Seperti sebuah kejutan yang tiba-tiba terjadi tanpa di duga sedikitpun. Apa yang menimpah Rachel adalah sesuatu yang menyebalkan. Bagaimana sosok pria tiba-tiba datang dan menghentikan anak kecil yang ingin membeli kue-kuenya. Melempar asal kue buatan nya di depan nya dan parahnya lagi mengatakan hal buruk tentang ku dan kue-kue ku.
"Apa yang kau katakan tadi? Kau menyebut kue-kue ku tidak bersih?!" suaraku sedikit meninggi setelah pria di depan ku mengatakan banyak hal tentang kue-kue ku. tentu saja aku tidak akan diam dengan kebohongan yang sudah pria ini katakan.
"Kau berani meninggikan suaramu padaku!"
"Dan berani nya kamu mengataka kue-kue ku tidak bersih!!"
Pria itu mendesih dan menatap Rachel dengan pandangan remeh."rupa nya kamu tidak tau siapa aku ya"
Drettt
Pria itu sontak mengambil ponsel dari dalam celana nya. saat tau siapa yang sedang menelpon nya sekarang, raut wajahnya berubah. "Ayo, lily. Ibumu itu sedang mencarimu"
Pria itu mengangkat tubuh gadis kecil it uke dalam pangkuan nya, saat hendak di pangku. Anak kecil yang Bernama lily itu mengambil satu buah kue bergambar kucing tanpa disadari pria yang sejak tadi membuat kegaduhan dengan kedatangannya.
"Huh, ini masih pagi untuk membuat kekacawaan"
Rachel membereskan Kembali kue-kue nya dan akan memilih untuk berkeliling menggunakan sepedanya dan menjajakan dagangan nya. suasana hatinya kini sedang tidak baik karena kedatangan sosok pria yang membuat hati nya sedikit hancur dengan perkataan nya barusan.
"aku tau dia pasti orang kaya. Tapi, semua ucapan nya tadi sangat kejam."
-
-
-
Tidak pernah ada yang menengkan dari mendengarkan music berirama kencang sambil menikmati beberapa gelas minuman jenis Whisky yang mampu mengimbangi bunyi bising yang masuk ke dalam indra pendengarannya.
"Bagaimana kemarin?"
Vance mendongak dari tempatnya duduk untuk menatap laki-laki yang barusan bertanya tengah membawa beberapa dokumen di tangan nya.
"Seperti biasa" Vance menatap datar leo sambil meneguk cairan di gelas yang berada di genggaman nya.
"Carilah dia, mungkin wanita itu cantik" Lep terkekeh mengejek Vance. Ia tau jika nenek vance sudah menjodohkan vance sejak waktu kecil.
"Kau tahu aku tidak menyukai semua ini, Leo," ucap Vance sambil menyodorkan gelas kosongnya kearah Leo. "Bagaimana rapat hari ini? apa ada laporan yang harus aku ketahui?"
Leo mengambil gelas yang sudah diberikan vance padanya sambil bergumam. "Berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang istimewa, bos. Kau tidak perlu khawatir."
Vance mengangguk sambil Kembali meneguk cairan bening itu dan mendesis puas.
Keseharian nya memang selalu seperti ini. berkeja di kantor, dan menghabiskan waktu bergulat dengan kertas-kertas yang harus ia perikasa dan perlu di tanda tangani.
Siapa yang tidak mengenal Vance? Oh, semua Wanita di kota tergila-gila dengan nya karena ketampanan nya dan juga harta nya yang berlimpah. Menjadi sosok pengusaha muda adalah citra dirinya yang sering kali di sebut di beberapa majalah dan ucapan orang lain.
"Halsey mencarimu kemarin." Leo membuyarkan lamunan Vance. Laki-laki itu mengisi lagi gelas sahabatnya itu dengan cairan yang sama tanpa di minta.
"Dia sudah mengirim dokumen yang kamu minta dan sudah mengirimkannya lewat email mu."
"woah, cepat sekali." Leo mengernyit keningnya.
"kali ini kau memintanya mencaritahu siapa lagi?." Tanya Leo penasaran. Pasalnya Halsey adalah suruhan Vance untuk melindungi data-data perusahaan. Wanita itu ahli dalam mencari data orang lain. sebut saja dia adalah Hacker.
Vance terkekeh, maklum dengan kelupaan Leo akan siapa yang sekarang ini Vance caritahu. Karena Hal ini bukan pertama kali terjadi. Vance juga memaklumi jika pekerjaan leo cukup banyak sehingga tidak mengingat hal apa yang baru saja ia ceritakan beberapa jam yang lalu.
"Wanita yang bertemuku di taman." Sahut Vance santai.
Leo mengingat-ingat siapa yang di maksud Vance.
"ah, untuk apa kau mencaritahu tentangnya? Jika dia tidak tahu tentangmu. Maka lupakanlah." Jawab Leo yang sudah ingat.
"Terima kasih, tetapi aku memilih untuk tetap mencari siapa Wanita yang sudah meninggikan suaranya padaku." Perlu di ketahui, vance tidak menyukai seseorag meninggikan suaranya pada nya. ia menganggap orang yang berbicara dengan lantang pada nya akan masuk list untuk seseorang yang akan mendapatkan nasib buruk. Prinsipanya adalah '' orang yang tidak mengenalku akan ku balas'' seperti itulah prinsip dari Vance.
"Lupakan wanita itu, kau akan segera menikah. Dan sekarang kau masih melakukan hal seperti ini." Ucap sang sahabat mengingatkan.
Vance terkekeh sambil meletakan gelas di atas meja. "jika aku menikah, aku akan tetap melakukan ini"
"Lagipula, aku tidak akan mencarinya." Sambung Vance lagi. Leo diam dan tidak mengatakan apapun. Sudah terlalu banyak saran yang ia keluarkan untuk membuat sang sahabat untuk sedikit mengurangi rasa ke angkuhannya pada orang lain.
Vance di kenal dengan sikap angkuh dan dingin pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan nya. ia tipikal pria yang tidak memikirkan Wanita dan lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaan nya. Vance juga adalah pria yang tidak ska dengan suara lantang. Cukup aneh, karena dirinya pun sering berbicara lantang pada para karyawan nya saat ada sedikit kesalahan dari pekerja nya. Vance tidak tahu diri bukan?.
"Lakukan apapun sesukamu, aku tidak peduli."
Vance terkekeh. Lalu mata nya menangkap semangkok kue-kue yang ia kenali sebelumnya. Kue yang berbagai macam bentuk dan gambar. Perlahan tangan nya mengambil kue itu dan menatapnya dalam diam. Kening nya mengkerut bingung dan Leo memperhatikan bos nya itu dengan tatapan heran.
"darimana kau mendapatkan kue ini?." Tanya Vance masih menatap lekat kue berbentuk bunga mawar.
"Ah,ini? sepertinya ini menu baru di kantin kita."
"Kue ini seperti…"
Tok tok tok
Lamunan Vance buyar sat ada yang mengetuk pintu. Ia Kembali meletakan kue itu di atas meja saat salah satu karyawan nya masuk.
"Ada apa?"
"Mr.Lee dari korea sudah datang tuan, mereka sudah menunggu anda di ruangan."
"Ah, aku lupa memberitahu mu jika rapat di percepat." Sahut Leo tanpa dosa.
Vance memejamkan matanya. "Bukankah kau sudah tahu jika aku tidak menyukai hal mendadak seperti ini? Leo?." Leo menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan tertawa hambar.
"Bukankah manusia sering lupa? Itu terjadi padaku sekarang." Leo tau apa yang sekarang di pendam Sahabat nya itu. Vance sangat tidak menyukai hal seperti ini. apa lagi dalam urusan pekerjaan. Ia selalu mengutamakan pekerjaan nya dalam keadaan apapun.
Tidak memberitahunya jika ada rapat pekerjaan adalahsalah satu yang membuatnya sensitive. Hal seperti ini menurutnya tidak boleh terjadi.
Kadang…
Jika Vante marah, itu mengerikan….
Vance berusaha mengontrol emosinya dengan menarik nafas dalam dan menghembuskan nya. "Baiklah, tunggu kami lima menit."
"Baik, Tuan."
Pria itu menutup Kembali pintu setelah menyampaikan pesan nya.