London.
Dua minggu berlalu, tak lagi ada sosok Bumi di sekitarnya, laki-laki yang baru bersikap baik kepadanya itu, hilang lenyap entah kemana, tak satupun pesan yang Bumi balas, tak satupun panggilan yang Bumi angkat, entahlah.
Setelah menjalani beberapa treatmen pengobatan, akhirnya Tasya kembali bisa makan dengan baik, ya gigi palsu yang harga entah berapa ini sudah terpasang di gusinya, memang bukan secara permanen tapi membantunya untuk melanjutkan kehidupan.
"Bumi gak dateng Bang?"
"Dateng"
"Serius lo"
"Iya, gak percayaan amat dah"
"Ya kan kemaren-kemaren lo bilang dia dateng Bang, tapi kenyataannya gak, apa dia sibuk ya?"
"Sibuk trading maksud lo Sya? Gue juga trading kali tapi gak se lebay dia deh"
"Kan beda group, kali aja group dia lebih gencer gitu Bang"
"Tau deh gak paham gue"
Percakapan mereka terhenti kala Bumi datang dengan beberapa cup coffee di tangannya.
Tasya tersenyum ke arahnya, dan Bumi membalas, ingat Bumi membalasnya.