Erica menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ia tidak habis pikir ternyata kekasihnya yang bernotabene sangar dan tidak ada rasa kemanusiaan memiliki bawahan yang seperti itu.
"Terimakasih sekali lagi, Theo."
"T-tidak masalah, Nona." Daritadi Theo berbicara dengan suara yang bergetar karena dirinya yang sekarang benar-benar ketakutan.
"Jika kamu takut ketinggian, lain kali lawan rasa takut mu karena jika tidak, maka tidak ada peningkatan." Erica memberikan saran. Setelah itu, ia fokus mengambil napas dan menghembuskannya dengan perlahan untuk membuat perasaannya lebih tenang. "Aku sudah bisa mengendalikan perasaan ku berkat mu, sekarang ku harap kau juga mempertimbangkan saran dari ku."
…
"Lakukan sebisa kalian, bala bantuan pengobatan akan datang kesini."