Chereads / Jodoh Dadakan / Chapter 16 - kena tulah

Chapter 16 - kena tulah

Karin sebenarnya tak mau jika setatus dirinya di umumkan di depan hal layak orang, Karin merasa dirinya itu belum pantas dan karena dirinya hampir semua orang yang tak bersalah kena imbasnya .

"Kalian bukan seharusnya minta maaf kepada saya! Tapi kepada Karin, Karena Karin yang sudah kalian celakakan,"

"Karin, Kami mohon ampun dan maaf, kami tau kami salah, Tapi kami mohon jangan pecat kami dari sini." ayu memohon dan mengiba.

"Sudah lah lex, mereka sudah mengaku salah, jadi jangan di perpanjang ya masalahnya, kasian mereka."

"Baik, Karena Karin sudah memaaf kan kalian, Kali ini saya hanya akan memberikan hukuman untuk kalian, mulai hari ini kalian harus mau membantu semua karyawan yang ada di sini, termasuk itu ob."

"Baik Pak, terimakasih atas kemurahan hati bapak dan Karin, Kami benar benar menyesal."

"Semuanya bubar dan silahkan kembali ke ruangan nya masing masing," Alex berbicar tegas.

Setelah semua kariawan kembali ke ruangan nya masing-masing, Maya menghamiri Karin dan Alex.

"Rin, apa yang sakit, mana coba Kaka lihat Rin?" dengan wajah yang sangat khawatirnya.

"Tidak apa-apa ka, Karin hanya terkena air panas saja, nanti juga akan sembuh." Karin menenangkan Maya.

"Tidak bisa, Aku harus kasih pelajaran dua cunguk itu, Enak aja mau ngilang gitu aja, Aku gak bisa, maaf pak Alex mohon ijin kan saya untuk kasih mereka hukuman."

"Terserah kamu, Asalkan jangan kelewatan saja!"

"Siap Pak bos, oh iya Rin, kita kerumah sakit yah, Kaka anterin kerumah sakitnya."

"Tak perlu ka, Ini Karin mau kerumah sakit sama Alex Kaka teruskan aja kerjanya, Karin tak mau merepotkan Kaka,"

"Tak apa Rin, Nanti kerjaan Kaka akan Kaka berikan ke teman kaka, Nanti Kaka akan ijin sama pak Alex."

"Tak apa ka, Terimakasih Kaka sudah sangat perduli sama Karin, Padahal kita tak memiliki ikatan apapun, Tapi Kaka anggep Karin udah seperti adik sendiri," sambil menetesakan air matanya.

"Sudah jangan lebay, Ayo buruan kita ke dokter, Nanti kalo kelamaan tangan kamu bisa infeksi!" ucap Alex.

"Ih kamu mah, Gak bisa ngertiin orang deh, KA Maya Karin pergi dulu iya, Sampai ketemu di rumah iya."

"Iya dek, Kamu hati-hati iya Rin," Maya memperhatikan Karin yang akan keluar dari gedung itu dengan tatapan sedih.

"Semoga kamu selalu di berikan kebahagiaan iya Rin, Kaka ingin kamu bahagia, Kaka juga gak tau, kenapa Kaka bisa sangat sayang sama kamu, padahal kita baru bertemu beberapa Minggu tapi rasanya ikatan itu ada."

Di dalam kantor, putri dan ayu sedang kerepotan karena selalu di suruh ini dan itu oleh sebagian karyawan.

"Putri tolong, bikinkan saya kopi, Dan satu lagi, Tolong potocopi berkas ini!" sambil memberikan setumpuk berkas ke tangan putri.

"Loh ko banyak banget sih rud, Ini kan tugas si Maya, kenapa kamu suruh aku?"

"Oh kamu lupa iya, tadi apa yang di perintahkan sama pak bos, Kamu mau kami adukan ke Pak bos?" ancam Rudi

Karena tidak ada alasan lagi, Mau tak mau putri harus mengerjakan semuanya, sedangkan ayu dirinya sedari tadi kawalahan karena memenuhi kemauan teman-teman nya.

Saat di pentri putri bertemu dengan Maya.

"Eh og bikinin gue kopi cepetan!" ucap putri songong

"Ogah, lagian situ yang mau kopi, Kenapa pake nyuruh orang lain?" balas Maya sinis.

"Eh kurang ajar Lo iya, Kamu itu di sini kerja sebagai office girl jadi udah seharusnya ya kamu itu, Matuhin semua apa yang di suruh atasan."

"Enak aja, Emang situ atasan saya, kan bukan,"

"Tapi saya itu, setatusnya lebih tinggi daripada kamu."

"Oh tidak bisa, Emang kamu pikir tadi saya Tidak mendengar apa yang di katakan oleh pak Alex, Kamu pikir saya budek?" ucap Maya.

"Ah, sialan kamu," Dengan terpaksa putri membuat kopi sendiri.

Maya yang melihat putri sedang menuangkan air panas ke cangir dengan sengaja menyenggol cangkir itu, dan sampai tumpah dan mengenai tangan putri

"Ahh panas, kurang ajar iya kamu, tangan saya jadi sakit begini, saya akan laporkan kamu ke atasan kamu,"

"Duh Atut tuh, heheheeh eh, Asal kamu tau iya, Wanita yang tadi pagi kamu siram dengan air panas itu adalah adik saya, Jadi karena adik saya yang baik hati itu tidak mau menghukum kamu, Biarkan saya saja yang menghukum kamu,"

"Oh, ternyata wanita kampungan itu adalah adik kamu, Paslntas saja, sama sama kampungan,"

"Sepertinya hukuman ini belum cukup untuk mu, mau aku tambahkan lagi sekalian aku akan bikin mulut busukmu itu terluka, sama seperti tangan cantikmu ini!" sambil menekan luka yang ada di tangan putri.

"Ahhh lepaskan, Dasar sinting, Dasar og gila, Akan saya laporkan kasus ini ke polisi," ancam putri.

"Oh silahkan, Dan saya pun akan meminta pak Alex untuk memenjarakan kamu, Jadi kita impas kan,"

"Kurang ajar!" putri akan menampar Maya dan malah di tahan oleh ayu yang baru saja masuk ke pentri

"Put stop, Kamu mau bikin gara-gara lagi di sini, Kamu emang gak takut sama Pak Alex?"

"Tapi yu, Lihat nih tangan aku, Di siram sama dia tuh," Sambil nunjuk Maya.

"Ko bisa, Iya sudah ayo kita obati dulu, nanti takut keburu parah,"

"Gak biasa, aku ingin hajar dulu ofifice girl sialan ini,"

"Sudah put, Ayo kita pergi!" ayu menarik putri untuk meninggalkan pentri.

"Hahah rasain, Emang enak, Kamu pikir saya tak berani sama kamu, Belum tau aja mereka siapa aku ini,"

"Aku tak terima iya yu, kalo aku di giniin sama ofifice girl itu, Akan aku balas nanti," oceh putri sepanjang jalan.

"Sudah, jangan pikirkan yang lain, Kita obati dulu tangan kamu,"

Sebenarnya ayu adalah orang yang baik, Tapi karena sering bergaul dengan putri, Kepribadian ayu malah berubah.

"Put, kamu enak kalo di pecat dari sini bisa kerja di mana saja, Sedangkan aku, aku mau kerja di mana?"

"Aww pelan sedikit yu, sakit tau,"

"Sakit iya, Tadi kita gak mikirin karin, Apakah dirinya sakit atau tidak, Sebenarnya aku sungguh menyesal telah melakukan semua itu,"

"Ah, Kamu itu yu, jadi orang jangan lemah kenapa, Kalo kita lemah nanti kita bisa di tindas sama orang lain,"

"Kamu itu put, Dari dulu memang gak pernah berubah,"

Saat hendak keluar dari ruangan kesehatan mereka di kagetkan dengan beberapa kariyawan yang ada di depan pintu

"Kalian mau ngapain ke sini?" Tanya ayu.

"Kami ke sini ingin mengambil tugas yang kami berikan sama putri, Put mana potocopi yang aku mau tadi?"

"Iya put mana, Dari tadi ko di tungguin malah gak muncul muncul,"

"Maaf iya kawan, aku gak bisa ngasih tugas itu ke kalian, lihat nih tangan aku sakit," sambil memperlihatkan tangan nya.

"Lah, Baru luka kaya gitu aja udah ngeluh, Coba tadi luka si Karin kan lebih besar daripada itu, tapi dia gak ngeluh tuh,"

"Iya nih, Dasar biang kerok, Rasain tuh ajab dari perbuatan kamu sendiri, "

Karyawan itu pun pergi meninggalkan putri dan ayu.

"Ah sialan, Awas saja kalian" putri mengoceh tak terima.