Dua minggu kemudian...
Sudah dua minggu sejak Adriana tinggal di rumah ibunya. Dia menjalankan toko milik keluarganya dan meminta ibunya untuk tinggal di rumah untuk menjaga Evan. Namun, terkadang putranya itu ikut ke toko karena letaknya tidak jauh dari rumah. Amanda yang masih kuliah terkadang membantunya saat sedang libur.
Adriana pun meminta Mark untuk segera mengurus proses perceraian mereka. Meski sang suami keberatan, terpaksa menyetujuinya karena desakan ibunya dan Maura.
Margareth malah senang melihat Mark menjalin hubungan dengan Maura. Tentu saja wanita paruh baya itu setuju, karena Maura adalah gadis berprestasi dan berasal dari keluarga terkenal dan kaya raya, berbeda dengan Adriana yang hanya gadis sederhana yang tidak lulus kuliah dan berasal dari keluarga pas-pasan.
Dave kesal karena sejak Adriana mengajak Evan pergi, Maura selalu datang. Sikapnya yang berlagak seperti seorang ratu, membuatnya malas berada di rumah. Dia pun memutuskan untuk berlibur ke luar negeri bersama teman-temannya.
____
Hari ini tepatnya jam 8, Aldriana berangkat ke toko. Dia memakai celana jeans biru yang dipadukan dengan kaos putih dan memakai topi yang sengaja dia pakai menghadap ke belakang. Ibu muda itu terlihat lebih santai dan tomboy.
Adriana berjalan menuju toko dengan suasana yang lebih damai dan tenang, bahkan senyum ramahnya pada orang-orang di sekitar kompleksnya seolah-olah menunjukkan bahwa dia telah menjalani kehidupan yang baru, nyaman dan bahagia. Berpisah dari Mark sepertinya membuatnya merasa bebas. Tentu saja, karena dia juga tidak harus menerima cemoohan dari ibu mertuanya yang seperti macan.
Saat sedang asik berjalan, langkah Adriana terhenti saat sebuah mobil berhenti di sampingnya. Dia menghela nafas kasar ketika pemilik mobil keluar dan tersenyum padanya.
"Adriana," kata Zach sambil tersenyum ke arah Adriana yang terlihat lebih fresh.
"Hem," sahut Adriana malas
"Kamu mau pergi?" tanya Zach
"Ke toko," jawab Adriana.
"Oh, sekarang kamu yang menjalankan toko?" tanya Zach yang selama ini tahu kalau keluarga Adriana punya toko yang tidak terlalu besar.
Adriana hanya mengangguk, lalu membuang muka. Dia melihat suasana pinggir jalan yang ditanami pohon palem dengan rapi.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat bersama," kata Zach sambil membuka pintu mobil.
"Ha ha ha ... aku hanya perlu menempuh jarak 50 meter,, tidak perlu naik mobil mu." Adriana terkekeh. Karena tokonya tidak jauh dan Zach memberinya tumpangan. Apakah pria itu lupa bahwa tokonya tidak jauh dari rumah?
"Hem. Bukankah itu lebih baik ... kamu bisa menghemat energi?" Zach bersandar pada body samping mobil Jeep-nya.
"Aku jalan kaki saja karena sambil membakar kalori, karena jalan pagi itu sehat, kata Adriana lalu melanjutkan langkahnya..
"Hem... kamu benar. Kalau begitu aku ikut denganmu." Zach mengikuti Adriana.
Adriana segera berhenti, menghela nafas saat dia berbalik menghadap pada pria yang mengikutinya.itu. "Memangnya kamu mau ke mana, Zach?" tanyanya malas.
"Aku mau ke studio foto temanku, kebetulan lewat sini," jawab Zach dengan alis terangkat.
"Kalau begitu pergilah, jangan ikut denganku!" seru Adriana, lalu kembali berjalan.
"Aku ingin mengobrol denganmu sebentar saja." Zach terus mengikuti Adriana.
"Aku sibuk, Zach. Mobil barang akan datang, kita bicara lain kali saja." Adriana berjalan lagi dengan langkah yang lebih cepat meninggalkan pria itu begitu saja. dia enggan berbicara dengannya untuk waktu yang lama, karena takut terbawa perasaan.
Saat wanita yang dia ajak bicara terus menghindar, Zach kembali ke mobil dan mengemudi. Dia melewati Adriana yang masih berjalan kemudian berhenti sejenak dan membuka jendela mobilnya. Pria itu melambaikan tangannya sambil tersenyum pada wanita itu, lalu pergi begitu saja.
'Berhentilah menggodaku, Zach,' batin Adriana sambil terus berjalan. Entah kenapa, sangat sulit baginya untuk menghindari pria yang sepertinya datang dengan sengaja dengan tujuan yang tidak jelas itu.
Sesampainya di toko, Adriana langsung membuka rolling door berwarna merah, lalu menyapu halaman.Di halaman tokonya itu terdapat pohon Cherry yang agak besar dan setiap hari daunnya gugur, membuat halaman jadi kotor dan harus disapu setiap hari.
.
Di toko itu, biasanya ada pegawai laki-laki yang akan membantunya, tapi pagi ini belum juga datang. Setelah menyapu, Adriana segera menyibukkan diri dengan memeriksa barang-barang dagangannya.
----
Sebuah mobil box berwarna putih memasuki halaman toko Adriana. itu adalah mobil yang membawa barang untuk dijual di tokonya.
"Astaga… ada satu pegawai saja yang tidak jelas di mana!" gerutu Adriana kesal sambil berjalan menghampiri pemilik mobil tersebut.
"Turunkan saja di sini!" seru Adriana, menunjuk ke arah teras toko.
Pemilik mobil adalah seorang pria tampan dengan rambut yang disisir rapi dan memiliki rahang halus tanpa brewok. Dia langsung meminta pegawai yang ikut dengannya untuk menurunkan barang ke tempat yang ditunjuk oleh Adriana.
"Apa kamu karyawan baru?" tanya pria itu. Dia terus menatap Adriana yang sedang fokus mencatat barang-barang yang diturunkan dari mobilnya.
"Tidak, sekarang aku yang menjalankan toko ini," jawab Adriana tanpa menoleh atau menatap pria itu.
"Namaku Andreas." pria itu mengulurkan tangannya pada Adriana.
"Aku Adriana," Adriana menyapa Bryan sejenak lalu langsung pergi.
"Apa kamu di sini sendirian?" tanya Andreas, celingukan melihat sekeliling, melirik ke dalam toko dan sekeliling.
"Ya, karyawan ku belum datang," kata Adriana.
"Senang berkenalan dengan mu."
Andreas terus memperhatikan Adriana, meskipun wanita itu acuh padanya. Mungkinkah dia tertarik? Jika demikian, Adriana hanya akan mengabaikannya karena dia masih bosan dengan yang namanya cinta.
____
Setelah barang diturunkan, Adriana langsung menghitung harga dengan Andreas. Bahkan selama menghitung pun, pria itu tidak pernah mengalihkan pandangannya padanya, membuatnya merasa tidak nyaman dan segera membayarnya supaya segera pergi
"Apa kamu punya kekasih?" tanya Andreas sambil mengambil uang Adriana.
"Aku sudah menikah dan punya anak," kata Adriana jujur.
Andreas pun mengangguk mengerti lalu segera pergi dengan ekspresi tidak suka. Mungkin dia kecewa karena wanita yang dilihatnya tadi sudah menikah. Dia tidak tahu bahwa wanita itu akan bercerai.
'Apa semua pria akan seperti itu ketika mereka melihat seorang wanita baru dikenal? bertanya tentang asmara dan terus menatap. Apa dia pikir aku baik-baik saja dengan itu?' pikir Adriana sambil menatap Andreas yang masuk ke dalam mobil, lalu segera mengemudikannya.
Setelah Andreas pergi dengan mobil box nya, Adriana duduk di kursi. Dia menghela napas kasar menatap tumpukan kardus dan karung beras yang harus dipindahkan ke dalam toko.
"Huh! Apa aku harus memindahkan semua itu sendiri?" Adriana berdecak kesal. Dia segera merogoh sakunya mengambil ponselnya, lalu mencoba untuk memanggil pegawainya yang bernama Bryan.
Berkali-kali Adriana menghubungi Bryan, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Ibu muda itu mendengus kesal dan memutuskan untuk memindahkan sendiri barang-barang itu ke dalam toko sendirian.
"Aku harus tenang, mungkin tidak akan terlalu melelahkan jika pelan-pelan," pikirnya sambil mulai mengangkat barang-barangnya selagi tidak ada pelanggan yang datang.
----
"Mama...!" teriak Evan saat melihat ibunya sedang sibuk mengangkat barang.
Adriana yang melihat anaknya datang, tersenyum dan langsung memasukkan kardus tersebut ke dalam toko. Setelah itu dia segera mendekati anak yang langsung yang langsung memeluknya. .
"Apa kamu tidak akan kuliah hari ini, Amanda?" tanya Adriana saat melihat adik perempuannya menemani putranya. ibu muda itu segera menggendong anaknya dan mencium pipi tembemnya.
"Tidak, Kak," kata Amanda, lalu duduk di kursi. "Aku baru ingat, dosenku tidak hadir hari ini."
Amanda terlihat sangat cantik dengan gaya yang sederhana. banyak pria ingin menjadikannya kekasih. Namun, gadis ini tidak seperti Adriana yang ingin berpacaran di usia muda. Dia lebih memikirkan hobi dan kuliahnya. Hobinya adalah menyanyi dan bermain gitar.
"Kamu kebetulan datang, Amanda. Bantu aku memindahkan barang-barang ini, Bryan entah ke mana tidak datang dan tidak memberiku kabar apapun!" Adriana berdecak kesal dan memanfaatkan kedatangan Amanda untuk membantunya.
Amanda mengangguk setuju, lalu melirik keponakannya yang kini duduk di kursi kasir dan bertanya, "tapi siapa yang akan menjaga Evan, aku khawatir dia akan lari ke jalan?"
Adriana menjentikkan jarinya, "Gampang. aku akan mengajak dia untuk masuk dan memutar lagu anak-anak di Youtube. dia pasti tidak akan lari kemana-mana. "
"Ide yang bagus." Amanda tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
Adriana langsung mengajak Evan masuk ke dalam toko, lalu memutar video lagu anak-anak di Youtube. putranya itu dengan senang hati menonton. Setelah itu, Adriana segera ke depan dan mulai mengangkat barang-barang bersama Amanda. Hemm, sepertinya dia harus mulai bekerja keras dan membiasakan dirinya hidup dalam kesulitan karena sebelumnya dia bersama Mark hidup dalam kemewahan.