Ini seperti sebuah kejutan karena Rachel tiba-tiba mendapatkan telefon dari sang paman mengenai kesembuhan sang nenek. Paman mengatakan jika operasi nenenk sudah di lakukan dan selama rachel di kota. Nenek beransur baik setelah melakukan operasi.
Mengenai biaya? Mereka mendapatkan hasil panen yang berlimpah dari perkebunan, sehingga mendapatkan banyak uang yang di dapat. Paman langsung membawa nenenk ke rumah sakit untuk melakukan operasi.
Sebenarnya aku ingin pulang ke desa setelah mendapatkan kabar menggembirakan dari paman. Sayangnya, Paman tidak mengizinkan untuk pulang dan menyuruhku untuk tetap tinggal di kota. Aku terpaksa membatalkan niatku untuk pulang dan menyuruhku berkuliah. Sungguh, ini mengejutkanku.
Aku mengatakan akan tetap pulang dan saat itu nenek mengambil ponsel paman dan menyuruhku untuk berkuliah untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Dan saat itulah aku terpaksa menuruti keinginan Wanita tua itu. meski aku juga menyukainya.
Menjual kue? Aku tetap menjual kue untuk menambah biaya kuliah. Tidak mungkin aku merepotkan paman untuk membayar biaya kuliahku sampai lulus nanti. Aku tidak akan tega melakukan itu.
Dan Boleh aku mengatakan sesuatu? Jika akhhir-akhir ini bisnis kue ku tidak di terima banyak perusahaan. Mereka melarangku menjual kue-kue ku di kantor mereka tanpa alasan yang jelas.
"ah, apa yang harus aku lakukan. Aku tidak mungkin hanya mengandalkan uang paman saja, aku harus mencari cara untuk menjual kue-kue ini." Rachel Nampak berpikir menatap kue-kue di atas meja saat ini.
Meletakan kue di kantor atau perusahaan yang besar, akan mendapatkan keuntungan yang besar. Di sebabkan banyak karyawan yang akan membeli kue dan tentu nya bahan yang di gunakan Rachel berkulitas dan tentu Enak!.
"sepertinya aku terkena nasib buruk setelah bertemu dengan pria menyebalkan itu."
-
-
-
D kegelapan malam, Vance sedang berdiri di depan candela kamar nya tengah memikirkan sesuatu. Dan segelas kopi di salah satu tangan nya dan memutar-mutar gelas itu tengah melamunkan sesuatu.
"Kapan kamu akan Kembali Vera, aku tidak bisa menikahi Wanita piliha nenek ku."
Vance menghela nafas nya panjang dan duduk di kursi, ia meletakan gelas di atas meja. Wajah yang sering memperlihatkan keangkuhan itu kini terlihat lesu. Berbanding terbalik dengan bagaimana sikapnya saat di luar dengan mempertahankan keangkuhan dan kesombongan nya.
"Kenapa, kenapa vera. Kamu harus menghilang seperti ini."
Vance lalu mengambil bingkai foto tepat di sampingnya. Ia menatap foto Wanita tentah tersenyum memperlihatkan gigi nya dan membuat kedua matanya menghilang.
"Dimana kamu sekarang, sayang"
Sayang Siapa vera sebenarnya? Dan mengapa Vance menyebutnya sayang..
Vera adalah kekasih Vance yang menghilang selama satu tahun. mereka berdua saling mencintai dan hampir menikah. Namun sayang, Vera menghilang tiba-tiba saat Vance sudah merencanakan pernikahan.
"Aku tidak mau menikah dengan Wanita itu. aku menginginkan kamu, sayang."
JUjur, Sampai detik ini Vance masih terus berharap agar vera segera Kembali. Pria itu berharap agar vera, Wanita yang ia sangat ia cintai itu segera Kembali untuk menyelamatkan nya dari perjodohan dimana nenek nya telah menemukan Wanita untuk dirinya. Vance tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia tidak ingin menikah dengan siapapun selain Vera.
Dan karena itulah vance tidak mendengarkan suruhan sang nenek dan ibu nya untuk mencari wanita yang saat ini sudah berada di kota. Sebut saja calon isterinya. vance tidak melakukan apapun untuk memperlambat pernikahan nya. ia masih menginginkan Vera sebagai calon isterinya kelak.
Tok tok tok
Lamunan Vance buyar setelah ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ia Kembali meletakan bingkai foto itu di tempat semula dan beranjak menuju pintu.
Srettt
"Ada apa, bi?"
"makanan sudah siap, tuan"
"Hm, baiklah. Aku akan segera turun."
Vance Kembali menutup pintunya dan Kembali duduk di kursi, ia menghela nafas beberapa kalai. Ada perasaan sedih dan sakit menjadi satu dalam hatinya. Perihal Vera yang tidak pernah Kembali dan dirinya yang teruis di khawatirkan dengan masalah perjodohan.
"Apa dia sudah mendapatkan informasi mengenai Vera?." Gumam Vance lalu mengambil ponselnya di saku celana nya.
"Sebaiknya aku menanyakannya"
-
-
-
-
-
Siapapun pasti ingin menikah dengan pasangan pilihan nya sendiri untuk hidup Bahagia kedepan nya tanpa ada rasa penyesalan ataupun beban. Apa yang di alami Vance mungkin Sebagian orang mengalaminya Di tinggalkan saat menikah dan menghilang begitu saja bukan lah hal yang di inginkan semua orang.
Alasan kuat dari seorang Vance bisa angkuh dan dingin karena kepergian sang kekasih. Ia sekarang lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja dan mencari wanitanya.
Dan apa yang di lakukan Rachel sekarang di saat Vance sedang menunggu kekasihnya Kembali? Rachel saat ini sedang mempersiapkan pakaian untuk hari pertamanya berkuliah besok. Ia kini menyetrika baju untuk ia kenakan dengan perasaan campur aduk.
"Aku tidak menyangka bakal kuliah.Hm, aku harap bisa mendapatkan banyak teman."
"sudah lama aku tidak berhubungan dengan orang lain semenjak tinggal disini."
"sudah selesai---- baiklah, Rachel. Besok kamu akan berkuliah, lakukan lah yang terbaik. Oke!"
Rachel menyemangati dirinya sendiri, pekerjaannya menyetrika pakaian sudah selesai dan hari sudah malam. Tepat jam dua belas dan rachel baru menyelesaikan menyetrika bajunya. Dan ya, Ia sesekali membuat kue dan akan menawarkan kuenya ke kantin sekolah. Pikiran yang bagus bukan.
Rachel menarik nafas nya Panjang , lalu bergerak mematikan TV yang masih menyala. Sejak tadi suara TV lah yang menemaninya melakukan apapun di rumah ini untuk tidak mengurangi rasa bosan, Sebelum meninggalkan ruangan tengah dan akan menuju ke kamar. Ia pergi ke dapur untuk mengambil sepotong roti tawar untuk mengurangi rasa laparnya.
-
-
Vance masih membaca file yang di berikan halsey lewat email.
"Terlihat seseorang yang mirip dengan nya di Ansan?" Vance membaca keterangan-keterangan saksi.
"Benar. Belum di pastikan itu adalah dia. Aku tidak menanggapi keterangan saksi hanya sekali, tetapi dia melihatnya berkali-kali. Kau bisa lihat, dia bahakn sempat mengambil rambar." Halsey mengingatkan Vance Kembali bahwa di file itu ia telah memaparkan sebuah foto.
Vance Kembali menatap layar komputernya dan membesarkan foto yang di ambil dari jarak jauh itu. dari samping, sekilas memang mirip Vera, tapi itu sedikir buram. Ia bisa menebakl jikafoto-foto yang di ambil menggunakan kamera ponsel. Jadi saat ia memperbesar fotonya akan terlihat buram dan pecah.
"Kalau ini benar-benar Vera. Ku rasa kau hanya membuang uang dengan melakukan pencarian sampai negara-negara lain." Halsey terkekeh. Ia ingat babagaimana gancar nya mereka dulu melakukan pencarian terhadap kekasih Vance ini pada minggu pertama saat vera di nyatakan hilang.
Sekarang tentu saja pencarian masih berlanjuta atas keinginan Vance. Pria itu sangat mencintai Vera dan akan menemukannya. Itulah keinginan nya.
Vance mengusap dagunya. Ia tidak mau cepat senang dulu. Takutnya tidak sesuai harapan dan berunjung kekecewaan baginya.meski begitu, Vance tidak abisa mempungkiri bahwa ia ingin segera menemukan vera Kembali, setidaknya ia bisa tahu dimana Wanita itu terakhir di lihat.
Halsey memandang Vance yang begitu serius menatap layar computer. Ia sebenarnya bekerja di perusahaan Vance untuk mengamankan data-data perusahaan dan tentu mencari sesuatu lain yang di butuhkan bos nya itu. selain itu ia juga bertugas untuk menyelesaikan masalah-masalah yangterjadi pada perusahaan. Agar terhindar dari orang-orang yang hanya mengiginkan uang semata.
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Halsey karena Vance sejak tadi hanya diam.
Vance melirik Halsey sejenak. Lalu, perlahan ia berdiri dari kuris kerjanya. Memasukan kedua tangan nya ke saku celana nya laluberjalan menuju kaca besar di depan nya, disini Vance bisa melihat bangunan-bangunan tinggi.
"Kenapa diam saja? jadi, bagaimana? apa aku harus bergerak lagi?." Tanya Halsey.