Chapter 21 - Penyerangan

Kedua mata Belinda saat ini tertuju pada Ron yang tengah duduk di hadapannya, memangku Aidan yang tengah sibuk memainkan tali dari Hoodie yang digunakan oleh Ron.

Seperti biasa, Ron selalu memperhatikan Aidan dan memanjakannya. Ia bahkan tidak pernah melepaskan Aidan dari pelukan dan pangkuannya jika mereka sudah bersama seperti saat ini.

Belinda pun terdiam untuk beberapa saat, memikirkan keputusan apa yang terbaik untuk dirinya dan juga Aidan. Karena pada dasarnya jika sebuah perang dan pemberontakan terjadi maka akan menimbulkan sebuah luka bahkan kematian. Hal tersebut adalah hal yang tidak ingin di harapkan oleh Belinda terjadi kepada siapapun di antara mereka meski sebenarnya perang dan pemberontakan inilah yang di inginkan oleh Belinda. Karena hal tersebut dapat membawa kebaikan untuk Devil Rebel memperluas wilayah kekuasaan mereka.

Belinda sangat ingin sekali ikut bertarung, namun ia juga tidak bisa meninggalkan Aidan sendirian di dalam gedung ini, dan tidak mungkin juga untuknya menitipkan Aidan kepada siapapun. Karena ia tahu, jika kebanyakan anggota dari Devil Rebel di sini belum bisa menerima kehadiran Aidan. Meski Aidan hanyalah seorang anak-anak, dan sudah berada di sana selama sepuluh bulan lamanya. Tetapi hal itu tidak serta merta mengubah pemikiran mereka yang tetap menolak kehadiran anak itu.

Akhirnya dengan berat hati, Belinda pun harus merelakan kesempatan ini dan tidak ikut dalam misi memperluas wilayah mereka, hanya demi Aidan.

"Aku … aku rasa, lebih baik jika diriku tidak ikut ke dalam misi perluasan Wilayah ini, Ron … karena aku yakin jika Aidan tidak akan aman jika aku menitipkannya dan jika aku membawa dirinya." jelas Belinda kepada Ron yang saat ini mengerutkan dahinya, karena Ron sangat mengetahui sifat dan kegigihan dari Belinda untuk memperluas wilayah. Terutama dalam misi yang jarang sekali dilakukan seperti saat ini,

Ron pun semakin merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan, ia kini menatap pada Aidan yang masih focus memainkan tali yang menempel di hoodie miliknya. Sebuah ide gila pun masuk ke dalam kepala Ron, yang ia sendiri sadari jika ide ini dapat membahayakan orang-orang termasuk Aidan.

Ron pun menoleh pada Belinda dan berucap, "Tidak … menurutku lebih baik, kau dan Aidan ikut dalam misi ini, Belinda." ucap Ron kepada Belinda yang terkejut kemudian mengerutkan dahinya mendengar penjelasan itu.

"Apa kau gila?! Tidak mungkin kita membawa Aidan ke dalam misi ini, lagi pula yang kita lawan adalah tentara pemerintahan, Ron!" ucap Belinda kepada Ron, mengingatkannya jika mereka tidak melawan orang biasa. Yang membuat Ron hanya menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Belinda.

"Tidak apa, lebih baik aku di sini bersama dengan Aidan. Aku tidak mau ada yang terluka apalagi ini akan membahayakan Aidan." ucap Belinda lagi kepada Ron yang kini menggelengkan kepalanya, seolah yang diucapkan oleh Belinda adalah hal yang salah dan dia yakini tidak akan pernah terjadi.

"Tidak Belinda … Aidan akan baik-baik saja, kalian akan ikut, namun kalian ada di barisan paling belakang, dan aku akan memerintahkan pada Dhan serta yang lainnya untuk melindungi kalian berdua." ucap Ron kepada Belinda lagi, yang kemudian membuat Belinda berdiri dari duduknya seraya menggelengkan kepala dengan cukup keras, ia merasa kesal kepada Ron.

"Tidak, Ron! Aku tidak mau membahayakan Aidan, apalagi jika harus membuat repot yang lainnya, tidak apa … aku baik-baik saja. Aku akan di sini bersama dengan Aidan. Jadi kalian bisa melawan dan memperluas wilayah tanpa perlu memikirkan kondisi ku dan juga Aidan di belakang. Biarkan kami menetap di sini, karena ini akan lebih aman." jelas Belinda kepada Ron, yang pada akhirnya menghembuskan napasnya seraya tersenyum dan menganggukkkan kepala untuk menyetujui permohonan dari Belinda untuk tetap berada di dalam gedung dan tidak ikut dalam pemberontakan.

"Baiklah … aku tidak bisa memaksamu lagi, kau boleh menjaga Aidan di sini." ucap Ron kepada Belinda yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi keputusan akhir dari Ron menyetujui keinginan dari Belinda saat itu.

"Kapan kalian akan melaksanakan perluasan Wilayah ini?" tanya Belinda kepada Ron yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian melihat ke arah jam dinding yang terpasang di dinding tua yang sudah berlumut itu, yang kemudian membuat Ron pun berucap.

"Dua puluh atau tiga puluh menit dari sekarang." Itulah jawaban yang di berikan Ron kepada Belinda yang kini menoleh menatap ke arah jam dinding dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu.

"Kalau begitu, pergi dan berisaplah !" ucap Belinda kepada Ron yang kini terkekeh mendengar perintah itu, yang kemudian Ron pun menganggukkan kepalanya dan beranjak untuk memberikan Aidan kepada Belinda.

"Berharap dan berdoalah, semoga kami memenangkan wilayah itu, Belinda." ucap Ron kepada Belinda yang kini mengangguk, menanggapi ucapan dari Ron.

"Berhati-hatilah … aku akan selalu mendoakan kalian semua, pulanglah dengan selamat dan jangan sampai ada yang terluka, Ron!" ucap Belinda kepada Ron yang kini tersenyum dan kemudian menanggapi ucapan yang penuh dengan rasa kekhawatiran dari Belinda kepadanya.

"Antarlah kami ketika kami akan pergi, karena aku ingin melihat wajah Aidan saat itu agar aku bersemangat!" ucap Ron kepada Belinda yang menyetujui hal tersebut.

"Aku dan Aidan akan mengantar kalian semua sampai depan gerbang, tenanglah." ucap Belinda yang pada akhirnya membuat Ron pun mengangguk dan pergi meninggalkan Aidan dan juga Belinda untuk mempersiapkan dirinya.

Ron berjalan keluar dari ruangan Belinda untuk kemudian berjalan dengan cepat menuju ruang kamarnya, seperti yang sudah di katakan oleh Ron, jika mereka akan berangkat sekitar tiga puluh menit lagi, yang membuat dirinya tidak bisa banyak berlama-lama dan harus segera untuk mengejar keterlambatannya, karena ia yakin semua anggota Devil Rebel sudah menunggu dan sudah bersiap.

Teng!! Teng!! Teng!!

Jam menunjukkan pukul satu dini hari, dan itu merupakan sebuah waktu di mana komplotan Devil Rebel akan melancarkan aksinya. Semua anggota sudah keluar dari tempat mereka masing-masing, membawa senjata-senjata api yang tidak kalah hebatnya dengan senjata milik para tentara pemerintahan. Bersyukurlah karena banyak penjual senjata api ilegal di negeri itu, membuat mereka dengan sangat mudah bisa mendapatkannya.

Ron berdiri di depan gerbang perbatasan, bersamaan dengan Dhan, Julio serta Vernandes. Mereka berempat menunggu kedatangan ratusan anggota Devil Rebel dan juga Belinda yang seharusnya membawa Aidan seperti apa yang di katakannya pada Ron, jika mereka berdua akan mengantarkan kepergian mereka semua pada malam itu.

Dan benar saja, Belinda datang bersamaan dengan Aidan yang ajaibnya masih terjaga dan masih mengembangkan senyummannya ketika ia melihat Ron yang berdiri di kejauhan sana, yang tentu saja membuat banyak pasang mata kini menatap ke arah balita berusia sepuluh bulan itu.

"Dia tidak tertidur??" tanya Ron kepada Belinda yang menggelengkan kepalanya,

"Aku rasa dia juga mengerti jika kau akan pergi sekarang, dan ingin mengantar kalian semua pergi." ucap Belinda kepada Ron, yang akhirnya membuat Ron tersenyum menatap pada Aidan yang kini memeluk dirinya sebelum akhirnya tertawa. Hal itu membuat Ron merasa sangat senang, dan sangat bersemangat untuk melaksanakan misi dalam memperluas wilayah kali ini.

"AYO Kita rebut wilayahnya!!!" teriak Ron sengan penuh semangat yang membara kepada seluruh anggota Devil Rebel yang juga membalas seruannya dengan serempak.

"OI!!!!"

Malam itu pun menjadi saksi jika Komplotan Devil Rebel mulai beraksi.

….