Mendapat komando dari Samiri Sang Penghapus, pasukan maju bagai anak panah lepas dari busurnya, sekalipun mereka mengalami kekalahan dalam perang duel, tapi karena jumlah mereka yang sangat banyak, dimana mereka merupakan tokoh yang berbekal ilmu beladiri tinggi dan orang orang yang terlatih sebagai tentara, serta memiliki banyak pengalaman di medan tempur, maka semangat tempur mereka masih sangat tinggi.
Pasukan Raja Sulaiman di bawah komando Jendral Alfredito juga sudah bersiap menanti serangan, mereka tidak bergerak sebelum ada komando. Pasukan Koto Tapus sekarang di komandoi Gatot Barata dari Wono Sobo, menggantikan Ratu Mas yang terluka dalam cukup serius saat duel melawan Dewa Cambuk dari Mongolia.
Menghadapi perang kerubutan melawan musuh yang sangat banyak Gatot Barata berpikir utuk menerapkan strategi Lingkaran Dewa. Strategi ini sangat terkenal di pasukan Kerajaan Saba saat mereka menghadapi musuh yang jumlahnya sangat besar.
Pasukan di buat berbaris dua, tiga sampai empat, mereka akan terus bergerak maju menyerang musuh terdepan seperti putaran gear yang menggergaji kayu, barisan terus bergerak menyerang di mana teman di Belakang akan membela teman yang mendapat serangan, baris dalam juga bertugas mengamankan teman mereka yang terluka atau tewas.
"Semua bersiap dengan formasi Lingkaran Dewa, bentuk tiga baris di belakang saya... ikuti saya dan jika saya roboh, tewas atau terluka otomatis yang di belakang saya menggantikan sebagai komandan" Gatot Barata memberi aba aba pasukan Koto Tapus sebelum menyerbu.
Jendral Alpredito juga memberi aba aba pada pasukan Raja Sulaiman di mulai dari pasukan panah.
"Pasukan panah... lepaskan anak panah" teriak Jendral Alfred.
"Serr serrr serrr..... serrr" ribuan anak panah menghujani pasukan Samiri yang menyerbu menyerang, namun pasukan Samiri yang telah siap dengan perisai yang di angkat di atas kepala mereka, seperti payung melindungi dari tetesan hujan, terus maju seperti tidak terpengaruh oleh hujan ribuan anak panah.
"Pasukan Koto Tapus bersiap untuk maju. sayap kiri tutup, sayap kanan tutup, barisan panah terus lepaskan panah" Jendral Alfredito terus berteriak memberi komando.
Tidak salah jika Jendral Alfredito yang segini muda telah di angkat sebagai Jendral Pasukan Khusus pengamanan Raja Sulaiman. Alfredito adalah jago silat berilmu tinggi yang pilih tanding dan ahli strategi perang, sangat loyal terhadap Raja Sulaiman, setia dan sangat di percaya.
Berikutnya komando Alfredito sambil melirik Ratu Mas yang masih duduk bersila memulihkan luka dalamnya, kemudian melirik Gatot Barata.
"Paman Gatot Barata bawa pasukan Koto Tapus maju." teriak Jendral Alfredito.
Mendengar komando dari Jendral Alfredito, segera Gatot Barata memberi komando pasukan Koto Tapus.
"Pasukan Koto Tapus ... pecahkan sarung pedang kalian mari ikuti saya, hari ini hanya ada kemenangan atau kematian sebagai Suhada" Gatot Barata melesat maju di ikuti barisan pasukan Koto Tapus di belakangnya.
Dua pasukan bertemu pasukan raja sulaiman kalah dalam jumlah mereka hanya 1 : 20 di banding pasukan Samiri Sang Penghapus, mereka tak ubahnya seperti setumpuk pasir di terjang banjir bandang, bunyi denting pedang terdengar di mana mana memecah kesunyian, ketika dua pasukan bertemu, pasukan yang sama sama terdiri dari ahli silat pilihan telah terlibat pertempuran sengit. Sekalipun kalah jumlah Tetapi pasukan Raja Sulaiman merupakan pasukan terlatih sehingga sangat kompak dalam medan tempur seolah mereka saling melindungi, mereka juga memiliki peralatan canggih baju besi, helem besi, perisai dan dilengkapi senjata senjata pilihan.
Gatot Barata terus bergerak setiap melambaikan tangannya tenaga dahsyat keluar dari tangannya menghantam pasukan Samiri yang mendekat, akibanya puluhan pasukan Samiri di barisan terdepan terbanting mutah darah, yang kuat tenaga dalamnya terpental mundur dengan darah segar menetes dari bibirnya. Pasukan di belakang mereka terus bergerak menebas atau menusuk pasukan Samiri yang kocar kacir akibat hantaman tenaga dalam Gatot Barata. Mereka terus bergerak melingkar bergantian memberi serangan pada pasukan Samiri di barisan terdepan.
Korban di kedua belah pihak mulai berjatuhan pekik kesakitan dan jerit kematian mulai terdengar dari medan pertempuran. Taktik yang di terapkan Gatot Barata berhasil dengan sukses satu demi satu pasukan Samiri yang mendekati pasukan koto tapus roboh tak bernyawa, tumpukan mayat mereka bergeletakan dimana mana makin lama makin menggunung. Tapi banyaknya jumlah mereka seperti tak habis habisnya menyerbu bagai banjir bandang yang tak mungkin terbendung.
Melihat banyaknya musuh Ratu Mas yang telah pulih dari luka dalamnya setelah meminum pil pemberian Datuk Wirya segera maju menusuk ke jantung arena pertempuran, setiap pedangnya berkelebat kepala musuh akan terpisah dari badannya, sehingga Beberapa saat kemudian pasukan samiri sang penghapus mulai kewalahan dan terdesak mundur. Melihat Ratu Mas mengamuk tokoh top bela diri kelas dunia Zhorik si rambut api dan Amiri dari Afrika segera menghadang menghentikan amukan Ratu Mas.
Pertempuran sengit terjadi Ratu Mas yang pada dasarnya sudah terluka dalam mulai terdesak di kerubuti dia master top dunia. Jendral Alfredito yang terus mengawasi Ratu Mas yang bertempur melawan dua tokoh silat top dunia, dia makin khawatir saat gadis pujaannya mulai terdesak.
"Paman si Tajam Hulu Tembesi, ambil alih komando" teriaknya lalu melesat sangat cepat tau tau telah ada di belakang Ratu Mas.
"Allah... Allah..." teriak Amiri melihat tombak nya sudah patah terkena sabetan pedang Jendral Alfred.
"dik mas aku datang" bisik Jendral Alfredito di belakang Ratu Mas.
Ratu Mas sangat terkesan dengan ke gagah perkasaan Jendral Alfredito, mulai merasa nyaman bertempur di sisi Jendral Alfredito. Kesan Ratu Mas pada Jendral Alfredito berubah semakin kagum saat menyadari Amiri dan Zorik tak berdaya di depan Jendral Alfredito. Kekaguman ratu mas berubah menjadi simpat saat dia menyadari setiap gerakan Jendral Alfredito adalah untuk membela Ratu Mas dari seragan berbahaya yang mengancam nyawanya.
Raja Sulaiman dengan panah di tangan tetap memperhatikan gerakan Samiri, jika Samiri bergerak kedepan anak panahnya dia lepaskan seketika anak panah berubah seperti sinar biru dengan kecepatan seperti kecepatan cahaya.
"Aaaaah.... ' Samiri mengeluh dan mulai putus asa. Tidak mungkin baginya menghindari anak panah yang datang begitu cepatnya, terpaksa dia menahan dengan mengerahkan tenaga dalam penuh.
"Duaaaar... " ledakan dahsyat terdengar saat anak panah bertemu pukulan Samiri.
Samiri terbanting hingga lima langkah ke belakang, bahkan semua pasukannya yang ada di sekitar area ledakan berterbangan ke segala arah. sementara anak panah raja Sulaiman sudah berbalik kembali ke arah Raja Sulaiman kembali berbentuk anak panah dalam genggaman Raja Sulaiman.
Melihat makin banyak korban di pihaknya sementara dia selalu terhalang oleh panah Raja Sulaiman, maka dalam keputus asaannya Samiri sang penghapus mengambil inisiatif menarik mundur pasukannya.
"Mundur, ... mundurrr munduuur" teriak Samiri memberi komando.
Pasukan Samiri yang sudah terdesak mulai mencari peluang jalan untuk mengundurkan diri, kemudian melesat meninggalkan arena pertempuran tanpa peduli dengan teman mereka yang tewas atau terluka. Pasukan Raja Sulaiman terus maju menerjang membabat siapa saja dari pasukan musuh terdekat. saat pasukannya makin jauh menyerbu, Raja Sulaiman masih terus mengawasi Samiri dari ketinggian, di sampingnya Albara yang berdiri bengong tak mengerti apa yang harus di lakukan, hanya menatap dan mengikuti kemana saja Raja Sulaiman bergerak.
Saat kritis pasukannya makin memuncak di bantai pasukan Raja Sulaiman, sementara yang Selamat berhamburan tak tentu arah, bahkan banyak dari mereka meloncat kesungai hanyut tebawa arus yang deras. Samiri sang penghapus segera bersuit nyaring memanggil bantuan dari pasukan jin sekte pengikut iblis, seketika terdengar bunyi gemuruh seperti air bah kedengaran di kejauhan, tak lama kemudian ribuan jin non pengikut tuhan yang maha esa (Jin Sekte Pengikut Iblis) berdatangan memburu pasukan Raja Sulaiman.
Pasukan jin sekte pengikut iblis datang dengan ganas menyerbu pasukan Raja Sulaiman, jeritan melengking terdengar dari tentara yang tertangkap, dalam sekejap mereka telah cabik cabik hingga tak bisa di kenali lagi bentuknya.
Melihat ribuan jin Sekte Pengikut Iblis yang sangat ganas dengan rupa yang sangat menyeramkan, seperti monster yang bergerak dengan kecepatan luar biasa bagaikan segerombolan serigala memburu kelinci sebagai mangsanya, setiap mangsa yang mereka tangkap segera mereka cabik cabik hingga tewas di tempat.
Raja Sulaiman merasa ngeri melihatnya hingga dia berdoa pada tuhan "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jugapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."
Dalam sekejap lebih dari sepertiga pasukan raja sulaiman tewas dengan bentuk yang tak di kenali lagi. Raja sulaiman memberi komando supaya pasukannya mundur, detik yang sama si Tajam dari Hulu Tembesi meminta Kha Cang To Jin melindungi mereka dari amukan jin Sekte non Pengikut Tuhan Yang Maha Esa