"Kamu duduk aja iya sayang, ingat jangan banyak gerak, soalnya luka kamu masih parah!"
"Iya sayangku, oh iya besok kita jadi kan bener kan?" Dengan wajah yang antusias
"Iya bener, sekarang aku lagi mau ngurus ngurus surat kamu dulu!"
"Asik, Karin udah gak abar deh, makasih iya kamu udah mau ngajak aku,"
"Iya sayang, apapun untuk kamu pasti aku lakukan," Alex membelai rambut Karin.
Sedangkan di pentri.
"Eh, Maya kemarin aku dengar kamu nyiram tangan si putri iya,"
"Iya, habisnya aku tak terima jika dirinya berbuat begitu terhadap adikku,"
"Aku heran sama kamu may, Karin itu kan bukan adikmu Dan juga bukan sodaramu, tapi kau kenapa ko sangat perhatian sekali sama Karin?"
"Aku juga gak tau Asep, rasa ini tuh langsung ada ketika aku bertemu dengannya, rasa ingin melindungi dan rasa sayang sebagai seorang Kaka."
"Apa mungkin Karin itu adik kamu lagi?" ucap Asep.
"Tidak mungkin, adik aku udah lama meninggal, itu pun sudah 15 tahun yang lalu."
"Tapi bisa jadi kan, coba deh kamu cek aja."
"Caranya?"
"Iya, tes DNA lah may, masa kamu lupa,"
"Oh, iya iya, iya udah mungkin nanti saja aku tesnya,"
Tiba-tiba seorang karyawan datang.
"Sep, tolong belikan saya makanan yang ada di sebrang jalan iya!"
"Oh iya pak, siap, maya aku pergi dulu iya," Maya pun mengangguk-angguk kepalanya.
Setelah kepergian Asep Maya mulai melamun.
"Apakah benar jika Karin adalah adikku, tapi rasanya tidak mungkin,"
Di tempat lain.
"Bos, wanita itu akan pergi keluar negri bersama pacarnya,"
"Bagus, jika mereka pergi ke luar negeri itu malah menguntungkan kita, kita bisa dengan mudah untuk menculiknya,"
"Baik bos, jadi kami harus tetap mengikuti mereka kemanapun?"
"Iya, kemanapun, dan sesegera mungkin singkirkan wanita itu!"
Sebenarnya apa motif wanita itu, kenapa dirinya ingin sekali menyingkirkan Karin, dan siapa sebenarnya dirinya.
Di kantor
"Kamu kenapa put, kenapa ko mukanya biru begitu?" Tanya ayu.
"Ini tuh gara-gara papahku, dia lebih memilih pacar nya dari pada aku,"
"Ko bisa, kenapa sampai begini?" Ucap ayu panik.
"Iya, karena aku bilang aku akan menyingkirkan wanita itu, sampai ke akar akarnya!" dengan mata yang tajam.
Sedangkan ayu dirinya menjadi salah tingkah dan pucat.
"Memangnya kamu sudah tau siapa wanita itu put?"
"Tidak, belum tapi aku sudah janji mulai hari ini, aku akan menemukan siapa wanita itu, dan akan aku habisi sekalian dengan keluarganya!"
"Kenapa kamu mau menghabisinya put?"
"Karena dirinya lah, ibuku meninggal karena depresi, akan aku balas dendam ini,"
"Em em, iya aku doakan semoga kamu cepat cepat bisa menemukan wanita itu,"
"Iya, aku berharap,"
Ayu kembali ke bilik dirinya, di sana dirinya sudah mengeluarkan keringat dingin dannwajah yang pucat, entah apa yang membuat dirinya sampai seperti itu.
Di ruangan Alex.
"Sayang, aku akan ada miting hari ini, kamu sebaik nya di sini aja iya!"
"Kamu mau miting di mana sayang?" Dengan beranjak berdiri
"Di ruangan sebelah sayang, aku tak mungkin meninggalkan kamu, kamu tak apa apakan jika di sini sendirian?"
"Oh, kirain miting ke luar, tidak apa apa ko."
"Baik, di kulkas sana ada Setok makanan, jika kamu lapar kamu bisa membukanya!"
"Siap, dengan senang hati, tapi jangan lama lama iya!"
"Iya sayangku, tunggu aku iya."
Beberapa saat kemudian Alex di panggil oleh Joy.
"Maaf pak, miting sebentar lagi akan di mulai."
"Baik, kamu duluan saja nanti saya menyusul,"
"Aku miting dulu iya Rin, kamu hati-hati di sini!" Alex mengecup kening kekasihnya itu, dan Karin hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
Setelah kepergian Alex Karin merasa bosan dengan kesendiriannya.
"Ko jadi sepi iya, bosen." Karin berjalan kesana kemari mencari kesibukan.
"Saat Karin mengambil buku di salah satu rak, tiba-tiba rak buku itu bergerak dengan sendirinya.
"Eh eh, ada apa ini, kenapa ko bisa gerak kaya gini?"
Karin kaget melihat rak buku itu bergerak. Dengan perlahan dirinya mengangkat kakinya agar menuju ruangan yang ada di dalam.
"Wah, ruangan apa ini, kenapa seperti kamar?"
Karin terus saja memperhatikan seluruh ruangan itu, tapi tiba tiba matanya menatap benda yang ada di atas meja.
"Loh, ko ini ada Poto aku, tapi ko dia pake kerudung, aku kan gak pernah pake kerudung?" Karin kebingungan. Karin membalikan bingkai Poto itu dan menemukan tulisan
"My love jelita."
"Jelita, jadi namanya jelita, tapi kenapa wajah nya sama persis dengan ku?" Karin kebingungan sendiri.
Dan di sana dirinya juga menukan sebuah buku kecil yang ada di atas meja.
"Buku apa ini, apakah aku sopan jika membacanya." Karin mengambil buku itu perlahan dan hati-hati, karena tangannya masih merasakan sakit.
"Buku diary." tulisan pada buku tersebut.
"Aku rasa aku harus membawa buku ini, aku takut jika Alex melihatku masuk kedalam ruangan ini." Karin dengan segera keluar dari ruangan tersebut. Dan menyimpan buku tersebut di dalam tas.
Karin berusaha bersikap biasa saja, dan beranggapan tidak pernah ada kejadian apapun.
"Sebenarnya siapa itu jelita, kenapa wajahnya begitu mirip denganku?" Karin terus saja memikirkan Poto yang ada di dalam ruangan tersebut. Dengan posisi berdiri menghadap kaca besar yang menyajikan pemandangan kota.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di perut nya.
"Eh, kamu sudah selesai mitingnya?"
"Sudah sayang, kamu sedang apa? Kenapa malah berdiri di sini?"
"Aku sedang memandang pemandangan di luar saja, untuk mengurangi rasa bosanku,"
"Oh, iya sudah ayo kita duduk lagi, nanti kamu bisa pegal jika terlalu lama berdiri." Karin pun menyetujuinya Dan mengikuti Alex .
"Oh, iya sayang, aku punya sesuatu untuk kamu, kemarin aku baru saja membelikan ini untuk kamu."
"Apa itu?"
"Ini dia!" Alex mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya sebuah kotak perhiasan berwarna hitam.
"Apa itu Lex?" Ucap Karin dengan wajah biasanya, karena dirinya sudah tak mood.
"Ini adalah kalung berlian untuk kamu." Alex mengeluarkan kalung tersebut dan memperlihatkan nya kepada Karin.
"Oh, buat aku?"
"Loh, ko oh sih, kamu gak suka iya sama hadiah nya atau kamu mau ganti?"
"Tidak ko, aku suka aku cuman gak tau aja harus bereaksi bagaimana?" kilah Karin.
"Boleh aku lihat dulu kalung nya." ucap Karin penasaran.
"Silahkan sayang!" Alex memberikan kalung tersebut, dan tiba-tiba hp Alex berbunyi.
"Sebentar iya sayang, aku mau angkat telpon dulu," Karin menganggukkan kepalanya.
Karin memperhatikan kalilung tersebut, dan melihat ke arah liontinnya, di belakang liontin tersebut ada sebuah inisial, dan inisialnya tertulis hirup J&A
berarti inisyal itu artinya, jelita dan Alex, sedangkan nama dirinya adalah Karin, bukan jelita.