Chereads / Love, Jerk, and Affair (Indonesia) / Chapter 28 - Pria mendekat

Chapter 28 - Pria mendekat

Zach memotret model cantik dan seksi yang mengenakan gaun sebatas lutut dengan bagian atas dadanya yang terlihat. Namun, model itu sama sekali tidak menarik baginya. Apalagi sejak dia bertemu lagi dengan Adriana, dia semakin tidak tertarik dengan gadis manapun karena dia tidak bisa menghilangkan bayangan Adriana dari benaknya.

Setelah selesai dengan kewajibannya, Zach duduk sambil minum kopi bersama temannya di sebuah kafe. Di sana, dia tidak sengaja melihat Mark dengan seorang gadis cantik duduk bermesraan seperti sepasang kekasih. Dia melihat mereka makan, saling menyuapi dan tampak tertawa bahagia.

'Apa ini alasan Mark dan Adriana bercerai?' Zach berpikir sambil melihat dua sejoli itu dari kejauhan.

"Zach," temannya yang bernam Robby memanggil.

"Hmm" ucap Zaky.

"Kenapa kamu malah melamun?" Robby bertanya sambil melirik aneh pada Zach.

"Tidak, aku hanya melihat seseorang," jawab Zach tanpa menoleh. Tatapannya tetap pada Mark dan gadis itu.

Robby mencari apa yang dilihat temannya dan bertanya, "Siapa yang kamu lihat?"

"Mereka," Zach menunjuk wanita yang bersama Mark.

"Oh, dia Maura," kata Robin setelah melihat wanita yang ditunjuk Zach.

"Jadi, namanya Maura?" Zach bertanya, lalu menyesap kopinya lagi.

"Ya, dia adalah putri pemilik kafe ini," jawab Robby sambil memperhatikan gerak-gerik Maura dan Mark. "Dia adalah seorang pianis ulung yang baru saja kembali dari Jerman."

"Oh ...." Zach menghela nafas dan kembali memikirkan Adriana. "Baiklah, aku pergi dulu," lanjutnya sambil bangkit dari kursi.

"Kamu mau ke mana, fotonya belum selesai diedit?" tanya Robby

"Aku hanya pergi sebentar dan aku akan kembali setelah makan siang," jawab Zach sambil berjalan keluar dari kafe menuju mobilnya. Dia segera mengemudikannya menuju toko Adriana.

"Jadi, Mark selingkuh? Kenapa kamu selalu mendapatkan pria yang tidak setia padamu, Adriana? Dulu, Jack selingkuh, dan sekarang Mark ..."

Zach mengemudi sambil merutuki nasib Adriana. Dia selalu memikirkannya, apalagi, dia telah melihatnya mulai bekerja di toko, toko yang menghidupi keluarganya setelah ayahnya meninggal.

Setelah 15 menit mengemudi, Zach sampai di halaman toko Adriana. Dia menyipitkan matanya ketika dia melihat dua wanita cantik sibuk mengangkat barang-barang ke dalam toko. Pria itu segera turun dari mobilnya dan menghampiri mereka.

"Sepertinya kalian butuh bantuan," gumam Zach sambil menatap Adriana yang terlihat lelah.

"Kenapa kamu ke sini lagi?" tanya Adriana sambil berjalan ke lemari pendingin, kemudian membukanya. Dia mengambil minuman bersoda dan segera meminumnya.

"Entahlah ... aku juga tidak tahu mengapa

selalu ingin datang ke sini," kata Zach dengan resah.

"Kak. Aku akan mengantar Evan pulang. Sepertinya dia ngantuk," kata Amanda sambil menggendong keponakannya. Terkadang dia melirik Zach yang baru datang.

"Iya Amanda. Buatkan susu untuknya, setelah itu dia pasti tidur nyenyak,"seru Andriana mengingatkan tentang kebiasaan yang membuat Evan cepat tidur. Dia mendekati adiknya dan putranya dan kemudian mencium putranya dengan gemas

"Jangan nakal, mama di sini untuk bekerja. Jangan ganggu nenek dan aunty. Oke?" Adriana menasihati Evan sebelum pulang. Anak itu hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Baiklah kalau begitu, aku pulang," ucap Amanda lalu berjalan sambil menggendong Evan menuju keluar area toko.

"Adikmu semakin cantik," gumam Zach saat melihat Amanda berjalan semakin jauh.

"Tentu saja karena dia semakin pandai dalam memperbaiki penampilannya," kata Adriana lalu melanjutkan aktivitasnya mengangkat karung beras ukuran 10 kg.

"Kamu juga terlihat lebih baik daripada ketika kamu tinggal bersama Mark." Zach mendekati Adriana dan membantu mengangkat barang-barang itu.

Adriana mengangguk, membenarkan kata-kata Zach karena dia merasa lebih baik sekarang.

"Aku melihatnya dengan seorang gadis tadi," kata Zach, mulai menyebutkan apa yang dilihatnya di kafe tadi.

Adriana menghentikan apa yang dia lakukan dan menarik napas dalam-dalam. Dia baru saja bisa mencoba melupakan suaminya, tetapi Zach bahkan kembali untuk membicarakannya, mengatakan bahwa dia bersama gadis lain. 'Gadis itu pasti Maura,' pikirnya.

"Aku berusaha untuk tidak mengingatnya, Zach. kenapa kamu malah membicarakan tentang dia?" tanya Adriana dengan lesu.

Zach tidak menjawab tapi malah bertanya, "Apa gadis itu alasan kalian berdua bercerai?"

"Ya, aku yang minta cerai," kata Adriana sambil mengangkat karung terakhir. Keringat telah membasahi dahi dan area pelipis. Hari ini dia bekerja keras dan mulai lelah.

"Mengapa? bukankah kamu mencintai Mark, lalu kenapa kamu tidak mencoba bertahan? apa kamu tidak kasihan pada Evan?" Zach malah menghujani Adriana dengan pertanyaan. huh, tidakkah dia menyadari betapa kesal dan lelahnya Adriana?

"Aku tidak punya pilihan, Zach. Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku dengan seseorang yang tidak mencintaiku? Aku mulai diabaikan dan dia kembali ke kekasih lamanya. Dia mendapatkan cintanya kembali, itu sebabnya aku mundur. Dan mengenai Evan, Mark masih bisa bertemu dengannya kapan saja meskipun kami bercerai," jelas Adriana.

Setelah selesai, Adriana duduk di kursi kasir. Dia mengingat kembali saat Mark bertengkar dengan Dave dan mendengar fakta bahwa suaminya tidak pernah mencintainya. pria itu mengaku meninggalkan kota tetapi nyatanya malah berselingkuh dengan Maura.

Zach mendekati Adriana, lalu duduk di kursi tepat di sampingnya. "Kenapa kamu selalu kalah? kamu juga tersingkir dari perselingkuhan Jack dan Irina?"

Adriana menghela napas. "Aku tidak tahu, mungkin takdirku memang buruk."

Adriana merasa gusar dan lelah. dia mengusap wajahnya lalu menyibakkan rambutnya karena merasa gerah. Meski gerah, sweaty, wanita itu tetap terlihat cantik. Membuat Zach terus menatapnya dengan senyum kagum. Hmm, apakah dia akan menjadi pria yang siap menjadi pasangan Adriana setelah resmi menceraikan Mark?

"Kamu harus lebih berhati-hati dalam memilih seorang pria. Harus terlihat baik, harus mencintaimu dan Evan dengan tulus." Zach menasihati Adriana.

"Kamu selalu menceramahiku, padahal kamu belum menemukan cintamu sampai sekarang," gurau Adriana sambil tersenyum sinis pada Zach. pria itu selalu menyuruhnya untuk mencari pasangan yang baik, tetapi dia bahkan belum mendapatkan seorang gadis untuk dinikahi.

"Andai kamu bukan mantan Jack," gumam Zach begitu pelan tapi Adriana bisa mendengarnya.

'Kenapa jika aku mantan Jack?' Adriana berpikir sambil melirik Zach. dia muak dengan kepengecutannya yang selalu menggunakan Jack sebagai alasan. Jika cinta harus berjuang? Bahkan tidak takut atau merasa tidak nyaman karena masa lalu.

"Lebih baik kamu pergi, aku ingin menutup toko dan segera pulang!" seru adriana karena Zach sedang melamun dan dia juga tidak ingin berlama-lama dengannya atau akan membawa kembali perasaan cinta yang telah ada padanya di masa lalu.

Dia segera bangkit dan hendak menutup pintu rolling.

Merasa diusir, Zach segera berjalan kembali ke mobilnya dengan ekspresi kecewa. 'Entah aku bisa menyukai gadis lain atau tidak karena hanya kamu yang ada di hatiku. Tapi aku takut bayangan Jack akan mengganggu hubungan kita jika kamu mau bersamaku,' pikirnya.

***

Di tempat lain, Dave sedang duduk santai di gazebo sambil menatap pemandangan pantai di depannya. Dia sedang berlibur bersama teman-temannya. Namun, saat ini sendirian, sementara temannya sedang berselancar.

Dave menatapi ponselnya yang menunjukkan foto Adriana sedang duduk di taman sambil mengawasi Evan yang sedang bermain. Dia sengaja mengambil foto tersebut dari media sosial milik Adriana. Pria itu menyunggingkan senyum di bibirnya saat mengingat wanita yang notabene adalah istri kakaknya itu.

'Bagaimana jika kamu resmi bercerai dari Mark? apa akan ada kesempatan bagiku untuk memilikimu, Adriana? Aku bisa membuatmu dan Evan bahagia juga,' pikirnya sambil terus menatap foto itu.

.