"Sak, lo tau berita si Demian deketin si Olip kelas IPA gak? Beuh, berani ya tuh bocah. Gue aja yang suka Olip dari lama, gak berani ngungkapin."
"Itu berarti, lo cemen. Kalah start sama si Demian," ucap Sakti mengejek.
"Ah elah, pedes banget mulut lo," balas Bimo.
"Mana si anjing, si Luna! Ah, itu cewek selalu aja bikin gue emosi. Makin benci gue sama itu cewek." Sakti menendang bangku yang ada di sana.
Semua orang yang ada di sana, melihat Sakti penuh rasa takut. Sebetulnya, mereka kasihan pada Luna yang setiap hari selalu direcokin Sakti, dan diperintah ini-itu. Namun, mereka tak bisa melawan Sakti.
"Sak, gak kasihan apa lu sama Luna. Dia sendiri di sekolah besar ini, mana orang tuanya pun gak pernah ada yang tau. Jangan keterlaluan lah, mainin mental dia," peringat Bimo.
Sakti tertawa, "Kenapa emang? Lo suka sama dia?"