"Udah-udah, mending kita buang aja nih lidah daripada nanti diomelin Mama dan Papa. Nanti mereka ngira lo habis ngebunuh orang lagi." Ku anggukkan kepalaku mendengar saran Kak Angie. Kami pun membuang semua paket itu dan membersihkan darah yang ada di lantai. Setelah itu, aku memilih untuk kembali ke kamarku.
Bagaimana bisa lidah manusia berada di dalam paket? Sungguh, aku bingung harus melakukan apa. Setahuku, aku sama sekali tak memesan apapun, tapi mengapa ada kurir yang mengirimku paket? Dan anehnya lagi paket tersebut berisi lidah manusia. Kini aku ketakutan. Pikiranku mulai membayangkan hal-hal aneh. Karena tak ingin berlarut-larut, aku memilih untuk memejamkan mata dan melupakan apa yang terjadi hari ini.
***
Tok! Tok!