Chapter 41 - Episode 41

Pada zaman Raja Sulaiman persahabatan jin dan manusia sepertinya hal yang biasa, seperti yang terjadi dengan si Tajam dari Hulu Tembesi dan Kha Cang To Jin ketua Sekte Pengikut Tuhan Yang Maha Esa. Mereka saling bantu layaknya dua saudara saja, tapi Saat Raja Sulaiman kehilangan cincinnya kerja sama mereka sedikit agak renggang, karena semenjak Iblis dan beberapa jin jahat lepas dari kurungannya, Iblis kembali menghimpun jin jin jahat membentuk Sekte Jin Pengikut Iblis. Selanjutnya Iblis membuat perjanjian sesama jin di mana mereka tidak akan saling mengganggu, hingga saat ini meteka sedang ada dalam perjanjian toleransi antar jin. Tapi atas permintaan sahabatnya si tajam dari hulu tembesi Kha Cang To Jin bersedia membantunnya karena di pihak jin Sekte Pengikut Iblis juga membantu Samiri dan bala tentaranya.

Kha Cang To Jin adalah jin yang sangat sakti bahkan pernah menawarkan diri pada Raja Sulaiman untuk menenggelamkan Kerajaan Saba ke lautan juga Menawarkan diri untuk mengangkat kemudian memindahkan Istana Ratu Balqis dalam waktu hanya sebelum Raja Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Melihat Kha Cang To Jin memasuki arena pertempuran jin Sekte Pengikut Iblis segera memberi ruang, hingga pasukan Raja Sulaiman yang tersisa keluar dengan mudah kemudian mundur ke Kota Tapus di bawah pengawalan Kha Cang To Jin.

Albara dan Raja Sulaiman yang berdiri terpisah dari pasukannya sekarang jadi sasaran buruan tentara Jin Sekte Pengikut Iblis, mereka tak ubahnya seperti dua kelinci yang sedang di buru ribuan serigala. Raja Sulaiman mengusap cincinnya detik berikutnya di tangannya sudah ada busur panah dan anak panahnya, raja sulaiman membidikan anak panah nya, anak panah melesat segera berubah menjadi cahaya biru melesat seperti kecepatan cahaya dan meledak saat menemui saran terdekat, radius 20 meter dari pusat ledakan para jin berhamburan beterbangan menjadi abu dan menghilang di terbangkan angin, detik berikutnya anak panah sudah melesat kembali ketangan Raja Sulaiman dan berubah bentuk seperti semula.

Demikian Raja Sulaiman sibuk membidikkan anak panahnya sambil melindungi Albara di sisinya, setiap kali panah mengenai sasaran para jin beterbangan berubah jadi abu kemudian lenyap di terbangkan angin, namun pasukan jin seperti air bah menyerbu tak habis habis nya, tubuh raja sulaiman yang sakit mulai terlihat kelelahan. Sambil anak panah di bidikkan membidik jin yang mendekat, Raja sulaiman membawa Albara menjauh dengan menggunakan peringan tubuh, mereka segera melesat menggunakan peringan tubuh, lari cepat hingga mereka terlihat seperti bayangan yang ber kelebat menghilang di kedalaman hutan, tapi para jin sepertinya tidak kalah cepatnya dan tak habis habisnya tetal mengikuti mereka di belakang.

Akhirnya mereka sampai di tepi jurang yang sangat dalam tak berdasar, mereka berhenti sementara Raja Sulaiman makin sibuk melepaskan panahnya yang segera berubah menjadi cahaya biru yang sangat panas melesat kemudian meledak setelah menemui sasaran sedetik kemudian telah kembali ketangan Raja Sulaiman dan berubah menjadi anak panah kembali demikian yang bisa dilakukan, sementara Albara seperti kehilangan akal hanya mematung melihat rombongan jin yang sangat ganas berdatangan seperti tak habis habisnya, dia melihat ke belakang mereka, terlihat jurang yang sangat dalam menganga hanya berapa langkah dari mereka.

Benar benar tidak ada jalan lagi bagi untuk lari, mereka hanya bisa bertahan itu pun sepertinya tidak akan lama dengan kondisi Raja Sulaiman yang terlihat makin lemah, sementara jin yang memburu mereka seperti tak habis habisnya membuat Raja Sulaiman selangkah demi selangkah mundur dengan Albara masih tetap di samping nya, akhirnya mereka telah menginjak bibir jurang dan jatuh ke dasar jurang sementara para jin masih menyerbu mengejar mereka.

"Aaaaaaahh " teriak Raja sulaiman dan Albara berbarengan, tubuh mereka melayang di udara dan tetbanting kedasar jurang dengan keras.

****

Mundur sejenak di mana saat cincin Raja Sulaiman jatuh dari jarinya, dia kehilangan kemampuan mengontrol Bangsa Jin. Iblis melepaskan diri dari kurungannya dan mulai menghimpun kekuatan kemudian bersekutu dengan Samiri untuk merebut tahta Raja Sulaiman. Iblis juga merekrut bangsa jin non Pengikut Tuhan Yang Maha Esa, membentuk perkumpulan Sekte Pengikut Iblis, bahkan dari Sekte Pengikut Tuhan Yang Maha Esa banyak juga yang bergabung menjadi Pengikut Iblis, sehingga dalam waktu singkat jin yang tadinya adalah Tentara Raja Sulaiman sudah bergabung dengan Sekte Pengikut Iblis.

Dengan di komandokan Iblis Tentara Jin yang tadi nya tunduk pada Raja Sulaiman sekarang berbalik memburu Raja Sulaiman. Seperti anjing buruan yang tadinya patuh sekarang berbalik memburu tuannya, bahkan sepertinya tentara jin tidak takut lagi dengan senjata panah Raja Sulaiman, mereka lebih takut pada kemurkaan Iblis sehingga mereka menyerbu ke arah Raja Sulaiman dan Albara, yang membuat Raja Sulaiman dan Albara akhirnya terjatuh kejurang tak berdasar.

****

Detik yang bersamaan dengan jatuhnya Raja Sulaiman dan Albara ke jurang penyelamatpun datang, dimana Tuhan Yang Maha Esa menurunkan ayatnya yang terbesar yaitu memerintahkan Malaikat Maut menghadang bala Tentara Jin Sekte Pengikut Iblis. Malikat maut berdiri tepat di bibir jurang tempat Raja Sulaiman dan Albara jatuh menghadang setiap Jin sekte Pengikut Iblis yang Mendekat.

Malaikat maut menangkapi bala Tentara Jin Sekte Pengikut Iblis yang mengejar Raja Sulaiman, dimana Jin Sekte Pengikut Iblis belum menyadari yang berdiri di tempat buruan mereka adalah Malaikat Maut. Semua bala tentara Jin Sekte Pengikut Iblis di Tangkapi Malaikat Maut. Kemudian di lemparkan ke empat pejuru mata angin, ada yang di lempar ke Utara hinga jatuh di Kutub Utara, ada yang di tendang ke selatan hingga jatuh di Kutub Selatan, di lempar ke timur hingga jatuh ke Upuk tempat mata hari terbit, dan di lempar ke barat hingga jatuh di Upuk tempat terbenamnya matahari. Hingga tertinggal satu yaitu Iblis komandan bala tentara Jin Sekte Pengikut Iblis.

Iblis kaget alang kepalang melihat yang berdiri di pinggir jurang adalah Malaikat Maut, tubuh iblis gemetar karena sangat ketakutan. Iblis berbalik lalu berlari dengan kecepatan yang luar biasa menjauhi Malaikat Maut, Iblis lari ke barat tapi malaikat maut mengejarnya sudah mendahuluinya di Upuk Barat, Iblis berbalik ke Upuk Timur tapi Malaikat Maut sepertinya tak akan melepaskanya sudah menanti di Upuk Timur.

Dalam ketakutannya Iblis masih berusaha melesat ke Kutub Utara, tapi gerakan Malaikat Maut melebihi kecepatan cahaya dan telah menunggu di Kutub Utara. Iblis putar arah melesat ke Kutub Selatan tapi Malaikat Maut juga sudah menunggu di Kutub Selatan. Malaikat Maut mencengram menangkap Iblis saat dia tbaru saja menginjakksn kakinya di Kutub Selatan. Iblis mencoba meronta hingga Kutub Selatan seperti di guncang gempa hebat es mulai retak retak hingga lebu berhamburan seperti kristal debu di udara.

Iblis yang putus asa dalam keadaan kesakitan yang sangat dan ketakutan yang luar biasa, tapi dia tidak ingin menyerah pada Malaikat Maut, akhirnya Iblis meraung sekencang kencangnya, raungan yang sangat dahsyat mengakibatkan seluruh kutub selatan bergetar hebat kristal kristal es berhamburan memenuhi angkasa. dahsyatnya raungan ibliIs membuat Malaikat Maut pingsan mendengarnya, pingsanya Malaikat Maut memeri peluang Iblis lepas dari cengramannya dan kabur menjauhi Malaikat Maut.