DOR!
DOR!
DOR!
Dan Sean langsung membunuh tiga orang lainnya, sama nasibnya dengan laki-laki yang ia tembak pertama. "Bahkan alasan mu membuat ku tidak berselera untuk membunuh dengan siksaan." Ia berkata sambil mendengus. Tatapannya kembali datar, ia adalah pembunuh yang sama sekali tidak ingin tau apa saja yang targetnya alami. Mau punya keluarga, punya kekasih atau orang terpenting lainnya, pasti jika markas besar sudah menargatkan orang tersebut, sudah jelas ada pelanggaran berat yang di pikulnya.
Geo menyaksikan kembali hal itu, terlihat sangat pahit di pandangannya. "Kita akan bertarung, Sean. Aku menantang mu untuk tidak menggunakkan pistol, bagaimana?"
…
"Hah-haah-hahhh."
Terdengar napas yang terengah-engah dari kedua laki-laki yang baru saja bertarung dengan tangan kosong. Yang mengambil alih situasi saat ini adalah Sean, dengan Geo yang tampak sudut bibirnya sobek dan memperlihatkan darah segar yang keluar dari ujung bibirnya itu.