Chapter 42 - Episode 42

Bagaimana keadaan Raja Sulaiman dan Albara yang terjatuh di jurang saat melarikan diri dari kejaran Jin Sekte Pengikut Iblis yang memburu mereka. Tubuh mereka melayang di udara dengan cepat menuju dasar jurang. Sayup di bawah mereka mulai terdengar gemuruh air yang sangat deras, untung bagi mereka saat terjatuh mereka terlempar ke pohon pohon yang tumbuh di tebing jurang, tubuh mereka terus terpental hingga terjatuh ke permukaan sungai yang dalam.

Aliran sungai sangat deras dengan permukaan yang sempit, di apit tebing curam di kedua sisinya. Raja Sulaiman dan Albara di bawa arus yang sangat deras Terkadang menabrak batu, terkadang menabrak tebing, bagai sedang ber arung jeram sesekali mereka tenggelam, kemudian timbul kembali. mereka berusaha dengan keras untuk tidak tenggelam mengikuti aliran air yang deras melewati jeram jeram yang berbahaya.

Hampir satu jam mereka hanyut tibalah mereka di bagian sungai yang melebar dengan arus yang mulai agak tenang. Albara mulai tenang dan mampu Menguasai dirinya dia coba berenang sambil melihat tempat mendarat, tapi pinggir sungai masih berupa tebing curam tak mungkin di daki. Albara memperhatikan sekeliling mencari keberadaan Raja Sulaiman, dalam arus yang agak tenang terlihat Raja Sulaiman beberapa meter di depannya berjuang supaya tidak tenggelam. Saat Albara berusaha mendekat Albara mendapiti segerombolan ikan tapah yang sangat besar bergerak sangat cepat menuju Raja Sulaiman. Ratusan Ikan tapah yang ukurannya sebesar besar bantal mulai menggelilingi raja Sulaiman, ikan tapah merupakan penghuni sungai yang sangat di takuti di zaman milinium trendy. Ikan tapah yang terkenal ganas dengan ukuran sebesar paha saja dia sudah berani menyerang manusia yang berenang di sungai.

Albara merinding ketakutan saat memikirkan ikan tapah sebesar bantal yang jumlahnya ratusan mengerubuti mereka, bisa di pastikan hanya dalam hitungan menit tubuh mereka akan tinggal tulang belulang. Saat Albara menyadari keadaan, gerombolan ikan tapah sudah berada dekat sekali dengan raja Sulaiman. Albara berusaha berenang mendekati Raja Sulaiman tapi dia senduri sudah merasakan ikan tapah juga sudah mengerubutinya, seluruh tubuhnya mulai terasa geli geli saat muncung muncung ikan menempel di sekujur tubuhnya.

Albara yang pasrah akhirnya diam tak bergerak membiarkan ikan ikan tersebut berbuat semaunya, di pejamkanya matanya mulai berzikir menyebut nama Tuhan. dia merasakan tubuhnya seperti di tarik tarik Terkadang di dorong dengan tunbukan yang kuat, hingga beberapa waktu tubuhnya seperti merasakan dasar sungai yang dangkal.

Albara membuka matanya saat merasakan tidak ada lagi mulut ikan yang menempel di tubuhnya di lihatnya Raja Sulaiman berbaring di sampingnya dalam keadaan yang sangat lemah. Mengertilah Albara kalau ikan ikan tadi tidak berminat memangsa mereka, justru sebaliknya ikan ikan ini berniat menyelamatkan Raja Sulaiman dan Albara. Ikan ikan tersebut bergerak membawa mereka ke pinggir sungai yang dangkal, hingga akhirnya terdampar di sebuah pulau di mana permukaan sungai sudah melebar.

Albara membawa Raja Sulaiman ke tempat yang aman, kondisi tubuh Raja Sulaiman sudah sangat lemah, suhu tubuhnya kembali naik tinggi denyut nadinya sudah tidak teratur dengan nafas sudah sesak, dia hanya terbaring tidak bergerak. Albara mulai membersihkan luka lecet di tubuh Raja Sulaiman saat terbawa arus tadi.

Setelah kondisi raja sulaiman agak membaik Albara mulai berkeliling pulau untuk melihat kalau ada sesuatu yang bisa mereka makan. Setelah berkeliling beberapa kali tidak menemukan apa apa, dia pergi ke pinggir sungai mencoba menangkap ikan tapi melihat Albara mendekat ikan ikan segera menghilang ke dalam arus yang sangat deras. Dengan perut keroncongan menahan rasa lapar Albara kembali ke tempat Raja Sulaiman berbaring.

"Tawakal pada tuhan, selagi hidup masih ada rezeki" Raja Sulaiman menasehati Albara seakan mengerti apa yang ada di pikiran Albara. Raja Sulaiman masih berbaring kemudian dia Istigfar meminta ampun pada tuhan dan berzikir mengangungkan tuhan.

"Tapi kita juga harus berusaha tuan, nasi juga tidak akan masuk kemulut tanpa ada usaha kita menyuap, air minum tidak akan masuk kemulut tanpa usaha kita mengangkat gelas" ucap Albara menirukan ucapan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya.

Raja sulaiman hanya tersenyum memandang Albara, kemudian kedengeran air memercik di pinggir sungai.

"Apa kau dengar sesuatu? " tanya Raja Sulaiman.

"Tidak yang Mulya saya hanya degar suara air memercik di pinggir sungai" jawab Albara.

"Saya dengar suara, memanggilmu dari tepi sungai" kata raja sulaiman.

"Albara sini.... Ambil dan makan saya .. Ucapnya memanggil mu, coba lihat mungkin ada sesuatu di pinggir sungai" kata raja sulaiman lagi.

Albara segera berdiri lalu berjalan dengan lunglai menuju pinggir sungai, alangkah kagetnya Albara saat tiba di pinggir sungai sekor ikan sebesar pahanya meloncat dari air ke pangkuannya. Albara segera kembali dengan membawa ikan tersebut ke dekat raja sulaiman untuk di bakar sebagai hidangan makan malam mereka.

"Ini yang saya maksud jalan keimanan, tawakkal adalah jalan keyakinan pekerjaan hati, dengan menyerahkan urusan pada Tuhan kita tidak perlu susah gelisah mekirkannya, tetap saja kita beraktifitas sesuai kondisi dan predikat kita. Jika hanya dengan mengandalkan usaha mungkin seharian engkau tidak pernah memperoleh ikan sebesar ini, tapi dengan tawakalmu ikan ini datang menyerahkan diri, tetap saja harus menggunakan tangan untuk menyantapnya." jelas Raja Sulaiman.

"Untuk hal di luar kemampuan serta hal yang tak terjangkau oleh pikiran atau urusan berkaitan dengan masa depan maka serahkan saja padanya, bertawakkallah pada Tuhan" lanjut Raja Sulaiman.

"Terkadang berpikir dan agresif mengejar dunia hanya akan menimbulkan ketegangan dan tidak sedikit menimbulkan bencana. Makanya jalan keimanan jadi solusinya, yakinlah manusia di ciptakan untuk tujuan yang sangat mulia bukan untuk di sia siakan" Raja Sulaiman menjelaskan.

Raja Sulaiman tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan akal yang sempurna. Di masa kanak kanak Dia sudah terkenal kecerdasanya dalam menyelesaikan beberapa permasalahan pelik dalam Kerajaan Daud ayahnya. Setelah sang ayah meninggal dunia, Sulaiman pun diangkat menjadi raja untuk menggantikan kedudukan sang ayah. Tak hanya diangkat sebagai raja, saat itu raja Sulaiman meskipun sejak kecil raja Sulaiman hidup dalam segala kecukupan, beliau tidaklah menjadi seorang yang sombong apalagi semena-mena. Raja Sulaiman adalah pribadi yang selalu rendah hati, peduli dengan siapapun yang ada di sekitarnya dan beliau juga taat beribadah hanya pada Tuhan yang Maha Esa.

Saat menjadi raja, Tuhan yang Maha Esa memuliakannya dengan beberapa mujizat dan karomah, raja Sulaiman tak hanya menjadi raja bagi rakyatnya bangsa manusia saja. Raja Sulaiman adalah raja di atas segala raja. Di masa kepemimpinannya, beliau juga merupakan raja bagi jin dan hewan. Raja Sulaiman memiliki banyak keistimewaan dimana beliau bisa berbincang dengan para jin dengan sopan dan santun serta mampu memerintah jin maupun manusia dengan sangat baik. Beliau juga mampu berbincang dengan segala jenis hewan yang ada di darat maupun di laut atau di air.

Sekalipun raja Sulaiman sangat pintar tapi tidak tanduknya selalu berpedoman pada petunjuk Tuhan, mungkin benar yang di paparkan oleh ilmuan bahwa para utusan tuhan itu memiliki "bakat bakat ke baikan dalam jiwa mereka, memiliki kecerdasan, tapi mereka tidak agresif berpikir dan tidak agresif mengikuti kehendaknya". Seperti yang di ucapkan nabi Khidir pada nabi Musa "Anda adalah Nabi, saya juga Nabi apa yang di lakukan para nabi bukan berdasarkan hasil pemikiran juga bukan kehendak hati, tetapi yang di lakukan para nabi adalah ilham dari Tuhan"