Davine terus berjalan menuju ke dalam hutan, semakin dalam hutan itu semakin terasa rimbun. Kini tidak terlihat lagi jalan setapak pun di sana, seolah hutan itu tidak pernah terjamah oleh manusia, hanya terdengar suara binatang saling bersahut-sahutan.
Kini perlahan Davine mulai merasa bisa kembali mengendalikan dirinya, namun rasa kantuk yang hebat kembali datang melandanya, penglihatannya kembali memudar, sedang ia merasa jika posisinya masih belum cukup aman saat itu. Davine terus memaksa melangkahkan kakinya, ia tahu saat ini Hanna dan Sersan Hendrik sudah tidak mengejarnya lagi, tapi bisa saja mereka akan segera mengirimkan unit lainya untuk menyisir hutan itu guna mencari keberadaan Davine saat ini.
Sekuat apa pun Davine mencoba untuk mempertahankan kesadarannya, namun ia merasa sudah di ujung batasnya, seharusnya luka yang diterimanya tidak berdampak sampai seperti ini, lantas mengapa, pikirnya.