Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 10 - 10. Kabar Buruk

Chapter 10 - 10. Kabar Buruk

Clarinda semakin cemas karena sudah tiga hari lebih dia tidak mendapatkan kabar tentang Altea. Dia bertanya dalam benaknya di mana keberadaan Altea sebab tidak biasanya sang adik tidak memberikan kabar padanya. Meski di dalam menjalankan misi Altea selalu menyempatkan untuk memberikan kabar padanya.

Dia menyuruh Don untuk mencari informasi tentang keberadaan Altea dan dia juga tidak tinggal diam. Clarinda meminta bantuan pada semua rekannya yang pernah dia bantu untuk mencari di mana keberadaan sang adik.

"Di mana kau Altea? Aku begitu khawatir denganmu!" gumamnya sembari terus menatap ke luar jendela.

Clarinda langsung berjalan menuju nakas untuk mengambil ponselnya karena ada yang menghubunginya. Dia melihat layar ponselnya tetapi dia tidak mengenali nomor yang yang hubunginya itu. Dia berpikir mungkin saja itu adalah sang adik sehingga dia pun mengangkat teleponnya.

"Halo," Clarinda berkata setelah dia mengangkat teleponnya.

Ada sedikit rasa kecewa karena yang menghubunginya bukanlah sang adik melainkan Mika yang menghubunginya dengan nomor baru. Mika selalu mengganti nomor ponselnya karena semua itu demi keamanan dan juga privasinya serta keamanan untuk setiap anggota.

"Apa kau sudah menemukan di mana keberadaan, Altea?" tanya Clarinda pada Mika yang ada di seberang telepon.

Mika mengatakan pada Clarinda untuk bergegas menuju Cies Islands dan dia tidak mengatakan lebih lanjut lagi. Sebab dia berpikir lebih baik menjelaskan semuanya jika Clarinda sudah berada di tempat yang dia katakan tadi.

"Katakan ada apa? Mika, katakan padaku jangan kau seperti ini cepat katakan padaku ada apa?!" pekik Clarinda pada Mika yang ada di seberang telepon.

Namun, Mika tidak mau mengatakan apa yang terjadi, dia kembali mengatakan jika Clarinda harus ke Cies Islands secepatnya. Dalam benaknya berkata jika dia belum tahu apa yang harus dikatakan pada Clarinda.

"Mika!" pekik Clarinda yang masih belum puas dengan jawaban dari Mika yang ada di seberang telepon.

Suara Clarinda terdengar hingga ke luar sehingga membuat Don terkejut dan dia pun langsung berlari menuju kamar. Dia ingin melihat apa yang sudah terjadi dengan istrinya mengapa berteriak seperti itu.

"Siapa yang menghubungimu?" tanya Don pada sang istri yang terus bertanya pada orang yang ada di seberang telepon.

Don menyentuh pundakku seraya mengatakan untuk tenang karena sang istri sudah berteriak pada Mika. Dia langsung mengambil ponsel sang istri lalu dia bicara dengan Mika. Mereka bicara tidak terlalu lama lalu Don memutuskan sambungan teleponnya.

"Bersiaplah—kita pergi ke Cies Islands," kata Don pada Clarinda sembari memegang pundaknya.

"Don, katakan padaku! Apa yang dikatakan oleh, Mika," tanya Clarinda pada sang suami sembari menatapnya dengan penuh selidik.

Don hanya diam dan dia pun langsung merapikan beberapa pakaian dan dimasukkannya ke dalam tas. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi pada sang istri selain menyuruhnya untuk segera bersiap dan itu membuat Clarinda semakin penasaran dengan apa yang sudah sang suami dan Mika bicarakan.

"Jangan diam saja Don!" teriak Clarinda.

Don menghentikan kegiatannya lalu menatap sang istri, dia memegang pundak istrinya itu lalu berkata. "Berkemaslah, Sayang."

Clarinda menghela napas panjang, dengan sifat Don seperti itu dia tahu tidak mudah membuat sang suami bicara. Akhirnya dia memutuskan untuk mengemas pakaian dengan cepat dan setelah siap mereka pun pergi ke Cies Islands.

***

Clarinda dan Don sudah tiba di Cies Islands, Don mengambil ponselnya dan dia menghubungi seseorang. Dia berbicara dengan orang yang ada di seberang telepon lalu tidak berapa lama dia memberikan ponselnya kepada Clarinda.

Diambilnya ponsel Don oleh Clarinda dan dia mendengarkan orang yang ada di seberang telepon yang tidak lain adalah Mika. Dia bertanya pada Mika apa yang sudah terjadi dan mengapa tidak mengatakannya sedari awal.

"Cepat katakan padaku," Clarinda berkata dengan nada menekan kepada Mika yang ada di seberang telepon.

Mika pun akhirnya mengatakan jika ada seorang pria yang menemukan sebuah tas ransel dan di dalam tas itu terdapat tanda pengenal Altea Aldrin. Dia juga masih mencari di mana keberadaan Altea hingga saat ini.

Clarinda merasa lemas saat mendengar apa yang dikatakan oleh Mika, dia merasa jika apa yang didengarnya itu tidak mungkin. Dia kembali bertanya pada Mika dengan apa yang barusan diucapkan olehnya.

"Apa kau menemukan Altea juga?" Clarinda kembali bertanya pada Mika yang ada di seberang telepon.

Mika mengatakan tidak menemukan Altea dan yang ditemukan hanya tasnya saja dan itu pun sudah berada di pinggir sungai. Tanpa banyak bertanya lagi Clarinda langsung menyuruh Mika untuk mengirimkan lokasi di mana ditemukannya tas milik Altea lalu dia memutuskan sambungan teleponnya.

"Sayang, kita pergi sekarang," ucap Clarinda pada Don yang masih duduk di sampingnya.

Don pun langsung menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankan mobilnya karena tidak begitu lama Mika mengirimkan lokasi di mana ditemukannya tas Altae. Mobil pun dipacu dengan kecepatan tinggi sebab Don melihat sang istri yang begitu khawatir.

Di dalam benak Clarinda dia berharap jika sang adik dalam keadaan baik-baik saja karena hanya Altea yang dimiliki olehnya setelah kematian kedua orang tuanya. Dia juga sudah berjanji untuk selalu melindungi dan selalu ada di saat sang adik dalam bahaya.

Clarinda semakin tidak tenang dengan apa yang suah terjadi, dia berpikir seharusnya tidak membiarkan sang adik pergi seorang diri. Sebab dia tahu jika sang adik sudah mendapatkan informasi tentang kematian kedua orang tuanya.

"Aku begitu bodoh mengapa tidak bisa melindunginya jika terjadi sesuatu padanya itu artinya aku tidak bisa memenuhi janjiku pada ayah dan ibu," gumam Clarinda dan terdengar oleh sang suami.

"Jangan berkata seperti itu kau sudah cukup baik menjaganya," sambung Don yang mendengar apa yang digumamkan oleh Clarinda tadi.

Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di lokasi yang dikatakan oleh Mika dan Doan pun menghentikan mobilnya. Clarinda langsung melepaskan sabuk pengamannya, dia langsung membuka pintu mobil serta ke luar dari dalam mobil karena dia melihat Mika yang berdiri di depan mobil jeep berwarna hitam.

Clarinda melihat dengan jelas raut wajah Mika yang khawatir, dalam benaknya berkatanya apakah sudah terjadi hal buruk pada sang adik. Dia pun berjalan semakin dekat lalu menghentikan langkahnya setelah berada tepat di depan Mika.

"Bagaimana? Apakah kau sudah menemukan adikku?" tanya Clarinda pada Mika yang sudah ada di depannya.

Mika menatap Clarinda yang ada di depannya, dia tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan karena hingga saat ini dirinya belum menemukan Altea. Dia juga kesal akan dirinya yang tidak bisa menemukan Altea dan juga tidak bisa melacak di mana keberadaannya.