Di sisi lain, Arzlan saat ini sedang memulai pertemuan dengan beberapa orang.
"Tuan Arzlan kenapa, Anda mau mengajak kami berempat untuk berkumpul di sini?"
Empat orang yang paling dipercaya Arzlan telah berkumpul, mereka berada di dalam ruangan khusus yang memang disediakan untuk melakukan pertemuan secara khusus.
Arzlan melirik tajam ke arah mereka. "Aku ingin membicarakan hal yang penting, karena aku rasa memang sudah waktunya permasalahan ini dibicarakan!"
"Apa yang sebenarnya ingin Tuan bicarakan?" Pemuda itu semakin penasaran, dengan apa yang akan dikatakan Arzlan.
Wajahnya tampak begitu serius, sehingga mereka tahu kalau ada masalah yang cukup berat sedang dijalani oleh Arzlan.
"Aku ingin mengatakan kalau, aku akan segera melakukan perjalanan!" Ucapan tegas itu mengejutkan mereka semua.
"K-Kenapa Tuan berkata seperti itu?" Seorang pria tua yang merupakan pemimpin desa sebelumnya, angkat bicara.
Tentu saja, sangat membuat mereka menjadi penasaran kenapa Arzlan berbicara seperti itu, mereka curiga kalau Arzlan akan meninggalkan mereka, padahal sudah sangat jelas kalau Arzlan berjanji untuk tetap bersama mereka sebagai pemimpin.
"Huh…." Arzlan menghela napasnya terlebih dahulu, topik yang akan dibicarakan olehnya cukup berat sehingga dia takut kalau semua orang yang ada di sana menjadi lebih kecewa. "Aku sudah paham, kalau kalian pasti akan mempertanyakan kenapa aku berkata seperti itu! Namun perlu kalian ketahui sebelum janji aku menjadi pemimpin kalian, aku sudah bersumpah pada diriku sendiri untuk merubah dunia ini, aku akan menghukum mereka yang sudah membuat dunia ini menjadi seperti neraka, jika aku hanya diam di sini, itu sama saja aku mengingkari sumpahku sendiri! Jika disuruh memilih maka aku akan memilih untuk menjalani sumpahku itu! Tidak peduli, jika kalian akan menghalangi diriku, aku akan tetap pergi walaupun harus membuat kalian mati semua!"
Suasana menjadi hening, kata-kata yang terlontar terkesan mengintimidasi tapi sebenarnya Arzlan sendiri tidak mau melakukan hal itu, untuk memberikan pengertian memang ancaman diperlukan.
"Apakah Tuan tidak ingin menjadi pemimpin kami lagi?" Pemuda Elf, memberanikan diri untuk bertanya kepada Arzlan.
"Aku sudah memilih jalan itu sebelum kalian bertemu dengan diriku, tapi menjadi pemimpin kalian juga merupakan kewajibanku, aku sudah menyeret kalian ke dalam masalah yang mungkin akan membuat kalian tersiksa, apakah hal seperti itu masih kalian harapkan?"
Semua saling menatap, di sini mereka harus memikirkan baik-baik jawaban seperti apa yang harus diberikan.
"Tuan Arzlan, kami sudah berjanji pada diri kami sendiri! Bahwa kami, sudah tidak peduli apapun yang terjadi asalkan Anda masih tetap mau menjadi pemimpin kami!" Suara pemuda tersebut, mewakili seluruh orang yang ada di sana, tidak hanya di dalam ruangan tapi semua orang yang saat ini ada di luar.
"Begitu rupanya!" Arzlan kembali menghela napasnya. Jantungnya sedikit lebih kencang berdetak daripada biasanya, padahal dia selama ini selalu melawan monster belum pernah merasakan hal seperti itu, menurutnya lebih baik menghadapi kematian daripada harus berbicara dengan membawa beban yang cukup berat.
"Dengarkan!" Suara lantang menggelegar, keluar dari mulut Arzlan.
Semua tertegun mendengar suara tersebut.
"Aku ingin mengatakan ini sebagai pemimpin kalian, jika kalian merasa berat dengan ucapan dari diriku sebelumnya, maka aku saat ini mengatakan ini sebagai seorang pemimpin! Aku ingin, kalian menunggu diriku kembali lagi ke sini, sampai urusanku selesai! Karena aku masih memiliki misi yang harus aku selesaikan, jika aku hanya diam dan menunggu waktu di sini, maka semua yang sudah aku ucapkan sebagai sumpahku, tidak akan bisa membuat diriku menjadi tenang. Jadi aku ingin kalian semua yang ada di sini, mengerti dan memahami apa yang ingin aku lakukan! Jika kalian masih merengek dan masih, menentang apa yang aku ucapkan, maka detik ini aku tidak akan menjadi pemimpin kalian lagi!"
Seluruh penjelasan dengan nada lantang sudah terucap dari mulutnya, mereka semakin sulit untuk bisa berbicara membalas apa yang dikatakan oleh Arzlan.
"T-Tuan!" Tapi si pemuda dengan sangat berani angkat bicara. "Aku sebagai wakil dari semua orang yang ada di sini, pasti akan menunggu kedatangan Anda kembali! Kami pasti akan setia menunggu, tidak peduli berapa lama, karena saat ini pemimpin kami adalah Anda!"
Setelah berkata, semua orang mulai bertekuk lutut dengan pandangan mata turun ke bawah. Mereka sudah paham kalau ucapan Arzlan bukan hanya sekedar ucapan, jika mereka sampai kehilangan kepercayaan dari Arzlan maka sama saja mereka sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh siapapun.
Dapat dipercaya adalah suatu kehormatan yang sangat tinggi, dan jika orang lain sudah hilang kepercayaan maka selamanya mereka akan hidup di dalam bayangan perasaan bersalah.
***
Setelah pembicaraan itu, Arzlan sudah bersiap untuk melakukan perjalanan. Keempat orang tersebut, memberitahu Azlan akan pergi.
"Besok ya!" Arzlan memandang air terjun, di malam hari yang sunyi. Dia membutuhkan waktu untuk menenangkan perasaannya.
"Apakah yang Anda ucapkan tadi telah menjadi beban?" Mirseria tiba-tiba muncul di belakang Arzlan.
Arzlan menoleh, lalu berkata, "Aku hanya, sedikit merasa aneh setelah berkata lantang seperti itu!"
"Tidak apa!" Mirseria berjalan mendekati Arzlan. "Ini semua adalah tugas dan kewajiban seorang pemimpin!"
"Huh… kau sepertinya memang terlihat senang, kalau aku mendapatkan beban seperti ini!"
Senyuman yang Arzlan lihat dari wajah Mirseria, sedikit menjengkelkan.
"Oh… maaf kalau begitu! Aku tidak bermaksud untuk menyinggung dirimu!"
Mirseria sudah lama tidak menunjukkan dirinya, setelah dua bulan lalu mereka bertemu tidak pernah lagi mereka bisa saling menatap atau berbicara seperti sekarang.
"Jadi apa yang membuatmu datang malam ini menemui diriku?" Sangat paham Arzlan kalau kemunculan dari Mirseria pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya.
"Aku baru saja mendapatkan kabar kalau pasukan Raja Iblis telah menguasai bagian utara, dari Kerajaan Scaevola!" Mirseria menjelaskan dengan nada penuh kekhawatiran.
"Jadi apa pentingnya bagi diriku?" Arzlan sama sekali tidak peduli, malah menurutnya justru sangat bagus jika Scaevola mendapatkan serangan terhadap para monster.
"Bagi Tuan mungkin memang kerajaan itu sudah bersalah, tapi dengan terjadinya hal tersebut dunia akan berguncang! Kedua belah pihak kemungkinan akan bertempur hingga membuat seluruh area menjadi korban, tentu saja area ini pasti akan mereka temukan! Jika hal itu terjadi, Tuan pasti akan tahu sendiri!"
Menyipit mata Arzlan. "Apa yang kau inginkan dari diriku?"
"Tuan, aku sebagai penjaga hutan ini, aku meminta kepada Anda untuk menghalangi siapa saja yang berpotensi akan datang dang menghancurkan hutan ini! Aku mohon dengan sangat terhormat kepada Anda!" Mirseria menundukkan kepalanya, sebagai tanda kalau dirinya benar-benar serius.
Arzlan terdiam, dia memandang langit. "Tanpa kau bilang, aku pasti akan membuat semua makhluk yang merusak dunia ini akan menemui ajalnya! Jadi pasti aku akan menghabisi semua makhluk!"
Mirseria merinding mendengar ucapan Arzlan, ucapan yang penuh dengan ambisi kuat.
__To Be Continued___