Chapter 26 - Korban Perang

"!!!" Tubuh Aidan tersentak ketika ia menyadari bahwa lelaki itu sudah menghilang, dan dengan cepat muncul di sampingnya. Lelaki itu dengan segera merampas senjata yang di genggam oleh Aidan dan berbalik menodong Aidan yang kini terdiam terkejut menyadarinya.

"Jangan banyak bertingkah atau aku akan membunuhmu seperti aku membunuh mereka semua!" Ancaman yang di lontarkan oleh lelaki itu membuat Aidan terdiam, namun ia tidak berhenti berucap seolah berbicara tidak di larang oleh lelaki itu saat ini.

"Sebenarnya apa maumu?!!" Tanya Aidan kepada lelaki yang kini menghembuskan napasnya. Kemudian lelaki itu menjawab pertanyaan yang ia berikan,

"Kau."

Jawaban yang di lontarkan oleh lelaki itu, tentu saja membuat Aidan merasa bingung. Namun satu detik kemudian Aidan menyadari bahwa lelaki itu kini sedang menargetkan dirinya dan sengaja memancingnya untuk datang ke markas ini.

"Aku tidak memiliki apapun, untuk apa kau menginginkanku?!" Tanya Aidan yang membuat lelaki itu kini berjalan mendekatinya dan kemudian berucap,

"Kau juga tahu apa yang aku mau, Aidan." Ucap lelaki itu yang kembali membungkam Aidan, yang kini merasa bahwa ia ada di dalam sebuah situasi yang sangat kritis.

….

Aidan terdiam ketika lelaki itu menurunkan senjata yang ia genggam saat ini, dan kemudian menggenggam lengan Aidan yang terkejut. Aidan merasa dirinya harus tetap waspada dengan apa yang akan di lakukan oleh orang asing yang memiliki kekuatan yang cukup mengejutkan baginya saat ini.

"Kau ikut denganku sekarang, agar kau bisa mengerti kenapa aku menginginkan dirimu saat ini." Ucap lelaki itu yang tentu saja membuat Aidan merasa bahwa lelaki ini pasti akan menjebak dirinya.

"Ke mana kita akan pergi?!" Tanya Aidan dengan sedikit rasa takut dalam dirinya, sedangkan lelaki itu kini menghembuskan napasnya mendengar pertanyaan itu dan menoleh menatap Aidan dengan cukup tajam, seolah dari tatapannya memberikan sebuah perintah jika Aidan hanya harus mengikutinya dan ia akan mengerti setelahnya.

Namun, Aidan bukanlah orang yang mudah untuk di ancam seperti itu. Dengan sekuat tenaga Aidan bertahan dari pijakannya ketika lelaki itu hendak membawanya pergi dari titik sembilan saat ini.

"Aidan!" Panggil lelaki itu kepada Aidan yang masih menguatkan tubuhnya berusaha untuk menahan lelaki itu yang hendak membawanya pergi. Di saat yang bersamaan dengan itu lelaki asing tersebut menoleh ke sekitar, mendapati banyak sekali orang yang datang dari kejauhan dengan membawa senjata bersama mereka, yang membuat lelaki itu menyadari bahwa Aidan tengah mengulur waktunya saat ini. Pada akhirnya lelaki itu tidak memiliki pilihan lain selain membawa Aidan menggunakan kekuatan teleportasinya.

Wushh!!

Dan mereka berdua pun menghilang dari titik sembilan yang sudah porak poranda ketika itu.

Menceritakan tentang Lucas yang berusaha untuk memancing sang penyembuh datang ke tempat yang tengah ia pijaki saat ini.

BUMMM!!!

Lucas berhasil meledakan markas pemantau, ia dengan sengaja menyisakan satu orang yang bertugas di sana. Ia berjalan mendekati orang yang kala itu sedang terluka di bagian kedua kakinya, yang kini menatap Lucas dengan cukup ketakutan, tentu saja membuat Lucas merasa bahwa moment seperti ini harus di gunakan sebaik mungkin olehnya,

"Panggil si penyembuh itu, katakan kepadanya bahwa kau membutuhkan bantuan karena banyak yang terluka di sini." Lucas memberikan perintah kepada lelaki yang tengah ketakutan saat ini di hadapannya. Lucas menoleh kearah kanan dan kiri untuk mencari sebuah alat yang bisa ia gunakan untuk memanggil sang penyembuh, ia pun melihat ada sebuah walkie-talkie yang ada di atas sebuah meja tak jauh dari dirinya berada saat ini. Lucas mengambil walkie-talkie itu dan memberikannya pada lelaki yang tengah terluka di hadapannya.

Lelaki yang ketakutan itu mengambil benda tersebut dari tangan Lucas dan segera mengatakan seluruh hal yang tadi Lucas perintahkan padanya dengan tubuh yang bergetar ketakutan.

"MEDIS!! Kami butuh medis segera!!! Banyak yang terluka di sini!" ucap lelaki itu kepada walkie-talkie yang ia pegang saat ini, ia pun melirik pada Lucas yang masih menatapinya dengan tajam, memperhatikan jika-jika lelaki itu mengatakan hal yang tidak-tidak.

Lucas mengetahui jika medis yang di panggil orang itu tidak hanya satu orang, namun lucas tidak menginginkan banyak yang datang ke tempat itu kecuali orang yang sedang ia cari saat ini. Lucas menyipitkan kedua matanya yang akhirnya membuat sang lelaki tahu dengan jelas siapa yang ingin Lucas temui saat ini. Sehingga ia yang ketakutan itu pun pada akhirnya memanggil Aidan.

"Aidan!! Aidan!!! Aidan!!!!!" Panggil lelaki itu, yang membuat Lucas akhirnya tahu siapa nama dari orang yang dia cari saat ini, dan orang tersebut bernama Aidan.

Lucas saat ini masih menatap ke arah lelaki yang terluka itu dengan tajam, sedangkan lelaki yang mendapatkan tatapan itu merasa sangat ketakutan saat mengetahui jika Lucas bukanlah manusia biasa.

"Aku ingin tahu, apa yang telah kalian lakukan kepada para warga yang ada di luar perbatasan?? Ke mana mereka semua, Ian??" Lucas memberikan sebuah pertayaan kepada laki-laki yang ia kenali sebagai Ian itu, karena ia melihat nama tersebut yang tertempel di seragam yang ia kenakan saat ini.

Lelaki bernama Ian itu terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan dari Lucas, sehingga akhirnya Lucas pun menghilang dari tempatnya dan seketika muncul di hadapannya dengan sangat dekat. Lucas bermaksud untuk menakuti Ian yang ternyata berhasil dan terlihat sangat shock karenanya.

"Kami menjadikan mereka semua sebagai sandera untuk mengancam pemerintahan agar kami dapat memperluas wilayah kami!" Jawab Ian kepada Lucas yang merasa terkejut mendengar jawaban itu dan kemudian kembali mengajukan beberapa pertanyaan kepada laki-laki itu.

"Di mana kalian menyekap mereka semua?? Katakan padaku!" Teriak Lucas pada Ian yang terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan itu, dan hal itu tentu saja membuat Lucas merasa emosi. Ia dengan cepat menarik kerah baju Ian dan bertanya dengan penuh penekanan pada lelaki tersebut. "Di mana?!" Tanyanya dengan sebuah bentakkan, yang akhirnya membuat Ia menggerakkan tangannya dan menunjuk ke arah selatan. Membuat Lucas menoleh kea rah kiri untuk melihat tempat di mana para sandera berada.

'Aku harus mengeceknya, karena bisa saja laki-laki ini menipuku!' Itulah kalimat yang lucap ucapkan di dalam hatinya. Lucas pun melepaskan remasan tangannya pada kerah lelaki itu dan berjalan kearah salah satu jasad untuk mengambil sebuah borgol yang ada di samping jasad itu. Lucas kembali berjalan menghampiri lelaki bernama Ian itu dan memasangkan borgol tersebut padanya, mengunci lelaki itu di antara puing-puing bangunan yang telah luluh lantah tersebut.

Lucas pun merebut walkie-talkie yang di genggam oleh Ian, dan kemudian pergi dari tempat tersebut menuju tempat yang tadi lelaki itu tunjuk, yang juga katanya adalah tempat di mana mereka mengurung para sandera.

Wush!!

Lucas menjentikkan jemarinya, dan kemudian menghilang dari markas tersebut untuk pergi ke tempat para sandera, setelah ia meyakini jika orang yang bernama Aidan itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke dalam markas itu.

Syut!!

Lucas kini berdiri di sebuah tempat di mana ia melihat banyak sekali orang-orang sakit yang tidak terurus, dan bahkan ada beberapa yang sudah meninggal dengan tubuh yang sangat kurus seolah mereka tidak diberi makan sama sekali.

Kemunculan Lucas yang tiba-tiba itu tentu saja membuat mereka semua sangat terkejut, bahkan ada beberapa anak kecil yang sangat kurus itu berteriak histeris karena ketakutan. Melihat itu tentu saja Lucas merasa prihatin dengan semua itu, terutama anak-anak yang menjadi korban kekejaman Devil Rebel.

"Tenang!! Tidak apa-apa … Aku adalah orang baik!" Ucap Lucas kepada mereka semua yang mencoba menjaga jarak mereka dengan Lucas. Mereka berdiri cukup berjauhan dengan Lucas dan menatapnya dengan tatapan takut serta tidak percaya.

"Aku akan membantu kalian semua, karena kalian membutuhkan pertolongan! Aku akan menolong kalian semua, oke? Tenanglah!" Ucap Lucas kepada orang-orang itu dan menenangkan mereka semua yang ada di dalam tempat itu.

Seorang laki-laki yang terlihat cukup sehat di bandingkan dengan yang lainnya di dalam ruangan itu, melangkah kedepan dan bertanya kepada Lucas, "Siapa kau? Dari mana kau muncul?" Dan pertanyaan yang di lontarkan olehnya itu pun berhasil membuat Lucas menoleh padanya dan menjawab.

"Namaku Lucas"