"Kenapa sih?" tanya Merina sambil memiringkan kepalanya.
"Biasalah, beban." ujarnya lugas.
Kezira meneguk minuman gadis yang bernama Merina itu dengan sekali teguk. Yap Merina adalah teman Kezira yang ia temui di Club ketika Kezira minum sendirian hingga mabuk dan Merinalah yang membantunya. Dan tidak disangka bahwa mereka akan dekat padahal baru mengenal satu malam.
"Basmi hama."ujar Kezira lugas.
"Hama mana lagi sih Kez?" tanya Merina berhadap-hadapan dengan Kezira.
"Hidup gue rumit, jadi gue enggak mau nyeritain kerumitan itu." ujar Kezira.
"Cowok? gimana masalah lo sama si Lasmana itu? Udah kelar?" tanya Merina. Karena waktu Kezira mabuk, cowok gila bernama Laksmana itu memopoh tubuh Kezira dan membawanya ke salah satu kamar di Bar tersebut. Untunglah ada Merina yang menolongnya, dan sampai saat inu mereka dekat meski pekerjaan Merina bisa di bilang hina. Tapi itu pilihannya.
"Emangnya gue mikirin dia, heh Na gue itu Kezira Dirazkeni cowok kayak gituh masalah kecil buat gue." sombong Kezira.
"Anjim,"
Kezira meminta seorang barista untuk menuangkan wine kedalam gelasnya yang kosong karena semua minuman itu sudah ia teguk sampai tandas.
"Udah dapet berapa lo?" tanya Kezira kepada Merina yang sibuk mengurak- atik handphonenya.
"Taulah ya, seorang Merina itu bisa dapet berapa." sombong Merina tersenyum.
"Anjay!" pekik Kezira.
"Berdamage sekali ya, Bund." puji Merina dan diangguki oleh Kezira hingga mereka berdua tertawa bersama.
Seiring berjalannya waktu akhirnya Kezira mabuk karena ia sudah meminum beberapa gelas alkohol hingga tandas. "Mau main ke bawah nggak, joged." ajak Merina tapi Kezira menggeleng dan terus meminum minuman memabukkan itu hingga tak tersisa.
"LO UDAH MABOK KEZ!" teriak Merina karena suara musik Club sangat berisik.
"BIARIN, GUE BAHAGIA!"
"KITA DANCE FLOOR YOK !" teriak Merina.
Akhirnya Kezira mengangguk setuju "MAKIN MABUK MAKIN SERU!" teriak mereka berdua.
Mereka berdua menari di dance floor dengan ribuan manusia yang berjoget dengan rianya.
"Pusing," keluh Kezira memijat pelipisnya karena ia mabuk ditambah lagi dengan bisingnya suara musik khas Club.
"MAKANNYA SERING-SERING CLABING KEZ!"teriak Merina yang masih berjoget.
Kezira menganguk "INI YANG NAMANYA HIDUP! HARUS DI NIKMATI!" teriak Kezira semangat seketika rasa sakit di kepalanya itu hilang.
"Bukan cinta yang bisa bikin kita bahagia, melainkan hal yang memabukkan. Cinta juga memabukkan tapi lebih menyakitkan." bisik Kezira di depan lubang telinga Merina.
"HAH!APA!?"
"BUDEG!." teriak Kezira namun Merina masih tidak mendengar, yasudah biarkan.
Dilain tempat seorang pria dengan dua temannya yang memalukan itu terus saja berjoget di depan bar persis seperti orang gila."An, gila ya ceweknya semok-semok kayak gitar spanyol." bisik salah satu teman mereka yang sudah teler.
"Bisa bawa pulang enggak?" tanya salah satu teman yang masih sadar.
"Bisa dong, gue mau coba dulu. Nanti kalian pulang aja, malam ini gue mau itulah ya." bisik Ando kepada Amazon dengan tawa bahagia, ia pria yang di sebut gila itu mereka bertiga Ando, Gerin dan Amazon.
Sebenarnya Amazon tidak mau lagi berurusan dengan yang namanya hiburan malam tapi ia juga tidak bisa menolak karena dulu hiburan malam adalah tempat yang sering Amazon kunjungi bahkan setiap malam tentunya bersama kawan-kawannya dulu di Bandung.
Tidak sengaja mata Amazon melihat punggung seorang cewek yang familiar di matanya tengah berjoget di dance floor dengan seorang om-om yang memakai setelan jas.
Karena penasaran ia berjalan menghampiri gadis itu."Kezira!" Amazon terkejut ketika ia berhasil melihat wajah Kezira yang sayu.
Amazon hendak membawa Kezira namun tangannya di cekal oleh pria yang sudah berumur di samping Kezira dengan mata menyipit karena mabuk."Siapa kamu?" tanya pria itu.
"Dia pacar saya." tegas Amazon.
Bukannya menutut Kezira malah mendorong Amazon agar menjauh dari dirinya."PERGI!" teriak Kezira yang samar-samar walau ia berteriak karena suara musik yang keras.
Terus berusaha mengeluarkan Kezira dari kerumunan manusia yang berjoged dengan pria-pria brengsek, namun hasilnya nihil karena Kezira bersikeras untuk tetap berjoget. Kezira marah karena wanita yang ia cintai tengah berjoget dengan laki-laki lain. Panas rasanya.
Tidak ada pilihan lain, akhirnya Amazon menggendong Kezira seperti menggendong karung beras. Gadis itu terus meminta di turunkan dengan memukul Amazon namun Amazon tidak menggubrisnya. Amazon kekeh untuk membawa Kezira ketempat yang lebih aman dari pada di Bar uang berisi pria bernafsu tinggi.
Ia marah, sangat marah apalagi ketika melihat Kezira dengan Om-om buaya darat yang sering pergi ke Club untuk menyalurkan hasratnya padahal ia sudah punya miliknya sendiri, serakah.
2:30 bukan waktu yang baik untuk seorang gadis pulang ke Rumahnya, jadi Amazon berinisiatip untuk membawa Kezira ke Hotel milik keluarganya karena ia juga tidak tau dimana Rumah Kezira dan untungnya Hotel milik keluarga Amazon dekat dari tempat Clubbing itu.
"Tolong gantikan baju dia." ujar Amazon kepada salah seorang pelayan wanita.
"Baik, Tuan." angguk pelayan.
Setelah menunggu cukup lama, Amazon masuk kedalam kamar. Terlihat jelas tubuh mungil Kezira meringkuk di atas kasur dengan wajahnya yang tenang seperti bayi.
Bagaimana bisa Amazon tidak menyukai gadis yang cantik ini meskipun ia memiliki kepribadian yang cukup unik dari gadis lain. Terkadang Amazon berpikir hal apa yang membuat dia jatuh hati kepada gadis kasar yang selalu berbuat onar dan melakukan sesuatu sesuai keinginannya tanpa takut hukuman.
Mungkin banyak sekali gadis cantik di dunia ini, tapi tidak ada gadis unik seperti Kezira. Kebanyakan gadis-gadis sekarang lebih memperhatikan wajah dan perilakunya agar bisa dicintai oleh orang yang ia cintai padahal seorang pria tidak melihat wanita dari paras dan perilakun yang berpura-pura baik di depan saja tapi di belakang berbeda. Dan jangan lupa bahwa sekarang jamannya seorang gadis mengejar pria bukan lagi pria yang mengejar gadis yang ia sukai, jujur Amazon tidak suka gadis seperti itu seperti murahan. Memang harus berjuan tapi tidak pantas saja, karena seorang gadis itu permata yang sulit di dapatkan dan sekarang dengan mudahnya permata itu jadi batu kerikil.
Wajah tenang Kezira berubah menjadi gelisah, sepertinya ia tengah memimpikan hal yang buruk. Kezira terus mengigau menyebutkan nama ibunya dengan kepala yang terus menoleh kearah kanan dan kiri.
"Mama!"
"Mama!"
"Mama! "
Amazon menjadi gundah melihat keadaan Kezira saat ini, tanpa memperdulikan bahwa Kezira akan marah nantinya ia dengan sigap menggenggam kedua tangan Kezira untuk menenangkan gadis itu.
Benar sekali, ternyata hal itu berhasil membuat Kezira tenang kembali walaupun keringat Kezira terus menetes, Amazon yang melihat itu langsung menyekanya dengan saputangan di sakunya sambil memperhatikan wajah Kezira, tanpa disadari sebuah lengkung senyum terpampar jelas di bibir Amazon.
Sebelum pergi tidur di sofa, terlebih dahulu Amazon mengecup kening Kezira dengan lembut."Selamat tidur peri manis," ujarnya lembut.