Dengan menatap mata Karin dalam dalam Alex meyakinkan Karin.
"Apakah, di mataku ini ada sebuah kebohongan, apakah selama ini sikap yang aku berikan ke kamu, bukan lah sebuah bukti jika aku sangat menyayangi kamu?"
"Aku tau, kita bertemu dari awal kebohongan, tapi rasa sayang dan cinta ini entah mengapa tumbuh di hatiku, saat pertama kali aku memelukmu, mungkin terdengarnya mustahil, tapi di dunia ini tidak ada yang mustahil, terserah kamu, kamu mau percaya atau tidak sama aku, yang jelas aku akan melakukan apa pun untuk kamu dan jika perlu aku akan bertaruh nyawa demi menjagamu,"
"Hemp, hahaha hahah sayang, ko kamu malah serius banget sih, iya aku percaya, aku tuh cuman nanya doang, eh malah di jawab dengan sangat ditel dan serius."
"Iya karena aku, memang sangat menyayangi kamu,"
"Terus kenapa kamu suka aku yang berpenampilan begini dari pada penampilan aku dulu?"
"Karena aku tak mau jika ada yang menghina kamu, karena aku mau kamu terlihat sama denganku di mata orang lain."
"Terimakasih, karena kamu sudah mau membagi hati kamu untuk Karin, Karin tak menyangka jika Alex bisa benar-benar sayang kepada Karin,"
"Aku menyayangimu lebih dari apapun, aku mencintaimu tulus dari lubuk hati,"
"Terima kasih Lex." Karin memeluk tubuh Alex
Karena waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, Alex dan Karin pun beranjak dari tempat makan tersebut, dan tidak lupa dengan pesanan yang mereka pesan.
"Pasti ka Maya senang, aku bawakan makanan ini, Aku udah gak sabar ingin lihat wajah ka Maya,"
"Kamu kenapa sih ko segitunya sama si maya, Maya kan bukan Kaka kandung kamu, dan kalian kan baru bertemu beberapa waktu?" tanah Alex heran.
"Em, Karin juga gak tau Lex, tapi jika Karin dekat dengan ka Maya, hati Karin terasa tenang, terasa seperti di lindungi."
"Apa mungkin Maya itu memang Kaka kandung kamu lagi?" ucap Alex asal.
"Tidak mungkin, karena Karin itu dari kecil udah tinggal di panti asuhan, dan kata ibu panti Karin itu anak tunggal, gak memiliki sodara."
"Tapi ya sayang, kalo di perhatikan ,wajah kamu sama Maya hampir mirip loh, kaya sodara kandung gitu."
"Ah masa, mungkin hanya kebetulan saja kali."
"Aku serius, coba deh kalo nanti sudah datang di rumah kamu, kamu lihat cermin tapi harus berdampingan sama Maya, dan lihat apakah kamu dan Maya mirip atau tidak?"
"Ok, nanti karinakan melakukannya."
Setelah beberapa saat kemudi mobil yang di kendarai Alex pun Samapai di depan kontrakan Karin.
"Terimakasih iya sayang, atas segalanya untuk hari ini, Karin gak tau harus ngungkapin dengan kata-kata apa lagi sama kamu."
"Di antara kita tida perlu ada terimakasih terimakasih, kita itu sepasang kekasih dan sudah sewajarnya kita saling bantu dan saling membahagiakan."
"Tapi tunggu deh, aku mau tanya sama kamu?"
"Nanya apa lagi, nanti makanannya keburu dingin?"
"Sebenarnya kamu itu, orangnya bagaimana sih, kalo yang biasanya Karin baca iya, cowo kaya kamu itu seharusnya cool dingin, dan cuek sama orang, tapi ko kamu malah cerewetnya minta ampun sih?"
"Memangnya kamu sering baca di mana?"
"Itu loh, di situs novel online, di sana banyak banget aneka novelnya, Karin suka banget baca novel."
"Oh, pantaesan, ternyata kamu anak novel, kamu harus tau iya sayang, aku ini di luar sana terkenal dengan dinginnya, dan terkenal dengan kekejamannya terhadap orang lain."
"Masa sih, tapi ko aku gak percaya iya, buktinya saja kalo lagi bicara sama aku, kamu tak pernah berhenti,"
"Kalo kamu tak percaya, coba saja kamu tanyakan ke orang lain, aku begini tuh karena kamu, karena kamu sudah membuat hari hari ku berwarna kembali, setelah sekian lama berwarna abu-abu, kini hidupku penuh warna dengan seiringnya kehadiran kamu di sisiku."
"Tapi iya Karin itu gak percaya kalo kamu dingin, soalnya kamu itu dikit-dikit gombal dikit-dikit gombal, kan gak mencerminkan kepribadian cool."
"Oh, jadi kamu mau aku Coll nih, nanti kalo aku udah berubah jadi cool kamu akan nyesel, kamu akan merindukan kecerewetan aku sama kamu." ucap Alex.
"Ih, gak mau lah, aku lebih suka kamu kaya gini, udah dulu iya pembahasan tentang ini, aku mau masuk kerumah dulu, takut makanan nya dingin, kasihan nanati ka maya, masa ka Maya aku kasih makanan dingin sih?"
"Iya sudah, aku pulang dulu iya, kamu hati-hati di rumah, jangan lupa untuk istirahat,"
"Iya sayang, yang ada juga kamu yang hati hati di jalan, dah sayang love you." Karin memberikan kisbay kepada Alex yang ada di dalam mobil.
Tok tok tok,
"Siapa?" Ucap seseorang dari dalam
"Paket."
"Paket, perasaan aku gak mesen paket deh, terus paket siapa yang Dateng, ah mungkin milik karin kali, biar ku coba lihat dulu." Maya berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Loh ko kamu dek, katanya paket mana paket nya?" ucap Maya setelah membuka pintu.
"Hehehe iya paketnya aku ka, gak lihat apa tuh di kursi ada beberapa bingisan, dan aku juga gak bisa bawa semua itu ke dalam karena tangan aku udah mulai kaku ka,"
"Iya ampun, kasihannya adikku ini, Ayo kamu masuk duku, barang brang ini biar Kaka yang bawa,"
"Terimakasih ka, Kaka memang Kaka paling hebat," Karin memuji Maya.
Saat Maya baru selesai meletakan bingiksan itu di atas meja Maya malah di kagetkan dengan teriakan karin
"Ka, ka Maya, tolong Karin!" teriak Karin dari dalam kamar.
"Kamu kenapa Rin, apa yang sakit, apa yang harus Kaka bantu?" Ucap Maya kawatir.
"Ini loh ka, Karin mau pipis tapi Karin gak bisa buka pintunya, terus Karin gak bisa buka pakaian Karin."
"Duh, kamu ini bikin Kaka kaget aja, Kaka kira kamu kenapa-kenapa, ya udah sini biar Kaka bantu bukain iya, pasti tanggan kamu susah kan?"
"Iya ka, Karin mau sekalian mandi, tapi tangan Karin kencang dan kata dokter belum boleh kena air."
"Iya sudah, biar Kaka bantu mandi nya iya,"
"Tapi ka, Karin malu,"
"Malu kenapa, kamukan wanita dan aku wanita, apa yang harus di maluin, sudah lah ayo, daripada kamu nanti gak mandi mandi, lagian sih kamu pake baju ko ketat kaya gini,"
"Dih, tadi pagi kan mana tau kalo Bakan kaya gini jadinya, kalo Karin tau bakalan ada kejadian menyakitkan ini Karin pasti pakai baju yang longgar.
"Iya-iya, sudah jangan banyak bicara, ayo Kaka bantu iya, kamu gak usah malu."
Dan akhirnya pun, Karin mau di mandikan oleh Maya,