Malam pukul satu dini hari pun datang, komplotan Devil Rebel akhirnya beraksi. Mereka berusaha memperluas wilayah mereka dengan cara beradu tembak dengan pihak militer, meski terlihat mudah, namun pada kenyataannya semua hal itu sangatlah sulit. Mereka harus menggeser satu persatu warga yang tinggal di dalam satu rumah, dan kemudian menjadi dua dan kemudian menjadi tiga. Itulah yang terus mereka lakukan secara bertahap.
Kata menggeser yang di maksudkan oleh Devil Rebel adalah melenyapkan nyawa mereka atau menawari mereka untuk ikut bergabung ke dalam tim Devil Rebel, hingga saat ini semua keputusan dan nyawa mereka ada di tangan orang-orang itu sendiri.
Dan tentu saja pilihan pertama tidak pernah ada yang akan mengambilnya, jika pun ada yang memilih pilihan itu, ketika satu kepala keluarga tertembak, maka anggota keluarga yang lain memilih untuk memohon agar mereka di lepaskan saja dengan jaminan mereka akan memberikan dengan senang hati rumah beserta semua isinya kepada para anggota Devil Rebel.
Sekali lagi, melakukan misi seperti itu tidaklah semudah apa yang di perkirakan dan tidak semudah apa yang di bayangkan. Karena pada dasarnya Devil Rebel berkali-kali harus berurusan dengan pihak kepolisian yang nantinya akan menciptakan sebuah pertarungan sengit antara para tentara yang diperintahkan untuk menekan mundur para pemberontak itu yang sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya melawan pihak pemerintahan.
Bahkan Devil Rebel memiliki beberapa orang yang mereka sebut dengan pasukan berani mati, karena tindakan mereka yang kala itu berlari mendekati para tentara dengan rompi bom serta tas yang berisikan bom yang nantinya akan mereka lempar, jika-jika mereka tidak sampai di tempat tujuan mereka, yaitu tempat para tentara pemerintahan berada.
…
Pertarungan itu berlangsung cukup lama dan sangat mendebarkan, karena Devil Rebel juga menggunakan beberapa warga yang sudah mereka temui sebelumnya untuk mereka jadikan sebagai sanderaan. Para sanderaaan sengaja mereka gunakan untuk memukul mundur para tentara dan pihak kepolisian yang selalu berhasil membuat mereka mundur perlahan-lahan, sehingga mereka bisa memperluas wilayah mereka sedikit demi sedikit.
Terpujilah Vernandes yang mengusulkan cara ini kepada Ron beberapa bulan yang lalu, karena pada dasarnya, usulan yang di lontarkan oleh Vernandes kepada Ron itu sangat berguna bagi mereka, dengan bukti bahwa sudah lima jam lamanya mereka melaksanakan misi dan telah berhasil memperluas wilayah sebanyak 5000 meter dari wilayah Devil Rebel yang berada di sudut wilayah pemerintahan saat itu.
"Kau hebat, Vernandes!" sebuah pujian di berikan oleh Ron kepada Vernandes yang kini tersenyum dan menoleh menatapnya yang juga menatap dirinya dengan sangat bangga, namun bertepatan dengan itu, mereka lupa satu hal.
Tentara pemerintahan juga memiliki seorang sniper yang pastinya sangat andal saat itu, dan sniper itu pun menembak Ron hingga akhirnya ia tumbang, dan mengejutkan beberapa Anggota dari Devil Rebel.
DARRR!!!
"Ught!"
Ron terkejut bukan main, tubuhnya tumbang ketika ia merasakan ngilu di bagian dada kirinya dan merasa bahwa ia baru saja di serang oleh seorang sniper yang melesatkan timah panas tepat ke Dadanya. Dengan cepat Vernandes yang berada di samping Ron pun segera menahan tubuh lelaki itu yang terhuyung ke bawah.
Bersamaan dengan itu puluhan suara tembakan pun terdengar di telinga Ron yang kini sudah merasa bahwa ia tidak lagi bisa membedakan dari mana asal suara tembakan tersebut, dan bahkan ia menoleh menatap Vernandes yang kala itu berteriak kepada para anggotanya, namun ia tidak dapat mendengar dengan jelas, apa yang di ucapkan oleh Vernandes saat itu.
…
Bersamaan dengan tumbangnya sang ketua, para tentara pun mulai menyeang mereka dengan tembakan, tidak ingin kala dari pihak pemerintah, para anggota Devil Rebel pun melawan balik dengan menembak serta melemparkan granat kepada para tentara yang juga berusaha melawannya.
"PERTAHANKAN WILAYAH!!" teriakan yang di lontarkan oleh Vernandes pun membuat satusan anggota Devil Rebel yang bersiaga di belakang pun kini berlari ke arah perbatasan depan untuk membuat sebuah tameng dari apapun yang ada di sekitarnya, truck dan juga mobil lainnya mereka gunakan, dan bahkan mereka sudah tidak memperdulikan para tawanan yang membuat mereka segera menembak mati para tawanan itu sebagai dendam karena pihak tentara sudah berani melukai sang ketua dari komplotan besar tersebut.
"Ron!!! Ron!!!" Panggilan yang di lontarkan oleh Vernandes saat itu hanya diberi lirikan mata oleh Ron yang kala itu nyaris pingsan karena kehabisan darah dan rasa sakit. Pandangan Vernandes saat ini menoleh menatap Dhan serta Julio yang datang menggunakan motor tipe viar (Motor beroda tiga yang memiliki ruang di belakangnya yang cukup luas.)
"Dhan! Bawa Ron segera ke markas, dia kekurangan banyak darah!" ucap Vernandes kepada Dhan serta Julio yang kini dengan segera membantu Vernandes mengangkat dan menaikkan Ron ke atas motor tersebut.
"Bagaimana dengan misi ini?? Apakah kita harus mundur?!" tanya Julio kepada Vernandes yang kini menggelengkan kepalanya dengan cepat,
"Biarkan aku yang memimpin mereka, kalian pergilah dan cepat obati luka Ron sebelum terlambat!" ucap Vernandes kepada Dan serta Julio yang kini mengganggukan kepalanya dan segera pergi menuju markas untuk mengobati Ron yang terluka cukup serius.
…
Malam itu Belinda tidak tertidur, ia dengan sengaja menunggu kabar dari Julio mengenai perluasan wilayah, dan begitu pun dengan Aidan yang enggan untuk tertidur yang justru masih asyik bermain dengan beberapa mainan bekas yang mereka temukan di beberapa gedung dalam wilayah Devil rebel.
Tok … tok … tok …
Sebuah ketukan yang terdengar sangat cepat saat itu pun membuat Belinda segera melirik ke arah pintu luar, dan kemudian dirinya bangkit dari duduk untuk membukakan pintu tersebut. Ketika Belinda membukakan pintu, ia melihat Dhan yang berdiri dengan baju yang berlumuran darah, hal itu tentu saja membuat Belinda terkejut dan panik di saat yang bersamaan.
"Dhan?! Apa yang terjadi pada dirimu?!!" tanya Belinda kepada Dhan yang kini menghembuskan napasnya dengan lelah, ia segera menunjuk ke arah belakang seraya berucap,
"Belinda!! Ron membutuhkan bantuan, dia terluka dan berada di ruang medis!" ucap Dan kepada Belinda yang kini terkejut mendengarnya, dengan cepat ia menganggukkan kepala dan berlari untuk menggendong Aidan untuk kemudian bersama-sama dengan Dhan pergi menuju ruang medis, karena pada dasarnya orang yang mengetahui medis dengan baik hanya Belinda seorang di dalam komplotan mereka.
…
Sesampainya Belinda, Aidan serta Dhan di ruangan Medis pun, membuat Belinda yang melihat kondisi dari Ron yang sangat mengkhawatirkan kala itu terhenyak. Melihat bagaimana Ron tengah berbaring di atas matras lantai, Belinda segera menurunkan Aidan di pojok kanan untuk kemudian segera bersiap mengobati dan menangani Ron yang terluka cukup parah.
"Apa yang terjadi?! Kenapa dia bisa tertembak seperti ini?!" tanya Belinda seraya menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan olehnya, yang kala itu dibantu oleh Dhan serta Julio. Tanpa menyadari bahwa Aidan saat ini berjalan mendekati Ron yang terbaring di sana.
"Wa … Wawawawa …" suara Aidan yang terdengar oleh mereka bertiga pun membuat ketiganya menoleh menatap pada Aidan. Julio pun segera menghampirinya untuk menjauhkannya dari Ron yang terbaring tepat di dekatnya.
Aidan menempelkan tangan kecilnya tepat pada luka Ron yang ada di dadanya yang kemudian memunculkan sebuah cahaya remang yang lembut, yang tentunya membuat Julio terhenti untuk menjauhkannya dari Ron, Belinda serta Dhan hanya mampu terdiam terpaku melihat apa yang terjadi saat ini.
"Apa yang ia lakukan?!" tanya Dhan yang pada akhirnya membuat Belinda dengan segera berlari untuk menjauhkan Aidan dengan Ron yang kini secara ajaib terbatuk dan tersadar dari kondisi tidak sadarkan dirinya.
Trang!
Tatapan Belinda, Julio serta Dhan kini menoleh menatap ke arah peluru yang terjatuh dari tangan Aidan yang kini tersenyum melihat bahwa Ron sudah terbangun, yang tentunya sangat mengejutkan ketiga orang itu.
…