Arzlan mulai beranjak pergi, sudah tidak ada lagi yang perlu dia jelaskan. Memang wajar, semua orang menganggap dirinya, sebagai monster. Memang seperti itulah kehidupan yang saat ini sedang dia jalani.
"Untuk sekarang, apa bedanya! Jika memang aku yang tidak diterima memang seperti itulah kehidupanku ini!" Arzlan berjalan seraya memberikan senyuman kepada alam yang mungkin, sedang memandang sinis terhadap dirinya.
"Tunggu!" Seseorang, menghadang Arzlan.
Bukan orang lain baginya, dia adalah pemuda yang selama ini sudah menggagap Arzlan sebagai seorang pria yang memang harus dihormati.
"Tuan, aku mohon jangan tinggalkan kami di sini! Jika kami tidak bisa dipimpin oleh orang seperti Anda, maka kami yang sudah selamat ini tidak akan bisa membalas semua kebaikan yang Anda berikan!"
Pemuda tersebut, langsung berlutut begitu juga orang-orang yang mulai berdatangan, mereka langsung berlutut di hadapan Arzlan.
Mirseria, menjadi tidak enak menyaksikan semua orang itu berlutut di depan Arzlan, yang sudah dianggap sebagai monster.
"Apakah, ini pertanda kalau para roh di hutan salah dalam menilainya?" Mirseria, yang merupakan makhluk penjaga hutan, menjadi heran dengan sikap para Elf yang sudah jelas makhluk yang selama ini telah membuat mereka menderita.
Arzlan terdiam, dia bingung kenapa orang-orang tersebut ingin sekali menjadikan dirinya sebagai seorang pemimpin, padahal sudah sangat jelas kalau selama ini hanya sebuah kebencian yang selalu diterima olehnya.
"Apakah kalian tidak sadar, kalau aku adalah orang yang dari ras yang sama, membuat kalian menderita seperti ini?" Arzlan sudah tidak ingin terikat dengan orang lain, dia lebih memilih untu dibenci daripada harus disukai.
"Kami tahu, namun kami juga berhutang nyawa terhadap Anda! Jika Anda tidak ingin, menjadi pemimpin kami, maka tidak ada pilihan lain selain menyerahkan diri terhadap pihak kerajaan, karena tidak akan mungkin makhluk seperti kami bisa, menghindari kematian yang saat ini sedang berusaha mencari kami!" Pemuda itu menjelaskan dengan nada yang sangat lantang.
Dan nada bicaranya, disetujui oleh semua orang. Mereka memikirkan hal yang sama, yaitu mati atau mendapatkan pemimpin baru.
"Astaga! Semakin, repot saja urusan ini!" Arzlan menggerutu kesal, tidak disangkanya kalau memberikan perlindungan kepada para Elf, akan berujung pada kepercayaan yang begitu berlebihan.
"Tuan, kami tidak apa kalau Anda ingin pergi, asalkan di masa depan kami tetap bisa berada di bawah kepemimpinan Anda!" kata pemuda itu dengan nada tegas.
Arzlan menghela napasnya. "Baiklah! Mari kita pergi dari sini! Tidak ada gunanya, mendiami tempat jika tempat itu membenci kita!"
Semua mengangkat kepala, senyuman senang tergambar di wajah mereka. Ucapan Arzlan pertanda kalau mereka, sudah berada di bawah perlindungannya.
Angin tiba-tiba berhembus dengan sangat kencang, Mirseria menoleh ke arah pepohonan hutan.
"Uh… begitu rupanya!" Mata Mirseria terkejut, saat mendengar apa yang baru saja didengar olehnya.
Ketika Arzlan dan yang lainnya, hendak menaiki jalan yang baru saja mereka lewati, tiba-tiba di sana Mirseria sudah berdiri menghadang perjalanan mereka.
"Apalagi maumu?" Arzlan bertanya dengan nada dingin, dia merasa curiga dengan kemunculan Mierseria.
"Aku mohon maaf! Atas tindakan dari ucapanku tadi, telah membuat Anda tersinggung, begitu juga para roh yang menghuni hutan. Mereka merasa, bersalah karena telah memandang Anda dengan sebelah mata!" Mirseria menundukkan kepalanya kepada Arzlan, dengan sangat tulus.
Arzlan terdiam, kemudian berbicara, "Aku rasa, yang kau lakukan itu benar, karena aku ini adalah makhluk yang datang bersama kegelapan! Jika makhluk sepertiku mendiami, hutan ini pasti semua roh akan merasa risih, karena semakin dekat dengan kematian!"
"Saya dan para makhluk yang ada di sini sudah menyaksikan, bagaimana Anda dalam bersikap! Kami mengira kalau Anda adalah makhluk yang akan berbuat kehancuran seperti Raja Iblis, tapi ternyata kami salah, memang sang pemilik kematian sepertinya sudah mengutus Anda untuk memperbaiki dunia yang penuh dengan kesengsaraan ini! Jadi aku mohon, jadikan area ini sebagai tempat singgah Anda!" Mierseria membungkukkan tubuhnya.
Bagi Mirseria, dirinya sudah melakukan perbuatan buruk dengan menganggap Arzlan sebagai jelmaan iblis. Tindakan yang dilakukannya saat ini, masih kurang cukup untuk meminta maaf.
"Huh… kau ini sama saja, dengan mereka! Baiklah, aku akan menerima tawaran yang kau ucapkan itu, maka kami semua yang ada di sini, akan tetap tinggal di sini dan membangun peradaban baru!"
"Baik! Aku Mirseria, akan menjadi makhluk yang akan membantu Anda, dalam membangun peradaban tersebut!"
Arzlan mengangguk.
Semua bersorak gembira, ucapan tersebut pertanda kalau mereka akan menetap di sana, dan bisa memulai kehidupan baru.
***
Mirseria, menuntun semua orang masuk ke dalam hutan. Hutan di sana sangat sunyi, angin sejuk selalu berhembus.
"Entah kenapa, aku merasa merinding dengan hutan ini!" ucap dari perempuan elf.
Arzlan tidak merasakan apa-apa, tapi memang di sana ada energi yang sedang memperhatikan mereka.
"Semuanya, kalian mungkin bertanya-tanya kenapa hutan ini menghembuskan angin yang sangat dingin, itu pertanda kalau para roh sedang menyambut kedatangan kalian!" Mirseria dengan sangat bangga menjelaskan kepada semua orang.
"Roh? Apakah mereka adalah makhluk halus yang mendiami dunia ini? Aku sama sekali tidak bisa memahami apa yang dikatakan oleh perempuan ini!" Arzlan, ingin melihat seperti apa roh yang dimaksud oleh Mirseria.
Dalam beberapa saat, mereka sudah tiba di sebuah wilayah yang cukup luas. Wilayah itu, dikelilingi oleh pepohonan yang sangat besar, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai lokasi pembangunan desa atau kota.
"Tuan Arzlan!" Mirseria menghampiri Arzlan. "Di sini adalah wilayah yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat, dalam membangun perumahan! Jadi kalau Anda ingin memulai revolusi, maka dari tempat inilah!"
Arzlan melirik ke sekitar. "Memang benar, wilayah ini cukup bagus untuk dijadikan sebagai lokasi awal dari pembangunan sebuah kota besar! Namun bagaimana, jika seandainya di masa depan kalau kami akan semakin banyak? Tentunya perluasan wilayah akan dilakukan, sehingga bukan tidak mungkin para roh yang kau maksud tadi akan membenci kami semua!" Arzlan memang ingin melihat reaksi dari, Mirseria setelah mendengar ucapannya tadi.
"Tidak apa, karena para roh adalah makhluk yang bisa mendiami tanah. Jika seluruh hutan sudah ditebang bukan berarti mereka, tidak memiliki tempat tinggal!"
"Begitu rupanya!"
"Tuan tidak perlu khawatir, karena para roh dan semua makhluk yang ada di sini, sudah menerima keberadaan Anda. Dengan senang hati mereka akan membantu Anda, jika memang dibutuhkan!"
Arzlan mengangguk.
"Kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu, karena aku adalah makhluk yang menjaga wilayah ini, jadi tidak mungkin aku harus tetap berada di sini!"
"Baik!"
Mirseria, menghilang dari hadapan semua orang.
Perjalanan Arzlan dalam memulai revolusi baru saja dimulai.
___To Be Continued__