Chereads / Fons Cafe #2 / Chapter 6 - Episode 45

Chapter 6 - Episode 45

"Bersediakah engkau, saudara Leonardo Shibasaki, mengakui dan menerima Saudari Eugene Anastasia Gunawan sebagai istri saudara satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan yang suci seumur hidup saudara?"

"Ya, saya bersedia," jawab Leo di depan altar gereja dan sudah di dekorasi seindah mungkin. Kebaktian pernikahannya dengan Eugene sudah berlangsung selama sejam yang lalu.

Kini mereka berdua sudah sampai kepada pertanyaan pernikahan mereka, sebelum nantinya akan mengucapkan janji nikah mereka.

"Pertanyaan kedua. Apakah saudara Leonardo Shibasaki mengasihi Saudari Eugene Anastasia Gunawan sama seperti Saudara mengasihi diri sendiri, mengasuh dan merawatnya, menghormati dan memeliharanya dalam keadaan susah maupun senang, kelimpahan atau kekurangan, sakit maupun sehat dan setia kepadanya selama saudara berdua hidup?"

"Ya, saya bersedia," jawab Leo lagi.

"Pertanyaan ketiga. Apakah engkau, saudara Leonardo Shibasaki, bersedia menjaga kesucian perkawinan saudara ini sebagai suami yang setia sepanjang umurmu?"

"Ya, saya bersedia," jawabnya.

Ketiga jawaban Leo pun sudah dikunci. Seluruh jemaat yang memenuhi gereja itu pun menjadi saksinya.

" Bersediakah engkau, saudari Eugene Anastasia Gunawan mengakui dan menerima saudara Leonardo Shibasaki sebagai suami saudari satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan yang suci seumur hidup saudari?"

"Ya, saya bersedia." Suara lembut Eugene memenuhi seluruh sudut ruangan itu, dengan jawabannya yang lembut dan menyentuh.

" Pertanyaan berikutnya, apakah saudari Eugene Anastasia Gunawan mengasihi saudara Leonardo Shibasaki sama seperti saudari mengasihi diri sendiri, mengasuh dan merawatnya, menghormati dan memeliharanya dalam keadaan susah maupun senang, kelimpahan atau kekurangan, sakit maupun sehat dan setia kepadanya selama saudara berdua hidup?"

"Ya, saya bersedia."

"Pertanyaan terakhir. Apakah engkau, saudari Eugene Anastasia Gunawan bersedia menjaga kesucian perkawinan saudari ini sebagai istri yang setia sepanjang umurmu?"

"Ya, saya bersedia."

Pendeta yang bertugas pun melanjutkan dengan urutan berikutnya. Yakni, pengucapan janji nikah yang dilakukan oleh kedua mempelai secara bergantian.

Pertama-tama, Leo dulu mulai mengucapkan janji pernikahannya, berhadapan, dengan Eugene. Suaranya Leo segera memenuhi seluruh sudut ruangan yang mereka gunakan untuk pemberkatannya.

"Saya, Leonardo Shibasaki, mengambil engkau, Eugene Anastasia Gunawan, sebagai istriku yang satu-satunya dalam pernikahan yang sah. Untuk memiliki dan menerima, mulai hari ini dan seterusnya. Dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin, mengasihi dan menghargai engkau sampai maut memisahkan. Kuucapkan janji setiaku padamu." Leo pun menyematkan sebuah cincin di jari manis tangan kiri Eugene sebagai bukti bahwa ia resmi mempersunting Eugene dan menjadikan Eugene istrinya.

Lalu kini giliran Eugene untuk mengucapkan janjinya di hadapan jemaat, keluarga dan Tuhan. Eugene menarik nafas dalam-dalam lalu mengucapkannya dengan lembut dan yakin.

" Saya, Eugene Anastasia Gunawan, mengambil engkau, Leonardo Shibasaki sebagai suamiku yang satu-satunya dalam pernikahan yang sah. Untuk memiliki dan menerima, mulai hari ini dan seterusnya. Dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin, mengasihi dan menghargai engkau sampai maut memisahkan. Kuucapkan janji setiaku padamu." Ia juga menyematkan cincin pernikahan yang sama kepada Leo di jari manis tangan kirinya.

Mereka berdua berlutut, dan diteguhkan oleh Pendeta. Lalu Leo membuka cadar yang sudah menutupi wajah Eugene sedari tadi.

Pemberkatan pun selesai dengan berfoto dan bersalaman dengan para tamu undangan yang hadir.

Tentu saja Alex, Steffi, Carlos, Rhea, David, Kris, Tatsuya, Gaby dan Clement datang ke acara pemberkatan itu, dan mereka menyaksika pula pernikahan Leo dan Eugene yang begitu indah.

Pasalnya seluruh dekorasi adalah pilihan Eugene dan ayahnya semualah yang membayarnya. Begitu pula dengan orkestra yang disewa Presdir untuk musiknya, dan tak ketinggalan, prasmanan pagi ini adalah dari katering mewah yang biasa digunakan oleh para ekspatriat.

Leo dan keluarganya, bisa dikatakan hanya menjadi penonton saja dalam acara semegah ini. Semua biaya dan persiapan sudah di urus oleh keluarganya Presdir.

"Wah! Congrats, Le!! Finally, you're a husband now!" Seru Rhea.

"Thank you semuanya. Makasih banget sudah datang ke pemberkatannya," kata Leo, "Jangan lupa datang nanti malam ya!"

"Oh, di Theme Beach kan?" Tanya Alex untuk memastikan.

"Ya, Theme Beach, side A-E."

"Woooo!" Seru mereka semua terkejut. "A sampai E!"

"Itu berarti istrimu bukanlah orang sembarangan kan Le? Maksudnya, pikirkan saja menyewa Theme Beach, side A sampai E? Berapa banyak yang akan datang dan berapa banyak biaya yang dikeluarkannya?" Bisik Carlos.

"Hei, hei, cepatlah! Masih banyak tamu yang ingin bersalaman!" Tegur Rhea. "Kami pasti datang nanti malam."

Leo mengangguk paham, tapi kemudian. Semuanya bergeser, kecuali David. Dia tampak sedang mengobrol dengan Ayah. Entah soal apa, tapi wajah David yang biasanya riang dan tersenyum, menampakkan wajah kesedihan, dan keseriusan saat mengobrol dengan Ayah sebelum akhirnya dia bergeser dan menyalami Leo, serta Eugene.

-----

Malam harinya, tidak ada pelaminan untuk mereka berdua. Bahkan Eugene lebih memilih untuk memakai long dress sederhana. Selain itu, dekorasinya pun tidak semewah dan semegah seperti di gereja.

Tamu undangan pun kebanyakan adalah staff rumah sakit Regium, lalu beberapa teman dekat Leo dan Eugene. Ada pula beberapa warga negara asing yang hadir. Mereka adalah rekan bisnis Presdir juga, beberapa teman Eugene.

Mereka berdua, Leo dan Eugene berkeliling dari Theme Beach side A-E.

Side A, adalah tempat yang dikhususkan bagi para undangan dari keluarga besar Eugene dan Leo. Side B, adalah untuk tamu undangan terhormat dari Presdir, serta para petinggi rumah sakit. Side C, untuk pegawai-pegawai rumah sakit yang di undang, baik dokter maupun perawat. Side D untuk teman-teman dari Eugene dan side E untuk teman-teman Leo.

Seluruhnya ramai dan penuh oleh tamu undangan, kecuali side E. Leo tidak mengundang banyak.

Seperti yang bisa kalian tebak saja, Leo hanya mengundang teman-temannya yang seperti biasa. Sehingga membuat Eugene bingung, apa memang Leo hanya memiliki sedikit teman? Atau dia memang tidak pernah bergaul di luar?

"Hai, selamat atas pernikahan kalian ya!" Seru Rhea dengan suara khasnya. Lalu mencium pipi kanan dan kiri Eugene secara bergantian. "Kalau Leo menyebalkan, kau harus kuat menghadapinya! Jangan lembek atau mudah menangis!"

Eugene tersenyum, "Terima kasih. Kalian semua ini..."

"Kami sahabat-sahabatnya Leo," jawab Kris, sebagai sesepuh untuk mendahului semuanya.

Berikutnya Leo memperkenalkan mereka satu per satu. "Mereka semua sahabatku," kata Leo, "Ini Kris, David, Alex dan istrinya, Steffi. Carlos dan istrinya, Rhea. Dan Tatsuya dengan istrinya, Gaby dan anak mereka, Clement."

Eugene mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Sepertinya kau memang keluarga yang cukup penting, Eugene?" Tanya Alex, "Banyak sekali karangan bunga untuk kalian berdua disepanjang side dan di lapangan parkir."

Eugene terbelalak. "Ah, kau terlalu melebih-lebihkan saja."

Steffi seperti memikirkan sesuatu yang dipikirkannya sejak lama. "Maaf, tapi kau Eugene Anastasia Gunawan, benar?"

Semuanya menoleh ke arah Steffi, begitu pula Eugene dan Alex. "Iya betul. Memangnya ada apa?"

"Wah, jadi benar kalau kau adalah pembawa acara Cooking with Master, yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV dari Amerika?"

Eugene berhasil tersenyum kecil, dan semuanya kini melihatnya, memerhatikan wajahnya Eugene. "Sebenarnya aku malu untuk mengakuinya. Tapi, ya, aku memang pembawa acara tersebut."

Semua melengos. "Wah! Jackpot! Kau mendapat seorang koki terkenal, Le!" Seru David. "Ini berarti kau bisa makan puas dan enak setiap hari. Dari pada hanya minum sirup glukosa tiap habis operasi?"

"Diamlah!" Gerutu Leo.

Jadi selama ini pekerjaan Eugene adalah seorang koki? A chef? Celebrity chef?! Mengapa Leo tidak menyadarinya dari awal? Padahal dia sering sekali menonton acara yang di bawakan oleh Eugene itu.

Namun, sejak satu tahun yang lalu, acara tersebut berhenti ditayangkan. Dan di ganti oleh chef lain yang kalau di bisa bilang kemampuannya jauh sekali di bawah Eugene yang mampu membuat makanan yang indah, hingga menjijikan.

"Tapi bagaimana bisa kau menurunkan berat badanmu dengan begitu cepat? Seingatku, kau tidak sekurus saat ini," kata Carlos.

"Itu tidak sopan, Los! Kau menyakiti perasaan perempuan lagi!" Sahut Tatsuya menengahi, "Maafkan kebodohannya."

Eugene tersenyum. "Tidak masalah. Sayangnya itu adalah rahasiaku sendiri. Tentang bagaimana caranya bisa menurunkan berat badan secara drastis."

"EUGENE, CEPAT KEMARI!" panggil Isabelle agar Eugene menemuinya.

"Aku kesana dulu ya. Permisi."

Semuanya maklum. Dan membiarkan Eugene pergi. Sementara Leo menjadi bulan-bulanan mereka.

"Kau beruntung sekali memiliki istri sepertinya, Le," komentar Alex, "Sikapnya hangat, pandai memasak dan wajahnya manis. Kau harus membagi makanan yang dimasaknya pada kami!"

"Bukan hanya koki biasa. Tapi seorang koki selebritis. Wah, pasti kau benar-benar beruntung Le!" Seru David.

"Aku tidak merasa seperti itu. Nyatanya aku memang menikahi dia dengan alasan bukan? Seperti yang pernah kukatakan pada kalian."

"Astaga!!" Seru mereka semua.

"Jangan sampai kau menyesalinya Le! Eugene adalah perempuan baik-baik! Kau harus tahu itu!" Seru Kris."

"Terserah kalian saja."

"Le, jaga Ayahmu baik-baik ya. Dan jangan pernah melakukan hal yang bisa membuatnya sedih lagi," kata David tiba-tiba. "Maksudku, kau dan Ayahmu, ya kalian berdua harus akur seperti dulu. Ayahmu tidak pernah melakukan kesalahan apapun padamu bukan?"

"Kau kenapa, Vid?" Tanya Leo bingung.

"Kau menasehati Carlos untuk berbaikan dengan ayahnya yang sudah melakukan banyak kesalahan. Tapi kau sendiri malah seperti itu kepada ayahmu?" Tambah David.

"Bukan hak dan urusanmu untuk mencampuri urusan keluargaku!" Balasnya.

"Terserah kau saja. Tapi, jika kau terus melakukannya kau akan menyesal di kemudian hari."

Leo tidak mengerti apa maksudnya David, tapi ia hanya diam saja, tidak menanggapi perkataan David lagi.