Luna memejamkan mata, dikala guyuran air itu, terasa sangat dingin menyengat tubuhnya. Dia terus menangis, di kala Wito masih terus mengguyur tubuh Luna. Sudah tiga guyuran Wiro berikan pada Luna. Hingga akhirnya, Wito pun berhenti.
Luna memegang kaki Wito lagi, "Udah Pah... Luna minta maaf. Luna mohon...."
"Diam kamu!" bentak Wito.
Wito berjongkok. Mencengkram kuat dua pipi milik Luna. Membuat Luna merintih sakit di bagian sana, karena kuku jemari Wito menusuk kulitnya.
"Kamu dengar, kamu itu pembawa sial! Seharusnya kamu tidak lahir ke dunia ini! Saya sangat menyesal punya anak seperti kamu!" ucap Wito pelan, namun mampu menusuk sampai ke ulu hati Luna yang terdalam.
Wito melepas cengkraman itu dengan kasar. Berjalan meninggalkan kamar mandi, lalu seperti biasanya bahwa Wito akan mengurung Luna semalaman di dalam kamar mandi ini. Luna takut akan semua ini.
Pintu dikunci. Pertanda, bahwa selama itu Luna akan tinggal sendiri di dalam kamar mandi ini.