Chereads / Super Planet System Behind The Moon (Versi Bahasa) / Chapter 18 - Bintang di antara para pemberontak

Chapter 18 - Bintang di antara para pemberontak

Syuut!!

Lucas kini berdiri di sebuah lokasi yang areanya terlihat sudah porak poranda, ia sedikit ragu mengenai keberadaanya saat ini. 'Apakah aku berada di wilayah Timur?' Itulah pertanyaan yang hinggap di dalam kepala Lucas, sebelum akhirnya ia berjalan untuk menghintari wilayah tersebut.

Lucas saat ini menoleh ke arah kanan dan kiri, melihat lokasi kota itu yang memang sangat sepi. Ia dapat melihat dinding-dinding bangunan yang ada di sana sudah menghitam, bau karet yang terbakar serta asap hitam yang terbawa angin membuat pandangan Lucas menjadi tidak jelas.

"Ke mana orang-orang pergi?" gumam Lucas seraya mencari keberadaan siapapun di daerah itu, atau setidaknya ia ingin mendapatkan satu tanda kehidupan. Tetapi pada kenyataannya tidak ada satu orang pun yang ia temui di area itu.

Saat Lucas menoleh ke arah kanan dan kiri, tanpa ia sadar ada sebuah peluru yang melesat ke arahnya dan menggores pipi kiri Lucas. Serempetan dari peluru itu berhasil membuat Lucas terluka.

Lucas yang terkejut pun menatap ke arah sumber dari tembakan peluru itu, dan mendapati bahwa saat ini dirinya menjadi sasaran ketika ia menyadari banyak sekali laser yang membidik tubuhnya saat ini.

"Oh, tidak." gumam Lucas kepada dirinya sendiri, dan bertepatan dengan itu ia bisa mendengar suara ledakan yang cukup keras, membuat Lucas segera menggunakan kekuatan teleportasinya untuk pergi dari posisinya menuju tempat di mana orang-orang itu menembaki dirinya.

Syutt!!

Lucas maju lima belas meter dari tempat semula ia berdiri, dan karena itu sinar laser pembidik yang berada jauh di sana pun kembali menyorot kepadanya. Hal tersebut membuat Lucas tersenyum samar, ia merasa bahwa saat ini dirinya sedang ingin bermain-main dengan orang-orang yang di sebut dengan pemberontak ini. Ya … setidaknya mengejutkan mereka tidak akan membuat mereka mati dalam seketika bukan?

DARRR!!

Suara tembakan kembali terdengar dan Lucas kembali menggunakan teleportasinya untuk menghindari peluru-peluru yang melesat ke arahnya itu.

Syuutt!!

Lucas kembali muncul di jarak lima belas meter dari tempatnya yang semula, dan lagi-lagi membuat para pembidik yang berada jauh di sana kembali menargetkan dirinya, dan bahkan tidak hanya dengan senjata kecil atau shootgun, kini mereka menggunakan bazoka untuk melumpuhkan Lucas. Beruntung, Lucas mengetahuinya dan kembali menghilang untuk akhirnya muncul di hadapan salah satu dari orang-orang yang menembaki dirinya tadi.

"What??? dari mana kau datang?!" tanya lelaki itu yang kini menodongkan pistol kepada Lucas. Lucas pun menatap pada salah satu lelaki yang ada di sisi lain dari mereka yang kini sedang berusaha untuk menghubungi komandan tim mereka, yang membuat Lucas mengerutkan dahinya dan berpikir jika ia pun harus menemui si komandan itu.

DARR!!

Suara tembakan terdengar menggelegar dari dalam markas yang berada di tembok atas bangunan itu layaknya menara penjaga dan pengawasan.

(menceritakan tentang seorang lelaki yang hidup sebagai seseorang yang sangat berharga di dalam sebuah kelompok pemberontak yang ia sebut sebagai rumah dan keluarga.)

Suatu waktu, ketika musim dingin tiba. Sebuah komplotan bersenjata tengah bersiaga di dalam markas yang sudah terlihat akan roboh sewaktu-waktu jika mereka lengah sedikit saja. Itu adalah sebuah bangunan tua yang sudah rapuh dan sudah tidak di huni lagi oleh pemiliknya yang pada akhirnya mereka jadikan sebagai tempat tinggal untuk bertahan hidup sekaligus memberontak pada pihak pemerintah yang tidak mereka sukai.

Seorang lelaki dengan tubuh kekarnya kini berjalan menghintari bangunan tersebut, dan setiap ia melewati orang-orang yang tengah berjaga di beberapa titik pengawasan, orang-orang yang tengah berjaga itu langsung saja memberikan hormat kepada lelaki bertubuh tegap tersebut. Dari sana lah siapapun akan mengetahui jika lelaki bertubuh kekar dengan jaket kulit yang di pakai olehnya itu adalah seorang pemimpin dari komplotan tersebut.

Lelaki itu memiliki nama Ron, dia adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dan segala tindakan yang akan dilakukan oleh komplotan itu, semuanya berasal dari dirinya.

Tatapan Ron kini terangkat menatap ke arah langit gelap yang kala itu menunjukan ada dua belas bintang yang jatuh secara bersamaan. Dan tentu saja hal itu menjadi hal yang sangat jarang terjadi, bukan hanya Ron yang kini sedang menatap kedua belas bintang jatuh itu, namun mereka semua yang ada di dalam gedung dan kota itu pun menyaksikannya.

Kedua mata Ron seketika terbelalak kaget ketika ia menyadari bahwa salah satu bintang yang terjatuh itu melesat ke arah mereka, yang membuat mereka semua segera berlari ketakutan, sedangkan Ron hanya merundukkan kepalanya.

SYUUTTT!!!

BUUMMM!!!!

Gedung itu bergetar ketika sebuah dentuman yang cukup keras terdengar di telinga mereka, namun tidak ada satu pun ledakan atau pegas yang di timbulkan oleh bintang tersebut, yang tentu saja menjadi sebuah tanda tanya bagi Ron dan anggota pemberontak yang lainnya.

"Ron!!!" sebuah panggilan yang di lontarkan oleh salah satu dari anak yang berada di dalam komplotan itu, membuat Ron kini menoleh menatapnya yang berlari menghampiri Ron yang tengah beridiri terdiam menatap asap yang di timbul karena bintang yang terjatuh itu bergesekan dengan gedung mereka. Untunglah bintang tersebut jatuh menghantam tanah, dan bukan gedung yang tengah mereka singgahi saat ini.

"Kita harus mengeceknya!" Ron berucap kepada tiga orang yang saat ini sedang berdiri di hadapannya, yang kemudian mereka saling melontarkan tatapan satu sama lain sebelum akhirnya menganggukkan kepala mereka secara bersamaan.

Ron berjalan bersama dengan tiga anggotanya yang mengikuti langkahnya, namun mereka berjalan beberapa langkah di belakang Ron yang saat ini berjalan terlebih dahulu. Ketiga orang itu adalah orang-orang yang penakut, setelah sebelumnya mereka merasa ragu untuk mendekati bintang yang jatuh itu.

"Apakah tidak kita biarkan saja Ron?? aku khawatir jika itu bukan bintang biasa." ucap lelaki bertubuh kurus dan tinggi yang kini membuat Ron menoleh menatapnya. Lelaki itu tampak terkejut ketika Ron menoleh dan menatapnya dengan cukup tajam, seolah Ron tidak ingin jika keinginannya itu di abaikan.

"Aku ingin kau yang mengeceknya secara langsung sendirian Dan!" ucap Ron kepada Dan, lelaki bertubuh kurus dan tinggi itu yang kemudian secara tiba-tiba memegang kepalanya sendiri dan terjatuh tak sadarkan diri. Hal itu membuat kedua temannya yang melihat tingkah laku Dan hanya bisa menggelengkan kepala mereka menanggapi tindakannya yang sangat pengecut tersebut.

Tidak mau ambil pusing, Ron yang saat ini menggelengkan kepala melihat tingkah laku Dan pun akhirnya berjalan mendekati Bintang tersebut yang jaraknya sekitar enam hingga tujuh meter dari tempat mereka berdiri saat ini.

"Ron … berhati-hati lah." itulah kata yang diucapkan oleh salah satu lelaki bertubuh tambun kepada Ron yang kini menganggukkan kepalanya dan berjalan semakin mendekati lokasi bintang jatuh itu.

Dahi Ron mengerut ketika ia melihat bukan sebuah batuan asteroid yang ia temukan, tetapi saat ini ia melihat seorang bayi yang sedang tertidur dengan lelap dengan menggenggam sebuah gulungan kertas dan sehelai kain yang menutupi tubuhnya. Tentu saja hal itu mengejutkan bagi Ron dan tidak bisa masuk di akal.

"Ron … apa yang kau dapatkan? Ada apa di sana?" dua buah pertanyaan yang di lontarkan oleh anggotanya itu sama sekali tidak di hiraukan oleh Ron yang kini menggendong bayi mungil tersebut. Dan ketika dirinya berjalan mendekati ketiga orang anggotanya tersebut, ketiga orang itu terkejut melihat bayi yang ada dalam gendongan Ron saat ini.

Bagaimana bisa seorang bayi jatuh dari langit bak sebuah bintang yang jatuh? Itulah pertanyaan yang ada di dalam kepala mereka saat melihat bayi yang sedang tertidur pulas itu.