Chapter 20 - dua puluh

"Kenapa Mi?"

Di sini dia sekarang di salah satu festival kuniler yang ada di jantung kota London, makanan di sini super enak, ya walaupun bukan makanan ASIA setidaknya lidah mereka masih bisa merasakan dan mencerna segala makanan itu dengan baik.

"Gak, lo makan aja"

"Udah habis Mi, eh makan itu yuk enak kayaknya"

"Boleh"

Mereka berkeliling mencari berbagai makanan yang menggugah selera, tapi seakan tak tertarik Bumi tak mau mencicipi apapun yang Ayumi berikan kepadanya, karena pikirannya masih tertuju kepada Tasya, apa dia harus kembali ke rumah sakit atau tidak sama sekali.

"Mi lo kenapa deh?"

"Ah gak apa-apa, gue lagi banyak pikiran aja"

Ayumi membalikan posisi kursi rodanya menghadap Bumi dan itu sontak membuat Bumi cemas dia kira kursi roda gadis itu terlepas dari genggamannya.

"Lo kalau ada masalah bilang aja Mi, gue mana tau bisa bantu"

"Gak ada sih"

"Masalah cewe yang lo suka itu? Ada apa?"

Bumi bahkan tak sekalipun memikirkan Senja, hanya saja kata-kata Elang tentang siapa yang menganiaya Senja waktu itu adalah Tasya sedikit mengganggunya, iya karena dia terlibat dalam penghancuran barang bukti demi menyelamatkan Tasya.

Kalau dia membenci Tasya kenapa dia menyelamatkan wanita itu.

"Lo kenapa sih?"

"Kita pulang ya, gue lagi banyak pikiran soalnya"

"Oh ya udah, kalau lo mau cerita gue siap kok dengerin"

"Oke"

Dengan berat hati Ayumi menuruti keinginan Bumi, karena memang jika dia tetap menahan laki-laki itu semuanya akan menjadi runyam.

Sepanjang perjalanan Bumi hanya diam, ya mereka tak melakukan hal gila yang bahkan setiap saat tak pernah absen dalam setiap pertemuan mereka, kali ini berbeda, entahlah Bumi agak sedikit bingung, apakah masalahnya terlalu besar?, pikir Ayumi.

"Kalau gue udah lumayan lega, gue bakal ajak lo jalan-jalan lagi ya Yum"

Ayumi memaksakan senyumnya, ya padahal dia ingin berjalan-jalan hari ini karena besok dan lusa dia akan sibuk dengan terapinya, toh festival itu hanya diadakan hari ini dan besok saja, kalau menunggu Bumi selesai dengan masalahnya, kapan lagi? Semua sudah keburu selesai.

"Oke Mi"

Jawaban pasrah itu menjadi senjata andalan, namun Ayumi harus memberi Bumi waktu untuk semua masalahnya, menabrak dirinya dan bertanggung jawab atas segala kesusahan yang diakibatkan oleh patah kaki ini tidak serta merta membuat Ayumi menjadikan Bumi sebagai pembantunya setiap saat, kesalahan Bumi bahkan sudah dia tebus dengan baik, 15 jam bersama setiap harinya Ayumi rasa sudah cukup membantu.

Bumi mendorong kursi roda Ayumi memasuki lift dari basement bawah, dorm gadis itu masih sepi mungkin karena Keera yang masih kerja paruh waktu, itu artinya Ayumi harus puas dengan berbaring di kasur, mungkin dengan beberapa cemilan.

"Tiati ya Mi"

"Lo yang hati-hati, gue balik dulu, Keera bentar lagi selesai kok"

"Hmm"

Rumah sakit, ya hanya itu yang ada di otaknya kali ini, Tasya gadis malang yang dinikahinya dua bulan lalu, sekarang sukses membuatnya kelimpungan.

🔺🔻🔺

"Sya, lo kok sampe gini banget sih Sya, dulu perasaan lo kuat banget, tapi kok malah kesiksa kayak gini"

Tasya tersenyum di balik oksigen yang menempel di mulutnya, ya diapun bahkan tidak tau apa yang sebenarnya dia rasakan saat ini, menjadi lemah karena cintanya sendiri, lucu sekali.

"Ini masalah gue ya Bang, please kalau gue gak minta tolong jangan lo tolongin ya, gue takut Bumi bakal marah sama gue"

"Gue salah udah relain lo buat Bumi Sya"

Perkataan itu cukup membuat gadis itu memejamkan matanya, ya satu hal yang tidak siapapun tau, jika Agung adalah kekasihnya selama berada di korea, mereka bertemu di aplikasi pencarian jodoh yang iseng Tasya download dan mainkan, dan Agung juga berulang kali ke Korea untuk menemuinya, tapi harus berakhir kala Tasya datang ke Indonesia dan melihat jika Elang adalah sahabat dari Agung, ya cinta lama yang belum selesai antara Tasya dan Elang membuat hubungannya dengan Agung menjadi rumit.

Tapi Kenyataan yang ada Tasya tak pernah mencintai Agung, tak sekalipun.

"Udah gak usah di bahas lagi, kita kan udah selesai"

"Ya gue tau, cuma rasanya gak adil aja, gue berusaha selalu ada buat lo, tapi Bumi?, bahkan dia nyakitin lo Sya"

"Bang, ini masalah rumah tangga gue, please lo jangan ikut campur ya"

"Hmm, ini handphone lo, gue udah selipin kartu nama gue di balik softcasenya, please hapalin nomor gue jadi kalau lo gak mau save pun seenggaknya lo hafal nomor gue biar dalam keadaan darurat sekalipun lo bisa hubungin gue buat minta tolong" Ucap Agung khawatir.

"Iya"

Senyuman tulus dari Tasya sedikit membuatnya lega, Agung menggenggam tangan Tasya lembut namun di tepis langsung oleh wanita itu, karena sekali lagi dia sudah memiliki suami.

"Ya udah gue balik takut Bumi dateng"

"Makasi Bang"

Namun sial, Bumi melihat dengan jelas Agung keluar dari ruang rawat sang istri, dia buru-buru masuk ke dalam sana dan membuka pintu dengan amarah.

"Astaghfirullah Mi, bisa pelan-pelan gak?"

"Apa lo bilang? Pelan-pelan? Ngapain lo sama Agung?"

Tasya membulatkan matanya terkejut dari mana Bumi tau jika ada Agung di sini.

"Oh, lo jual diri berapa sama Agung sampai dia dateng kemari, lo ngapain aja sama dia?, dasar cewe murahan, mau aja dikunjungi sama laki-laki yang bukan mahram lo, eh cewe gak bener, inget lo udah punya suami, jangan apa-apa lo gampangin aja, lo pikir lo bisa gitu ketemu sama cowo sembarangan selain dari ijin gue, Agung emang temen gue, tapi gue gak ijinin lo ketemu sama dia, ngerti gak lo?" Ucap Bumi menggebu-gebu.

Namun Tasya hanya tersenyum miris, kata-kata cewe murahan dan cewe tidak benar itu berputar bak kaset rusak di otaknya, apa yang Bumi inginkan darinya, kenapa dia menyakitinya secara verbal dan terus menerus, padahal Agung tak melakukan apapun kepadanya, tapi tuduhan Bumi seakan dia melakukan tindakan asusila dengan laki-laki yang Bumi patenkan sebagai sahabatnya itu.

"Demi Allah mi gue gak ngapa-ngapain, dia bilang dia liat lo keluar dari ruangan ini, dan dia penasaran siap yang di rawat, eh ternyata gue, ya udah dia kesini.

"Cih, sekali cewe murahan ya murahan, mau lo bela diri lo pun lo tetep penggoda"

Hatinya bak di tusuk busur panah, sakit sekali rasanya di tuduh yang bahkan hal tidak benar oleh suami sendiri, Kenapa dia tidak boleh berhubungan dengan siapa saja tapi Bumi malah boleh merawat wanita yang dia kenal karena Bumi menabraknya 1 bulan lalu, bahkan sampai tengah malam, dan memilih menelantarkan dia yang notabenenya adalah istri sahnya.