Chereads / Tetanggaku Yang Seram / Chapter 40 - Pertikaian Dua Pria

Chapter 40 - Pertikaian Dua Pria

Felix dan Carlos saling memandang. Kedua pria itu memasang raut wajah tidak suka.

"Boleh aku masuk ke dalam?" tanya Carlos.

"Mau apa datang kemari?" Felix bertanya balik.

"Tentu saja aku ingin bertemu dengan Alice, masa iya mau bertemu denganmu?" sengut Carlos.

"Kalau begitu tidak boleh! Sebaiknya kamu pulang saja!" ujar Felix.

"Hei, Felix! Memangnya kau ini siapa? Berani mengusirku! Memangnya kamu yang punya rumah ini?!" protes Carlos.

Felix mendengus kesal seraya memalingkan wajah dari pria itu.

"Sudah, awas minggir!" sergah Carlos seraya menabrak tubuh Felix dengan kasar.

Tentu saja pria itu tak terima dan dia menarik belakang kemeja Carlos.

"Hei! Kenapa kau menarikku!?" tanya Carlos dengan nada tinggi penuh emosi.

"Makanya jangan masuk!" jawab Felix ketus.

"Ini rumahnya Bella! Dan dia kakak iparku! Bukan rumahmu, Felix!"

"Cih! Mantan Kakak Ipar, maksudmu?"

"Kenapa kamu bicara begitu? Kamu iri, ya?" Carlos mendorong bagian dada Felix.

"Kau berani kasar, ya?" tukas Felix dengan  raut sinis.

Carlos malah semakin tertantang mendengar ucapan Felix. Sepertinya dia ini sudah mulai memasang genderang perang.

"Iya! Kenapa? Kamu takut kalau berkelahi melawanku?" tanya Carlos.

"Hei! Apa maksudmu!" Felix yang juga mulai tersulut emosi mendorong tubuh Carlos, hingga pria itu pun nyaris terjatuh.

"Sial!" umpat Carlos.

Mereka sama-sama menyimpan sebuah kebencian satu sama lain. Dan mungkin hari ini juga saatnya bagi mereka untuk meluapkan kebencian itu.

Namun sayangnya.

Ketika keduanya saling baku hantam, Bella malah datang menghampiri.

"Felix, Carlos! Kalian sedang apa?" tanya Bella.

Keduanya berhenti sejenak lalu saling memandang.

"Bella, aku tadi sedang—" Carlos memotong ucapan Felix.

"Ah, Bella! Bolehkah aku masuk?" tanya Carlos.

Bella menganggukkan kepalanya seraya menatap keduanya dengan heran.

Wanita itu tahu jika baru saja ada pertikaian di antara kedua pria yang ada di hadapannya ini.

Sementara itu Carlos malah sudah masuk ke dalam rumah dengan santainya.

Tampak Alice yang sedang asik  makan bersama kedua keponakannya.

"Wah, kalian sedang makan siang, ya?" sapa Carlos dengan ramah.

Diana segera berlari mendekati Carlos.

"Wah, Paman Carlos!" ucapnya, lalu dia memeluk pria itu dengan hangat.

Sejak dulu, Diana memang sangat akrab dengan Carlos, gadis itu sering menghabiskan waktu, dengan berjalan-jalan bersama dengan Carlos.

Lain halnya dengan Daniel, anak lelaki itu mulai menjaga jarak setelah ia tahu bahwa  bibi dan pamannya sudah bercerai. Daniel juga sudah tahu jika penyebab perceraian mereka karena perselingkuhan  yang dilakukan Carlos bersama sahabat dari Alice.

Sehingga anak lelaki itu tak lagi menyukai sosok paman yang dulu menurutnya sangat baik. Perlakuan  Carlos terhadap Alice, membuat Daniel menganggap Carlos sebagai pria yang jahat.

Melihat kedatangan Carlos, Alice pun juga tak bersemangat.

Dia merasa pria itu hanya akan mengusik hari indahnya.

"Bibi, kalau tidak nyaman lebih baik ke kamar saja," ujar Daniel.

"Daniel, kau memang sangat memahami  bibimu ini," Alice tersenyum samar seraya mengusap rambut bocah lelaki berusia 11 tahun ini.

Kemudian Alice berdiri dari meja makan, tanpa menghabiskan sisa makanan di piringnya.

"Bilang, kalau bibi sedang mengantuk dan tidak bisa diganggu," bisik Alice pada Daniel.

"Siap!" Daniel mengacungkan ibu jarinya kepada Alice.

"Bagus!" Alice pun masuk ke dalam kamar, dan menutup pintu kamar dengan kasar.

Hingga terdengar suara benturan pintu yang membuat seisi rumah tersentak.

"Eh, Alice!" panggil Carlos, dia handak mengejar wanita itu  namun Daniel berusaha  menghalanginya.

"Bibiku sedang tidak bisa diganggu, Paman! Dia bilang sedang mengantuk!" kata Daniel dengan nada bicara agak ketus.

Felix hampir tertawa mendengar celotehan bocah lelaki itu.  Setidaknya meski Diana masih menyukai Carlos, tetapi Daniel sudah membenci Carlos.

"Tapi—" Daniel memotong perkataan Carlos.

"Paman, tolong jangan ganggu bibiku lagi! Atau aku akan mengusir, Paman!" bentak Daniel.

Bella sampai syok mendengar putranya yang berbicara kasar.

"Daniel, tidak sopan berbicara dengan nada tinggi pada orang yang lebih tua," bisik Bella di telinga putranya.

"Biarkan saja!" jawabnya dengan ketus, kemudian anak lelaki itu pun juga pergi meninggalkan ruang makan.

"Daniel! Kau mau kemana, Nak?"

"Aku mau ke kamar, Bu! Aku mendadak kenyang!" jawab Daniel.

Anak itu juga masuk ke dalam kamarnya, dan menutup pintu dengan kasar.

Lagi-lagi mereka tersentak karena bunyi daun pintu yang terbentur.

"Ah, yasudah ayo duduk. Kita makan siang bersama, aku sudah lelah memasak, sayang juga kalau tidak dihabiskan," tukas Bella.

Kemudian Felix dan Carlos pun mau tidak mau menuruti ajakan Bella.

Karena mereka merasa tidak enak kepada Bella.

Berkat ulah mereka pula suasana meja makan menjadi tidak nyaman.

Terutama Carlos, mungkin kalau dia tidak datang, Alice dan Daniel akan tetap melanjutkan makan siangnya dan tidak masuk ke dalam kamar.

Namun Carlos tak ada pilihan lain, dia tetap datang  agar bisa bertemu dengan Alice. Serta dia tidak rela jika Felix merebut Alice darinya.

Semakin sering ia menemui Alice, maka semakin kecil pula kesempatan Felix untuk merebut Alice darinya.

"Paman Carlos! Ayo duduk di sebalahku!" suruh Diana sambil tersenyum manis.

"Ah, baiklah, Tuan Putri!" jawab Carlos membalas senyuman gadis itu.

Sedangkan  Felix mencibirkan mulutnya menatap Carlos.

'Sok akrab!' batin Felix.

Kemudian mereka semua  duduk, kursi ruang makan kembali terisi penuh, meski Alice dan Daniel tidak  berada di tempat.

"Bella, masakanmu tidak berubah ... masih enak seperti dulu," puji Carlos.

"Terima kasih, Carlos," sahut Bella.

Lagi-lagi Felix mencibir ucapkan Carlos.

'Cih, sok akrab!' kalimat yang sama dalam batinnya.

"Aku jadi teringat saat aku dan Alice sering berkunjung ke rumahmu dulu, kau selalu menjamu kami dengan masakanmu yang lezat ini," tukas Carlos. Pria itu sepertinya memang sengaja ingin membuat Felix kesal.

"Yasudah, ayo dihabiskan," suruh Bella.

Mereka berempat mulai menikmati makan siang hasil masakan Bella. Diam-diam Felix dan Carlos saling memandamg dengan sinis. Mereka seakan ingin berkelahi saat itu pula.

Akan tetapi mereka berusaha untuk menahan perkelahian itu.

Tentu saja karena perasan tidak enak mereka pada Bella.

*****

Usai makan siang di rumah Bella, Carlos pun langsung pulang ke rumahnya.

Niat hati bisa mengobrol bersama Alice, nyatanya malah gagal total. Dan semua itu karena keberadaan Felix di rumah itu.

"Loh, kenapa pintu rumahku sudah terbuka?" Carlos tampak heran.

Tak lama seorang wanita cantik dan seksi keluar dari dalam rumahnya.

"Carol?"

"Hai, Carlos, darimana saja kamu?" tanya Caroline.

"Aku ...." Carlos terdiam sesaat, dan dia ragu untuk berkata jujur kepada Caroline, bahwa dia baru saja dari rumah Bella untuk menemui Alice.

"Ah, ayo masuk!" ajak Caroline menarik tangan Carlos masuk ke dalam rumah.

To be continued