Kezira bangun dari mimpinya dengan napas yang tersengal-sengal, ia memijat pelipisnya yang pusing akibat alkohol. Mata Kezira melirik sekitar, ini bukan kamarnya jelas sekali kalau ini di kamar Hotel.
Mata Kezira memicing kearah samping tepat dimana seorang pria tengah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim yang sedang shalat. Hati Kezira merasa tenang ketika ia melihat pria itu.
Kezira terus memperhatikan pria itu sampai shalatnya selesai, dengan seketika Kezira menutup matanya berpura-pura masih tertidur.
Tidak lama dari itu sebuah alunan indah terdengar di telinga Kezira, bacaan ayat suci Al-Qur'an terdengar merdu dibaca olehnya.
Tanpa disadari Kezira meneteskan air mata, ia terharu mendengarkan pria itu mengaji sungguh menenangkan hati. Dia sadar bahwa selama ini dia sudah jauh dari penciptanya bahkan ia memiliki dosa yang tidak bisa di ampuni.
Begitu banyak orang yang Kezira sakiti karena ke egoisannya, ia memang egois karena di tutupi oleh dendam yang membuat dia menjadi monster seperti sekarang, rasa sakit adalah dendam terbesar yang mampu membuat orang baik berbuat keji.
"Shadaqallahul-'adzim" Amazon mencium kitab suci Al-Qur'an itu dengan penuh cinta.
Setelah itu kedua tangannya mengangkat ber do'a kepada Allah. "Ya Allah tolong lindungi Kezira, jauhkan dia dari api neraka. Berikan dia hidayah ya Allah, bukakanlah pintu hatinya agar terjauh dari hal-hal yang engkau larang. Jadikan dia wanita yang shalehah agar kami bisa bersama di surgamu. Dan ya Allah jadikanlah dia jodohku, kalau dia bukan jodohku jadikanlah jodohku, kalaupun memang bukan tulang rusukku tolong berikan dia tulang punggu yang lebih baik dariku. Aku sangat mencintainya, sangat. Walau begituh aku tidak ingin memiliki apa yang jelas tidak akan menjadi milikku, aku hanya meminta kepadamu untuk mengrimkan lelaki yang jauh lebih baik dariku, aku ikhlas asal dia berada di jalanmu dengan bimbingan orang yang tepat yang engkau jadikan dia jodoh Kezira,
Aamiin ya rabbal 'alamin."
Mendengar do'a dari Amazon membuat hati Kezira semakin sakit, ia tidak menyangka bahwa lelaki bodoh itu sangat menyukainya bahkan mendo'akannya seperti ini.
"Gue enggak pantes buat dia, dia terlalu baik." batin Kezira.
Hal itu tidak menggoyahkan hati Kezira untuk belajar mencintai Amazon malahan meyakinkan Kezira untuk menyakiti Amazon agar pri itu tidak mencintainya lagi.
***
Amazon bangkit dan berjalan kearah ranjang yang memperlihatkan Kezira yang masih tertidur dengan pulas. "Selamat pagi, peri manis." ujar Amazon yang duduk di tepian ranjang.
Dering handphone Amazon menyadarkan dia yang tengah memandangi wajah Kezira."Hallo." ujar Amazon berbicara dengan penelpon itu.
"Jangan, jangan sampai Papa masuk saya mohon." ujar Amazon gelis karena sang Papa-Azril sedang berada di lantai bawah.
"Aishh..mati gue." ujar Amazon mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar.
Amazon menghela nafas beratnya, dengan terpaksa ia harus membuka pintu kamar. Alangkah terkejutnya Amazon ketika ia melihat Papa-nya menatap dia dengan tatapan tajam.
PLAK!
Azril menampar putranya itu dengan keras sampai pipi Amazon berubah menjadi merah.
"BERANI YA KAMU!" teriak Azril dengan mata ber'api-api.
Amazon memegangi pipinya yang terasa perih itu."Dengerin penjelasan Azra dulu Pah."Amazon menyuruh Papa nya keluar ikut bersama dengannya untuk mencari tempat yang tepat takutnya Kezira bisa mendengar pembicaraan mereka nanti.
Dengan rinci Amazon menceritakan bagaimana ia bisa membawa Kezira ke Hotel keluarganya, dan menjelaskan siapa Kezira, bahkan dengan sangat rinci. Azril mengangguk paham dengan penjelasan Amazon.
Di dalam sana Kezira berpikir bahwa pria paruh baya itu Papa nya Amazon terlihat dari mimik wajah Amazon yang cemas mungkin Papa nya Amazon marah karena anaknya bersama dengan seorang wanita dalam satu kamar.
Sepuluh menit berlalu akhirnya Amazon kembali kedalam kemar dengan pipi yang memar bekas tamparan Papanya tadi.
"Saki?"
Sontak Amazon yang duduk di sofa menoleh kearah Kezira yang duduk di atas ranjang sambil menatap lurus Amazon yang memegangi pipinya.
Kezira menyibakkan selimut yang membungkus tubuhnya dan berjalan kearah Amazon."Makannya jangan terlalu baik." omel Kezira duduk di samping Amazon.
Amazon menatap Kezira yang duduk di sampingnya."Kenapa? Aneh? Apa enggak boleh duduk samping lo?" tanya Kezira sinis.
Dengan cepat Amazon menggeleng."Boleh, banget."
Tangan Kezira memegang pipi Amazon yang memar."Aww..!"ringis Amazon.
"Gue pegangnya pelan, gituh aja sakit." ledek Kezira.
Bola mata mereka berdua bertemu saling menatap satu sama lain."Jangan baper, gue cuman kasihan sama lo enggak lebih."
Kezira membuka nakas di samping ranjang."Ada P3K!" teriak Amazon dan diangguki Kezira.
Perlahan Kezira mengobati memar di pipi Amazon. Terpesona akan kecantikan Kezira, Amazon tidak merasa kesakitan lagi karena rasa sakitnya sudah terobati dengan Kezira.
"Masih sakit?" tanya Kezira.
"Masih."
"Kan udah diobatin." ujar Kezira menatap Amazon yang tidak luput memperlihatkan kecantikan Kezira.
"Di cium baru sembuh." ujar Amazon tersenyum manis.
Amazon membawa tubuh mungil Kezira untuk menghadap kearah dia."Kan masih sakit." ujar Amazon manja.
Kalau bukan karena Amazon mendapatkan memar itu karena menolongnya Kezira juga tidak sudi berbuat baik.
Cup!
Kezira mencium pipi Amazon yang memar."Ini cuman balas budi, enggak lebih. Jangan mikir kalau gue ngelakuin ini karena gue suka sama lo, enggak." jelas Kezira tersenyum miring.
"Karena balas budi atau bukan, cinta gue tulus. Seandainya luka gue lebih dari ini gue rela andaikan lo enggak apa-apa, seujung kukupun lo teluka hati gue sakit." ujar Amazon lembut.
"Puitis, maaf kata-kata puitis lo enggak bisa bikin hati gue bergejolak."
Siapa yang tidak suka kepada pria baik seperti Amazon hanya saja Amazon tidak pantas bagi Kezira, mereka berbeda itu saja.
Kezira bangkit dari duduknya, namun tangannya di cekal oleh Amazon. Berusaha melepaskan cekalan tangan Amazon tapi hasilnya nihil."Lepas, gue mau pulang!." tegas Kezira tanpa menoleh ke belakang.
Takut Kezira pergi, Amazon menarik tangan Kezira hingga Kezira terjatuh di pangkuannya. Di peluknya pinggang Kezira dengan erat."Jangan tinggalin gue." bisik Amazon lirih.
Karena Amazon tidak mau membuat Kezira merasa terkekang, ia melepaskan pelukannya dan membiarkan Kezira pergi meski dalam hatinya tidak rela. Tapi Amazon tidak mau menjadi laki-laki egois.
Buru-buru Kezira bangkit dan pergi dari hadapan Amazon."Lelaki baik di ciptakan hanya untuk wanita baik, bukan wanita berhati iblis." jelas Kezira sebelum pergi.
Termenung selama seluluh menit Amazon tersadar dan berlari menyusul Kezira, mungkin dia masih berada di bawah karena susah mencari kendaraan pagi buta.
"KEZIRA!" teriak Amazon berlari menghampiri lift yang hampir tertutup. Untungnya Amazon mampu menahan lift itu.
"Aku anter pulang, ya. "
Amazon hendak turun namun ditahan oleh Kezira."JANGAN IKUTIN GUE!" teriak Kezira, kini Kezira benar-benar pergi dari hadapan Amazon, lift pun menutup hanya memperlihatkan punggung Kezira dari sedikit celah lift sampai lift benar tertutup.
"Maaf."