Chereads / BABY YOU! / Chapter 21 - Al Salah Langkah

Chapter 21 - Al Salah Langkah

"Akhirnya lo kenal gue," kata Lavina sambil terkekeh pelan.

"Astaga!" Al masih merasa tidak percaya, kemudian tanpa sadar ia membawa Lavina kedalam pelukannya, tak memperdulikan sedang dimana dirinya sekarang. Yang jelas ia sangat senang karna kembali bertemu dengan teman lamanya.

"Gue bener-bener seneng bisa ketemu sama lo lagi!" ucap Al setelah melepaskan pelukannya.

Lavina terkekeh, "Ngomong-ngomong pantat gue sakit lohhh," kata Lavina dengan nada menyindir.

"Eh? Mana yang sakit? Sini gue cek," kata Al sambil membulak-balikan tubuh Lavina, meletakan punggung tangannya di keninh Lavina.

"Rajendra! Bokong gue yang sakit woy!" sebal Lavina, namun tetap tertawa.

Al pun ikut tertawa.

"Kita ke kantin yuk, sekalian nostalgia di masalalu haha," ajak Al sambil merangkul Lavina, melupakan niat awalnya yang tengah mengejar Cecil.

Sedangkan Cecil yang memang mengetahui kejadian dari awal hingga Al membawa Lavina ke kantin pun hanya bisa menatap kosong tanpa ekspresi.

****

"Jadi lo di depak dari sekolahan lama lo?" tanya Al yang di beri angguk oleh Lavina.

"Gila! Bar-bar mbaknya," canda Al sambil tertawa pelan.

"Ya gue di depak bukan salah gue lah, gue ngelakuin apa yang emang bener. Tapi malah gue di depak," raut wajah Lavina kini berubah sebal.

"Udah-udah jangan kesAl mbaknya, nih-nih minum jus osron biar adem," kata Al sambil menyodorkan gelas berisi sirup orson pada Lavina.

"Rajendra taik! Ini bukan jus pea!" kesal Lavina, namun tetap menerima gelas yang di berikan oleh Al.

"Ternyata lo masih gak berubah yah dari dulu," ujat Lavina setelah meneguk minumannya.

"Berubah? gue bukan upin-ipin Lav yang bisa berubah," kata Al yang selalu terdengar menyebalkan bagi orang lain, namun tidak untik Lavina.

Tawa Lavina kembali terdengar, membuat Al ikut tertawa. Setelah tawa mereka mereda, mereka kembali membicarakan masa-masa mereka di masa dulu, hingga lagi dan lagi tawa kembali terdengar.

Tawa bahagia bahkan terdengar tidak terpaksakan.

"Guys-guys, kacang-kacang apa yang di potong tapi tetap namanya kacang panjang?"

Al yang mendengar suara Gara pun membalikan badanya, ternyata teman-temannya dan juga Cecil tengah menempati meja yang tak jauh darinya.

Astaga Cecil! Al melupakan Cecil sejak beberapa jam yang lalu.

"Owh iya, Lav. Lo udah punya temen di sini?" tanya Al.

Lavina mengangguk, "Udah dong, bahkan banyak," ucap Lavina dengan sombong.

Al memutar bola matanya malas, "Gue tinggal lo sendiri di sini gapapa? Lo gak akan kaya anak hilang kan? Lo gak akan di gondol dedemit kan?" tanya Al memastikan.

"Rajendra geblek! Lo kira gue apaan!" kata Lavina dengan nada kesal.

"Yaudah pergi aja, gue juga kudu ke perpus. Nyari novel hehe," kata Lavina sambil berdiri dari duduknya dan berlalu pergi setelah melambaikan tangan pada Al.

Setelah Lavina pergi, Al langsung pergi ke meja yang di tempati oleh teman-temannya, tanpa basa-basi ia duduk tepat di samping Cecil yang tengah fokus dengan ponselnya.

"Kebiasaan Gak pesen makanan!" ucap Al tiba-tiba dengan nada kesal.

"Cecil lagi gak laper Al," kata Ken mewakili Cecil.

Al menatap Ken dengan tatapan tak suka.

"Astaga nyantai aja kali Al! Tuh mata sinis amat," ucap Ken saat menyadari tatapan tak suka dari Al.

"Gak laper itu cuman alesan! Jangan kebiasaan, perut lo kudu di isi Cecil!" kata Al yang kembali menjadi ibu-ibu.

"Gue emang gak laper," balas Cecil dengan nada yang masih terdengar dingin di telinga Al.

"Cecil!" panggil Al.

"Gue pengen pulang Al, gue gak enak badan," kata Cecil yang kini telah menatap Al.

Al cemas, ia meletakan punggung tangannya di kening Cecil, namun langsung di tepis secara kasar oleh Cecil.

"Ayo pulang!" ajak Cecil sambil beranjak dari tempatnya, meninggalkan Al yang masih setia duduk di tempatnya.

"Ibu gajah lagi kenapa?" tanya Gara pada Al.

"Kepo lo kaya si unyil!" balas Al dan langsung menyusul Cecil.

"Lo kenal cewek yang tadi ketawa bareng sama Al?" tanya Kareta, menatap satu persatu teman-temannya.

Gara dkk menggeleng tanda tidak tau.

"Apa itu yang jadi alesan Cecil yang jadi aneh?" tanya Ken, sedangkan Gara diam menyimak.

"Kayanya bukan deh, soalnya Cecil udah aneh kek gitu dari tadi pagi," jelas Lolita yang di setujui oleh Kareta.

Kareta dan yang lain terlihat tengah berfikir, mencari tau apa penyebab Cecil yang seperti ini, namun tidak untuk Gara.

"Jadi! Aku sama Kamu itu sebenarnya gimana?" tanya Gara yang tidak ada nyambungnya sama sekali.

Dan sukses membuat Kareta dan yang lain menatap Gara sebal.

"Goblok!" umpat Kareta dengan penuh kekesalan.

***

"Al!"

Al yang baru saja membuka pintu mobil pun kembali menutupnya saat Cecil memanggilnya.

"Kenapa?" tanya Al setelah memposisikan duduknya menjadi menghadap Cecil.

"Gue terima kesepakatan yang lo buat tempo lalu," kata Cecil yang membuat Al tersenyum senang.

Cecil memang penuh dengan kejutan.

"Maksud lo?" tanya Al, pura-pura tidak mengerti dengan yang baru saja Cecil bilang.

"Al! Lo tau maksud dari ucapan gue barusan! Gak usah pura-pura gak tau!" kata Cecil dengan raut wajah sebal.

Al tertawa, kembali di buat gemas dengan tingkah Cecil yang seperti ini.

"Akan gue buat lo jatuh cinta ke gue Kar," ucap Al sambil mengacak gemas rambut Cecil.

"Rambut gue setan!"

"Eh. Jangan ngomong kasar! Lo lagi sakit!" kata Al.

"Gak ada hubungannya pea!"

"Udah-udah, ayo turun. Lo kudu istirahat," kata Al yang kembali membuka pinti mobil, keluar dari mobil.

Sebelum turun dari mobil, Cecil menghela nafas, helaan nafas yang terdengar sangat berat dan memilik banyak maksud dan arti di dalam helaan nafas itu.

***

"Al gue pengen nginep di rumah gue," ucap Cecil tiba-tiba.

"Nginep di rumah? Ini kan rumah elo," kata Al dengan kening berkerut, sedangkan Cecil memutar bola matanya malas.

"Maksud gue, gue pengen ginep di rumah orang tua gue Al," jelas Cecil dengan gemasnnya.

"Gak boleh!" tolak Al cepat.

Kini Cecil yang keningnya berkerut, menatap Al dengan tatapan binggung.

"Itu rumah orang tua gue Al," kata Cecil.

"Iya gue tau, tapi tetep gak boleh! Lo gak boleh jauh-jauh dari gue, tar lu selingkuh!"

"Ya allah Al! gue nginep di rumah orang tua gue woy, bukan di hotel!" ucap Cecil yang benar-benar tak habis pikir dengan Al yang seperti ini.

Al memang gila, dan Cecil kembali menyesal karna mengikuti apa yang hatinya mau.

"Iya-iya! Berapa hari?" tanya Al.

"Selamanya," jawab Cecil yang membuat Al melotot.

"Gak jadi gue izinin!" ucap cepat Al, bangun dari duduknya, dan berjalan ke balkon kamarnya.

***