Chereads / The Sun and The Curse / Chapter 9 - Five days in Thianshui.

Chapter 9 - Five days in Thianshui.

Shan Mi menutupi matanya saat bibir milik Fei Ong menjulur tepat mengarah. Berani di hadapan semua orang, bahkan anak kecil pun mulai terpelangah.

"Hei!!!"

Teriakan Zhi Yang melengking.

Fei Ong menghentikan tindakannya yang begitu nakal, sedangkan Shan Mi pun dikagetkan dengan teriakan keras Zhi Yang.

Keduanya terhenti, lalu perlahan melirik ke arah Zhi Yang dan semua orang.

"Kau tidak lihat di sini ada anak kecil?!"

Zhi Yang mendongakkan dagunya ke samping kiri.

Dua bocah cilik termangau sambil mengedipkan matanya berkali-kali ke arah Fei Ong dan Shan Mi bersamaan.

"Aiiish, kau ini kenapa? Aduh!!" gerutu Shan Mi mendorongkan tubuh Fei Ong menjauhi dirinya.

Rasa kesal dan memalukan kini ditampakkan di depan raut Shan Mi. Langkahnya mulai mengguyur halaman dengan melirik wajah Zhi Yang sedang menahan tawa. Shan Mi menutupi dirinya hingga meninggalkan semua orang menuju luar pagar berkayu.

Zhi Yang mengacungkan jemari peringatan kepada Fei Ong dengan wajah gelinya. Ia pun segera mengejar sosok Shan Mi yang berusaha menghilangkan rasa malu menuju hutan berbukitan.

Zhi Yang mulai mencari keberadaan Shan Mi ke seluruh hutan yang tak jauh dari sana. Shan Mi terus mendaki bukit menuju aliran sungai hulu yang terletak di bawah bukit. Dengan gesit, ia pun mengikuti langkah pelarian Shan Mi.

"Bibi Shan Mi."

Zhi Yang menatap lurus ke arahnya.

Shan Mi terhenti sesaat, tetapi malah melanjutkan langkahnya kembali menuju ujung bukit. Zhi Yang terus mengikuti hingga tiba di tepi sungai.

Shan Mi menduduki posisi duduk di tepi sungai di atas berbatuan besar yang menjulang memanjang luas. Zhi Yang menghampiri dirinya, menduduki tepat di samping Shan Mi.

"Hei, kau malu?"

Raut Zhi Yang menahan tawa.

"Hm," singkat Shan Mi melempari batu ke aliran sungai.

Keduanya terdiam dan saling tidak menyahut. Zhi Yang berkeliling melihat aliran sungai yang mengalir dengan tenangnya.

Ia pun berdiri sambil bersedekap tangan.

"Andai air itu berhenti. Apa yang akan kau lakukan?" Zhi Yang lagi-lagi bertanya.

"Uh, jangan tanya yang aneh-aneh, Nona!" gerutu Shan Mi mengeluh.

"Aku bermimpi pernah mati sesaat," ungkap Zhi Yang mencoba menenangkan hati si pelayannya.

Namun, sikap si pelayan sudah layaknya angggota keluarga baginya. Di sisi pelayan, Shan Mi lebih mengenal dirinya daripada orang lain.

"Aku hidup menjadi wanita yang memiliki penyakit mematikan. Tidak ada obat dan hidupku bahkan tidak lama lagi," ungkapnya memejamkan mata.

Tiba-tiba, suasana menjadi bersitegang ketika Zhi Yang mulai menceritakan mimpi itu. Akan tetapi, Shan Mi memang tak pernah percaya dengan yang ia bicarakan.

"Mimpikah?" Shan Mi penasaran.

"Bagiku, ini sangat nyata," sebut Zhi Yang membukakan matanya.

Melirik wajah Zhi Yang lalu memperhatikannya, dirinya membungkuk menatap tepat wajah Shan Mi. "Kuingatkan sekali lagi! Kembali dan bekerjalah dengan giat! Aku akan kembali ke kota Chang'an untuk mencari kesalahan yang ada pada kedua orang tuaku," usulnya.

"Dan cerita mimpiku tadi, kau tidak akan pernah memahaminya," sebutnya beranjak menegakkan tubuhnya untuk beranjak.

Shan Mi terkinjat ketika Zhi Yang tiba-tiba memutuskan untuk memijakkan kakinya menuju kota Chang'an kembali. Namun, hendak menolak dari raut Shan Mi kepadanya.

Zhi Yang tak memperdulikan apa pun yang terjadi padanya kali ini. Ia pun meninggalkan posisi Shan Mi seorang diri sambil berdiri termangu di atas hulu sungai. Zhi Yang pun melirik sambil melambai ke arahnya.

"Sampai nanti!" pamitnya.

Zhi Yang kembali berjalan menuju kepulangan dengan wajah cerianya. Dari balik punggungnya, terlihat Shan Mi berlari untuk mencegahnya melakukan kepergiannya.

"Nona!" cegahnya mengacungkan kedua tangan di balik punggung Zhi Yang.

Zhi Yang menatap kebingungan ke arah Shan Mi dengan aksi pencegahannya. Dengan perlahan, ia pun meraih ke salah satu tangan Shan Mi yang berusaha mencegah dirinya untuk melakukan rencana dirinya sendiri.

"Aku akan meminta Dai Ang menemaniku."

Zhi Yang berbisik menaikkan alisnya berkali-kali.

Zhi Yang yang sempat mengerang, kemudian mengendurkan kembali tangan Shan Mi. Melemparinya dengan senyuman terhangat untuk mengakhiri semua percakapan.

Zhi Yang pun pergi melanjutkan langkahnya menyusuri jalan pulang. Shan Mi menoleh dengan perlahan, menganga lebar.

***

Di balik hutan dan bukit yang tinggi. Di atas lantai rumah yang memperlihatkan pemandangan desa. Sosok pria tampan itu menunggu kehadiran dari seorang pengawalnya.

Seorang pria membawa pedang memasuki gerbang, membungkukkan tubuhnya ke hadapan dirinya.

Si pria tampan itu merundukkan pandangan dengan perlahan.

Si pengawal itu pun memasuki rumah untuk menghampiri si pria tampan.

"Tuan Zhao Yang," sapa si pengawal.

Sosok pria tampan itu rupanya pria yang pernah menjadi sosok teman bagi Zhi Yang. Akan tetapi, dirinya masih sama-sama belum mengetahui kalau wanita tadi adalah sosok Zhi Yang.

"Aku tidak menemukan gadis di sana, tetapi aku jelas melihat dia memasuki area tersebut." Si pengawal, Jing Mi itu menjelaskan.

Zhao Yang menganggukkan kepala perlahan, lalu memalingkan kembali tatapan memperhatikan keindahan pemandangan hijaunya pedesaan tersebut.

"Setelah lima hari di Thianshui, kita akan kembali ke kota Chang'an," putus dari Zhao Yang.

Kedua tangannya bersila di balik punggung saling mendekap denagn ketenangannya. Zhao Yang membalikkan badannya sembari memperhatikan bahwa Jing Mi masih berada di balik punggungnya.

Ia pun berhenti sembari memiringkan pandangan ke arah Jing Mi.

"Aku ingin ke Kuil."

Zhao Yang mengambil keputusan

"Baik, Tuan!" sahut Jing Mi mengangguk pelan dengan membungkuk hormat.

"Hm, sepertinya aku masih belum pernah menemukan gadis kecil itu," gumam Zhao Yang menuruni anak tangga.

Jing Mi tetap mengikuti langkah sang tuannya menuju kepergian menuju kuil yang ingin ia tujukan. Keduanya menyusuri jalanan melewati beberapa perumahan serta hutan kecil perbatasan.

Dilihat bukit yang sangat tinggi sudah terlihat dari ujung penglihatan.

"Kita hampir sampai, Tuan," sebut Jing Mi.

"Hm, ayo!" sahut Zhao Yang meneruskan langkahnya.

Zhao Yang terus melewati jalanan berpasir dengan tanah usang dan agak bertandus. Tiba-tiba, langkah Jing Mi berhenti ketika telinganya mendengar sesuatu dari balik punggungnya.

"Tuan," bisiknya.

Zhao Yang pun mulai merasakan hal yang sama didengarkan oleh Jing Mi. Dengan santai, Zhao Yang pun kembali melanjutkan langkahnya. Satu sisi jalanan yang luas, Zhao Yang menghentikan langkahnya sambil memperhatikan raut Jing Mi sambil mengangguk pelan.

"Hm," sahut Zhao Yang.

Keduanya memisahkan diri, bersembunyi di balik semak.

Kemudian, keluarlah para komplotan asing membawa pedang menyusuri keduanya.

Zhao Yang menyembunyikan dirinya di balik batu. Namun, sosok pria yang datang cukup mengetahui dirinya berada.

"Hahaha, mau lari ke mana kau?"

Ucapan dari salah pria berpedang.

Jing Mi pun mendekati Zhao Yang ketika hendak menjauhi sang tuannya. Dalam situasi tegang, keduanya dikelilingi oleh para pria aneh dengan pedang sebanyak lima orang. Dengan wajah sangar begitu menyeramkan.

Setelah baca wajib taruh ke dalam rak!

Direview juga dong ceritanya biar seru-seruan gitu!

Jangan lupa ikuti IG :@rossy_stories.

Nantikan bab selanjutnya yang banyak kejutan. Terima kasih.