Chereads / do you know me ? / Chapter 9 - 09 wafe?

Chapter 9 - 09 wafe?

"kakak! Ini aku." Monica mengeraskan suaranya sambil masuk ke dalam rumah sambil berlari-lari kecil menuju seseorang pria yang tengah duduk di sofa sambul mengangkat kedua kakinya di atas meja.

Ini sudah ketiga kali nya ia berteriak memanggil kakak nya yang bahkan tidak menyahut panggilan nya. ia berteriak kesal karena berhasil masuk ke dalam mansion milik sang kakak dengan wajah yang memerah.s Dan , Bagaimana tidak monica tidak kesal? Jika dirinya yang ingin bertemu dengan sang kakak harus di cegat oleh para pria berbadan besar yang tengah berjaga di luar mansion. Mereka adalah penjaga mansion sebagai keamanan hunian mewah ini.

Bagaimana para penjaga tidak mengenalinya? Tentu saja semua itu tidak benar. Monica tentu nya di kenali olehpara penjaga disana. Ia sudah sering berkunjung ke mansion kakak nya ini untuk meminta sesuatu dan hal yang paling sering dirinya lakukan adalah mengumpat.

"Kenapa sih." Ucap Pria tengah memainkan ipad di tangan nya.

"kakak tanya kenapa?! tentu saja aku ingin meminta sesuatu." Jawab monica sambil terkekeh dan menggaruk-garuk kan kepalanya yang tidak gatal. Dan mempelankan suaranya. Seketika ia memendam semua amarah nya dengan kejadian yang tadi menimpanya.

Pria itu mendesih dan menoleh ke Wanita yang memiliki propesi sebaai adik nya itu. "Kau tidak marah tadi di cegat?." Tanya sang kakak sambil bersmrik.

Bolehkan monica menampar wajah tampan pria yang tengah menyeringai di depannya saat ini? wajahnya terasa menyebalkan dan membuat tangan mulus ku ingin meninggalkan jejak merah di salah satu pipinya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? kau ingin menamparku, ya?"

Seolah paham apa yang ingin di lakukan sang adik, pria itu tertawa puas melihat ekspresi Monica yang tengah menahan kesal.

"Balik ke topik asal--- aku ingin meminta mobil baru." Sahut Monica langsung. Ia tidak ingin bertele-tele lagi. Rasanya dalam tubuhnya kini terbakar melihat wajah menyebalkan pria yang tengah duudk di depan nya.

"Mobil apa yang kau inginkan, adikku?."

Meskipun sering bertengkar. sang kakak akan memberikan apapun yang diminta sang adik. "Aku menginginkan mobil yang akan keluar besok!."

Pria itu mengangguk paham dan tahu mobil apa yang akan di luncurkan besok.pria itu mengangguk. "Baiklah--- tapi, ada satu syarat."

Tentu saja ada syarat agar mendapatkan keinginan nya. dan monica sudah tahu akan hal itu. "katakan—akan ku usahakan untuk memenuhinya."

"Aku ingin kau memberitahu siapa saja teman-temanmu."

Monuca mengkerutkan alisnya bingung dengan syarat yang di ajukan kakak nya itu ."Maksudnya? hah, akutahu. Kau ingin mempacariteman-teman ku kan. Tidak akan ku biarkan." Shaut Monuca sambil mendesih.

"Turuti saja ucapannkujika kau ingin mobil baru."

"Jangan coba-coba untuk mendekati temanku. Sudah ku peringatkan. Kakak tahukan nenek akan menikahkan mu dengan Wanita lain. jangan merusak kepercayaan nya dengan mempacari teman---

"Siapa bilang aku akan mempacari teman kau? Salah satu dari mereka akan menjadi isteriku." Sahut Pria itu denga wajah datar. Ada rasa ketidak senangan dari raut wajah pria itu setelah mengatakan hal itu.

"APAA!!."

-

-

-

-

Rasanya menyenangkan bisa mempunyai teman, selama tinggal di kota sendirian dan membanting tulamg untuk menjual kue-kue. Rachel akhirnya bisa berkuliah dan mendapatkan banyak teman di kampus. Banyak dari mereka tidak mementingkan kasta. Meskipu ada beberapa orang yang mengejek rachel mengenai keluarga nya.

Semua itu tidak membuat rachel sedih karena teman-teman nya selalu ada bersamanya untuk menyemangatinya.

"Benar, aku dengar kakak mu akan kemari untuk pembukaan perpustakan yang baru." Sambil memasukan ayam di mulutnya.

"hm, dia akan datang hari ini. huh, dia akan membuat kekacawan dengan kedatangannya." Sahut Monica tidak suka.

Monica melirik Rachel yang tengah fokus kelayar laptopnya. "Ya, Rachel. Apa yang kau lakukan."

"Aku sedang menyiapkan presentasi buat besok--- kakak mu memintaku untuk melakukannya." Sahut rachel yang masih menatap layar laptopnya.

Sedangkan Monica dan Sandra saling menatap satu sama lain. Monica lalu berdehem. "ekhem--- Rachel, apa kautidak ingin tahu siapa yang akan datang kemari?."

"kakak mu kan?." Sahut rachel yang masih fokus dengan layar laptopnya. Kedua mata nya bahkan masih fokus dengan layar kamputer itu.

"Iya--- itu maksudku, maksudku yang sebenarnya adalah----

"AKHHHHH!."

Mereka bertiga terkejut saat para siswi berteriak dan berlarian ke sisi yang sama. Monica menghela nafas tengah memegang dadanya yang terkejut mendnegar teriakan para Wanita. "Akhh menyebalkan."

"Ada ap aini? Kenapa mereka berteriak dan berlari kearah yang sama?." Tanya rachel bingung.

"Ayo kita lihat--- aku yakin Monica pasti menyukainya." Sandra menarik kedua tangan teman nya itu untuk mengikutinya. Mereka bertiga menerobos masuk kedalam gerombolan Wanita yang tengah melihat sesuatu sambil memanggil nama seseorang.

"Permisi. Permisi---"

Brakkk

"Aww!!.

"rachel !."

Saat mereka menerobos masuk ke dalam gerombolan. Ada seseorang yang mendorong Rachel sehingga terjatuh di depan seseorang pria yang memakai sepatu hitam mengkilap di depan nya.

Monica menutup mulutnya melihat siapa yang tengah berdiri di depan nya dan sekaligus terkejut melihat Rachel terjatuh, dan hampir mencium sepatu seseorang pria yang tengah berdiri.

"rachel! K-kau tidak apa-apa? Ya! Siapa yang mendorong Rachel!." Teriak monica kesal. Ia membantu Rachel untuk berdiri.

"Monica"

Ucap pria yang tengah berdiri depan mereka saat ini. sedangkan Yang dipanggil Namanya tidak menyahut dan hanya fokus membantu rachel berdiri.

Pria itu menghela nafas dan melihat para siswa sedang tertawa memperhatikan tanpa menjolong. "kalin nonton apa?."pria itu menatap tajam kearah para siswa yang sudah menyebabkan seseorang terjatuh di depannya. Seketika mereka semua terdiam setelah pria itu bertanya.

"Kau tidak apa-apa?." tanya pria itu menatap wajah rchel serius.

"a-aku baik." Jawab rachel sambil mengusap-usap bajunya yang kotor.

Monica menatap pria di depannya sambil menarik nafas. "Lihatlah, karena kau rachel terjatih. Para Wanita gila itu. kenapa mereka ingin melihat kau." Kesal monica.

Rachel terdiam beberapa saat. Kepala nya yang sedari tadi menuduk perlahan ia angkat untuk melihat saudara laki-laki Monica yang tengah berdiri di depannya.

"owh, ya. Rachel, dia adalah kakak ku yang mengganguku pada malam itu." Ucap monica memperkenalkan.

Rachel hanya diam melihat pria yang ppernah ia temui di taman beberapa waktu lalu. Sedangkan pria itu terkekeh melihat wajah merah Wanita yang pernah bertengkar dengannya di taman ini.

"Kenapa wajahmu memerah?"

"tidak." sahut Rachel langsung. benar sajaa, Wajah rachel memerah padam karena malu.

Boleh rachel mengatakan sesuatu? Jujur saja aku sangat malu bertemu dengan nya dengan cara seperti ini lagi. Hampir mencium sepatunya, bukankah ini memalukan? Ah, Bolehkan aku menghilang saja.

"ternyata calon isteriku sangat cantik---."