Chereads / Jodoh Dadakan / Chapter 14 - ulah dua manusia

Chapter 14 - ulah dua manusia

Dengan jalan yang bak Sorang model Angel dan Maya berjalan memasuki area kantor.

"Wih siapa tuh, Cantik banget sih?" Ucap salah satu karyawan wanita.

"Ih iya ih, Siapa sih itu, Tapi tunggu dulu itu cewe itu berjalan sama Maya berarti cewe itu si cupu dong?"

"Masa sih, itu si cupu, Ko bisa beda banget iya penampilannya?" kariawan kantor bergosip

"Iya ih, Ko bisa iya, Pasti makin centil aja tuh ke bos besar!"

"Pasti itu, Tenang saja nanti kita kasih pelajaran buat si cupu itu!"

Di tengah tengah perjalanan Maya berpamitan untuk menuju ketempat kerjanya, Iya itu bagian belakang kantor.

"Rin, Aku kebelakang dulu iya, Hari ini kayanya bakalan banyak banget kerjaannya."

"Iya ka, Kaka semangat iya buat kerjanya, Karin juga mau naik ke lantai atas nih."

Karin dan Maya berpisah di sana.

Tok tok KARIN MENGETUK PINTU RUANGAN ALEX.

"SILAHKAN MASUK!" UCAP ALEX DARI DALAM SANA.

DENGAN ANGGUN NYA KARIN BERJAlAN MEMASUKI RUANGAN ALEX, Alex yang melihat penampilan Karin seketika melongo tak percaya.

"Halo Pak, Ko malah bengong?" Karin berjalan menghampiri Alex yang terus saja memperhatikan Karin

"Pak hello?" Karin melambaikan tangannya di depan wajah Alex, Alex yang kaget dengan seketika mundur ke belakang

"Kamu, Kenapa kamu malah pake pakaian seperti ini?"

"lah emang kenapa Pak? Ini kan pakaian kerja kan, Anda sendiri loh yang telah memilihnya dan saya sebagai seorang kariawan yang baik dan berbakti iya tentunya harus menghargai apa yang telah anda berikan,"

"Sut, Alex menjepit bibir Karin dengan kedua jarinya, Kamu ini kalo udah bicara saja susah untuk berhenti,"

"Ih lepasin gak, Sakit tau!" Sambil menepis tangan Alex.

"Kamu apa-apaan sih Rin, udah mah datang Dateng pake baju seksi begitu, Terus manggilnya anda lagi?"

"Emang kenapa, masalah buat anda, Kan saya ini cuman karyawan anda saja, dan mana mungkin anda bisa sampai tertarik kepada saya?"

"Oh, Ceritanya masih marah, Ok kalo seperti itu." Alex meninggalkan Karin dan langsung duduk di kursi kebesaran /nya.

Karin yang sedang duduk di sofa pojok ruangan sedari tadi berusaha terlihat anggun dan seksi. Dan tentunya Alex selalu curi-curi pandang terhadapnya.

Alex yang tertangkap basah karena diam-diam memperhatikan Karin pun kaget dengan tatapan mata Karin.

"Apa, Kenapa ngeliatin?"

"Dih siapa juga yang liatin, tuh saya lagi lihat pemandangan yang ada di belakang kamu," Karin mengikuti arahan tangan Alex untuk melihat kebelakangnya

"oh, Cuman lihat pemandangan,"

"Lagian kamu kenapa sih sayang, Ko hari ini cuek banget?" Akhirnya Alex mengalah dan menghampiri karin.

"Tidak, Karin sama aja kaya Karin yang kemarin, Gak ada yang beda tuh."

"Masa sih, Terus kenapa coba kamu pake baju kemeja ketat terus kerahnya malah di biarin terbuka lagi, Dan ini juga kenapa pake rok pendek kaya gini?" sambil memegang rok Karin.

"Ih, Suka-suka tau, Awas sana jangan Deket Deket sama Karin!"

"Duh duh duh, pacarku sayang, ceritanya lagi ngambek nih, Awet juga iya kamu kalo lagi ngambek, Jadi makin sayang deh," Alex menoel hidung Karin

"jangan toel-tolel, Kamu kira Karin sabun toel apa?"

"Perasaan gak ada deh yang namanya sabun toel, yang ada juga sabun colek, Duh kamu bisa aja deh bercandanya," Alex terus saja menggoda Karin.

"Ih udah dong, Jangan goda Karin terus!"

"Habisnya, Kamu hari ini sangat cantik,"

"Heem cantik, Karena sudah berubahkan penampilannya, Ini kan yang kamu mau?"

"Jangan seperti itu Rin, Aku meminta kamu untum berubah itu demi kebaikan kamu juga,"

"Iya iya Karin ngerti!"

Setelah itu Alex pun kembali ke mejanya dan pokus mengerjakan pekerjaannya

"Duh Karin bosen deh, Mana Karin haus lagi," Karin beranjak dari duduknya dan meminta ijin kepada sang atasan sekaligus pacarnya itu.

"Sayang, em boleh tidak Karin keluar sebentar?"

"Mau kemana?"

"Ini loh, Karin bosen terus haus juga, jadi sekalian mau bikin minum ke pentri,"

"Iya sudah, Tapi jangan lama-lama, dan buatkan satu untukku!"

"Siap bos, Tunggu sebentar iya bos,"

"Dasar, Kalo gak karena sayang sudah aku getok itu kepalanya!"

Karena jalan ke pentri itu harus melewati beberapa ruangan para defisi mau tak mau Karin harus melewatinya.

"Sebenarnya Karin gak mau lewat sini, Tapi kalo gak lewat sini nanti Karin harus lewat mana dong, Ah sudah lah masa bodo."

Ketika Karin lewat, Otomatis terlihat oleh orang-orang yang ada di ruangan ruangan tersebut.

"Eh, tuh liat tuh si cupu, Sepertinya dia lagi mau ke pentri,"

"Kesempatan bagus tuh put, Ayo kita susul si cupu itu!"

Ayu dan putripun menyusul Karin.

"Duh ternyata di sini lagi ada si cupu, UPS sori cupu," Ayu berbicara

Karin malah tak menggubris perkataan ayu, dirinya tak mau berurusan dengan dua orag rese ini.

"Eh, Di tanya ko malah diem aja, Bukannya jawab ke," sambil menepuk pundak Karin.

"Oh, Kaka Kaka lagi nanya sama Karin, Kirain Karin ke orang lain," ucap Karin santai.

"wah nih anak SONGONG banget iya, udah put kita kasih pelajaran dia!"

Putri berjalan dan merebut cangkir yang sedang di pegang oleh Karin dan biyur Karin di siram oleh kopi panas itu.

"Aww, sakit panas," Karin meringis kesakitan

"Rasain emang enak, Ayo yu kita pergi!" Putri dan ayu pun pergi meninggalkan Karin yang sedang kesakitan itu.

"Hahah hahah rasain emang enak, Biar tau rasa tuh anak yu,"

"Iya put, Biarin saja, Lagian dia juga tak akan berani ngadu sama pak bos, Jadi kita aman."

Di pentri.

"Ah perih, Karin membasuh tangannya dengan air dingin, Duh kenapa sih mereka ko jahat banget sama Karin, Padahal kan Karin gak punya salah apa apa sama mereka,"

setelah selesai membasuh tangannya yang terkena kopi, Karin kembali membuat kopi untuk kekasihnya itu.

Dengan tangan yang melepuh Karin membawa dua cangkir kopi panas.

Tok tok tok Karin mengetuk pintu dengan kakinya.

"Silahkan masuk," ucap Alex di dalam.

"Tolong bukain dong, Karin susah nih bukanya!"

"Ini anak!" Alex pun berjalan dan membuka pintu ruangannya "Kenapa ko buka pintu ruangan saja susah?"

"Tidak apa-apa, Emang kamu gak liat aku bawa apa?"

"Iya kan bisa di pegang sebelah tangan sayang,"

"Gak bisa, Udah ini ambil tempat kopinya;" dan Alex mengambilnya

Saat hendak memberikan cangkir kopi kepada Karin, Alex tak sengaja melihat tangan Karin yang melepuh.

"Kenapa bisa jadi begini? Ini tangan kamu kenapa sayang?"

Dengan mata yang berembun karin menjawab nya, "Ini tuh tadi kena kopi panas, Jadinya kaya gini deh."

"Tapi kenapa bisa dua tangan yang kena, Kamu ini kenapa sih ko ceroboh amat jadi orang?"

"Hiks hiks, Kamu tuh jahat tau, Aku tuh lagi sakit gini tapi ko malah di marahin," Dengan bibir di manyunkan.

Alex berjalan dan membuka salah satu laci yang ada di sana dan mengambil kotak p3k.