasalnya jika mereka di pecat di kantor itu, Meraka harus mencari pekerjaan di mana lagi, Sedangkan di kantor itu mereka sudah di beri pasilitas yang ok, Dan masalah gajih pun tak pernah bermasalah.

Lelaki tua tadi pun maju dan bersujud di kaki Karin. Karin yang mendapatkan perlakuan seperti itu pun langsung memundurkan tubuh nya.

"Pak, bapak kenapa sujud di sini, ayo bangun. Pak!"Karin membantu Bapak itu berdiri, Tapi ketika akan membantu, tangannya tak sengaja terkena pakaian Bapak itu.

"Aww seet," Dengan menggigit bibir bawahnya, Karin menahan rasa sakit itu, dan Alex yang melihatnya pun tak tinggal diam.

"Apa apaan kamu karin? Lihat tangan kamu, lukanya terbuka," Alex panik seketika"

"Tidak apa-apa Lex sudah iya, kamu jangan marah-marah di depan banyak orang, malu tau!"

"Non, saya mohon, Jangan pecat kami semua yang ada di sini Nona, Jika kami semua di pecat, Keluarga kami yang di rumah mau makan apa Nona, Tolong jangan pecat kami!"

"Pak, Bapak tenang saja, Pak Alex tadi mungkin cuman lagi emosi saja, Bapak bangun dulu iya, Karin janji Karin akan bicara kepada pak Alex tentang ini." sambil melirik Alex yang ada di sapingnya.

Dan bapak itu pun berdiri dan kembali ke tempat barisannya.

"Jadi bagaimana, Apakah masih belum ada yang mau maju ke depan?" Alex menatap putri dan ayu yang ada di belakang.

Beberapa menit kemudian akhirnya, ayu dan putri pun berani menampakan dirinya

"Hiks hiks, Pak maaf kan kami, kami tak sengaja Pak," ucap ayu sesegukan menagis.

"Iya Pak, Kami tak sengaja, Tolong ampuni kami, Pak!" putri menimpali ucapan ayu.

"Coba kalian lihat tangan kekasih saya, Apa kalian tak kasihan kepadanya, Apa yang telah Karin lakukan terhadap kalian, sampai Sampai kalian tega melakukannya?"

"Kami tau kami salah Pak, Maafkan kami Pak, saya mohon," ucap ayu

Para karyawan yang lain nya pada menatap ayu dan putri dengan kebencian.